Jumat, 13 Mei 2016

Kerajaan Saudi wahabi salafi Larang Umat Islam Republik Islam Iran Laksanakan Haji 2016.. ????? Begitulah mereka setelah "Tidak Mampu" menyelenggarakan Haji, tapi tidak mau di "Ganti" sama kami Bangsa Indonesia..!!!!


SALAFYNEWS.COM, TEHERAN — Eksekusi mati terhadap ulama Syiah Syekh Nimr Al-Nimr berbuntut panjang. Dilaporkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini tidak akan diikuti oleh warga Muslim asal Iran. Hal ini terjadi di tengah ketegangan diplomatik kedua negara akibat eksekusi mati ulama Syiah itu awal tahun ini serta konflik di Timur Tengah.
Menurut kantor berita Iran, IRNA yang dikutip Reuters, Kamis (12/5), Saudi dan Iran tidak mencapai kesepakatan soal penyelenggaraan ibadah haji menyusul putusnya hubungan diplomatik kedua negara. Menteri Budaya dan Bimbingan Islam Iran Ali Jannati
“Tidak ada kesepakatan yang disetuju dan sekarang sudah terlambat,” kata Jannati yang menyalahkan Saudi atas hal ini. Menurut Jannati, pemerintah Saudi menolak proposal mereka soal “keamanan, transportasi dan penerbitan visa bagi jemaah haji asal Iran.”
Sejak hubungan diplomatik kedua negara terputus awal tahun ini, pihak Saudi mengatakan bahwa Iran harus mendaftarkan jemaah haji mereka melalui kedutaan besar Arab Saudi di negara lain. Sementara Iran meminta agar jemaah haji mereka didaftarkan melalui Kedutaan Besar Swiss di Teheran, yang selama ini mengurusi kepentingan Saudi di Iran sejak pemerintah Riyadh menutup kantor perwakilan.
Menurut Jannati, hal inilah yang membuat perundingan mandek. “Pemerintah Saudi mengatakan jemaah haji Iran harus mendapatkan visa Saudi melalui negara ketiga karena perwakilan Riyadh ditutup di Iran,” kata Jannati.
Jannati juga mengatakan bahwa mereka “khawatir akan keamanan jemaah asal Iran selama pelaksaan ibadah haji” dan pembicaraan mengenai hal ini masih berlanjut. Kekhawatiran ini muncul menyusul insiden haji tahun lalu, saat itu lebih dari 2.000 jemaah tewas dalam tragedi di Mina, lebih dari 400 korban adalah warga Iran. Data resmi dari Saudi menunjukkan korban tewas lebih dari 700 orang.
Kementerian Haji Arab Saudi dalam pernyataannya mengatakan bahwa Iran “menolak menandatangani perjanjian sebagai finalisasi persiapan haji tahun ini dan memaksakan kehendak mereka” dalam pertemuan pada bulan lalu.
Diberitakan Al Arabiya, Saudi juga mengatakan bahwa mereka menyambut semua Muslim “dari seluruh negara-negara Arab dan Islam, negara dengan Muslim minoritas, di dunia untuk pergi haji”. Saudi menegaskan, pemerintah Iran adalah pihak yang bertanggung jawab jika warganya tidak bisa menunaikan ibadah yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam tersebut.
“Negara yang melarang hak warganya [untuk menunaikan haji] akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan Tuhan dan seluruh dunia,” ujar pernyataan Saudi.
Perkara haji ini adalah satu dampak dari memburuknya hubungan diplomatik Saudi-Iran. Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah muncul gelombang protes awal tahun ini usai eksekusi mati ulama Syiah atas kasus terorisme. Protes berujung anarki dengan penyerangan Kedubes Saudi di Teheran.
Pemerintah Presiden Iran Hassan Rouhani membantah terlibat dalam protes tersebut, mengatakan bahwa kekerasan itu dilakukan oleh pihak lain.
Arab Saudi juga bersitegang dengan Iran dalam konflik Timur Tengah. Saudi yang memegang paham Sunni Wahabi menuding Iran sebagai negara Syiah telah memicu konflik sektarian dengan mendukung pemberontak Houthi di Yaman dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Saudi juga berang atas tudingan buruknya perencanaan haji oleh Iran terkait tragedi di Mina dan jatuhnya crane di Masjidl Haram yang menewaskan lebih dari 100 orang. Iran mendesak agar pelaksanaan haji dilakukan oleh badan independen, bukan oleh Saudi. Desakan ini diacuhkan oleh pemerintah Saudi.
Ini bukan kali pertama warga Iran tidak mengikuti ibadah haji. Tahun 1988 dan 1989 Iran juga tidak mengirim jemaah haji sebagai protes atas tewasnya 402 jemaah Iran dalam kerusuhan dalam pelaksanaan haji tahun 1987. Saat itu, jemaah haji Iran memicu kerusuhan dengan menggelar demonstrasi menentang pemerintahan Kerajaan Saudi. Iran menuding polisi Saudi menembaki warga mereka dengan senapan mesin.
Boikot haji oleh Iran kala itu juga terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik. Saudi saat itu mengecam Iran yang kerap memicu kekerasan di Timur Tengah dan penyerangan kapal di Teluk Persia. (SFA/CNN) / http://www.salafynews.com/kerajaan-saudi-larang-umat-islam-iran-laksanakan-haji-2016.html

Hasan Nasrallah: Barat dan Kelompok Takfiri Tak Ingin Lihat Umat Islam Bersatu

Sekjen Hizbullah
SALAFYNEWS.COM, LEBANON – Hassan Nasrallah, sekretaris jenderal gerakan perlawanan Hizbullah, mengatakan AS dan sekutunya telah menternak Takfirisme dan kelompok teroris barbar di kawasan untuk mematahkan semangat perlawanan anti-Israel.
Hari ini, AS, Israel, dan Barat memiliki masalah besar, yang disebut dengan sumbu perlawanan, yang diwujudkan di Iran dan Suriah, serta gerakan perlawanan di Libanon dan Palestina, Nasrallah mengatakan dalam sebuah pidato pada hari Kamis (12/05). (Baca: Ini Janji Hizbullah Hadapi Tekanan Saudi dan AS)
Dia menyalahkan AS atas kebangkitan kelompok teroris ISIS, dan mengatakan Washington menggunakan kelompok Takfiri untuk mengejar agenda mereka sendiri di kawasan.
Nasrallah juga mengutuk serangan bom mematikan ISIS yang telah merenggut lebih dari 90 nyawa di ibukota Irak, Baghdad, selama 48 jam terakhir.
Sekjen Hizbullah menggambarkan kegiatan teror ISIS sebagai perilaku barbar, dan mengatakan kelompok Takfiri membalas dendam terhadap orang-orang dan melakukan pemboman serta agresi setiap kali mengalami kekalahan di Suriah, Irak atau Lebanon. (Baca: Ulama ASWAJA Lebanon Jelaskan Fakta Siapa Hizbullah dan Sepak Terjangnya?)
“Ketika ISIS menghadapi kekalahan di Palmyra, mereka menyerang Damaskus, dan ketika kehilangan wilayah di pegunungan timur, mereka membalas di Dahiyeh, Lebanon, tegas Sekjen Hizbullah.
ISIS bangga membunuh para wanita dan anak-anak, Nasrallah menekankan.
Di tempat lain dalam sambutannya, Nasrallah mengatakan Barat memiliki masalah dengan gerakan dan orang-orang yang menolak pendudukan Israel di Palestina serta hegemoni asing di kawasan.
Mereka tidak ingin melihat umat Islam kuat dan bersatu, tambahnya.
Nasrallah juga mengecam keras kepada media-media perlawanan, dan mengatakan upaya tersebut untuk menahan suara perlawanan kami, sementara media teroris menikmati kebebasan dalam kampanye propaganda mereka. (SFA) / http://www.salafynews.com/hasan-nasrallah-barat-dan-kelompok-takfiri-tak-ingin-lihat-umat-islam-bersatu.html

Pesta Mewah Pangeran Saudi dengan Para Model dan Artis di New York

bin fahd-di caprio
SALAFYNEWS.COM, NEW YORK – Pangeran-pangeran kaya Saudi terkenal gemar habiskan uang untuk foya-foya dan keliling luar negeri. Kabar terbaru menyebut Pangeran Arab Saudi, Abdul Aziz bin Fahd yang terkenal kaya menggelar pesta dengan menyewa fasilitas boling mewah di New York, Amerika Serikat (AS). Ratusan model perempuan dan selebriti bergabung dalam pesta itu.
Pesta berlangsung di fasilitas boling Lucky Strike di Manhattan, New York. Leonardo DiCaprio selebriti yang juga aktivis lingkungan dan Naomi Campbell muncul dalam pesta.
Dalam pesta yang berlangsung Selasa malam, pangeran Abdul Aziz mengenakan celana jins, kemeja kotak-kotak, jaket kulit dan sandal. Namun, saat pesta berlangsung wajah sang pangeran tampak murung. Dia menghabiskan secangkir Slurpee.
Seorang sumber di pesta itu mengatakan kepada Page Six; ”Itu pesta ‘gila’. Dia mengambil alih seluruh boling dan ada ratusan gadis,” katanya.
”Itu lebih baik daripada klub manapun, dan sang pangeran berjalan di sekitar mengatakan ’halo’ kepada orang-orang dengan secangkir Slurpee. Dia harus mencintai model, karena ada banyak dari mereka di sana,” lanjut sumber itu, seperti dilansir Daily Mail, semalam.
Pangeran Saudi ini dilaporkan mengunjungi New York secara teratur. Menurut laporan media Inggris tersebut, sang pangeran diperkirakan mengamburkan USD10 miliar dari keuntungan minyak untuk pesta di New York dan sekitarnya baru-baru ini.
Kehadiran DiCaprio dalam pesta itu juga dikabarkan dibayari oleh sang pangeran. (SFA/sindonews) /  http://www.salafynews.com/pesta-mewah-pangeran-saudi-dengan-para-model-dan-artis-di-new-york.html

Para Jenderal Israel Sering Adakan Pertemuan dengan Pejabat Penting Saudi

amidror turki bin faisal
SALAFYNEWS.COM,  TEL AVIV  – Seorang perwira senior Israel mengungkapkan bahwa petinggi militer Israel dan pejabat Saudi  berulangkali bertemu di banyak kesempatan informal, ia menjelaskan bahwa hal semacam itu adalah hal yang sudah sangat biasa bagi Israel.
Mayor Jenderal Yakoov Amidror, mantan penasehat keamanan nasional Israel baru-baru ini mengadakan pertemuan terbuka dengan Pangeran Saudi Turki al-Faisal di Institut Washington terkait Kebijakan di Timur Dekat, ia mengatakan bahwapertemuan dengan sejumlah besar para pemimpin Arab di seluruh dunia bertujuan untuk menemukan kesamaan kata dan kepentingan, selain juga untuk berkontribusi melalui hubungan dengan negara tetangga seperti Palestina atau yang lainnya.
“Pertemuan dengan para pejabat Saudi bukanlah satu-satunya” terang Amidror, “hal ini bukanlah sebuah masalah di Israel, kami melihat yang disekitar kami dan kami melihat beberapa negara Arab bersedia berbagi bersama kami dalam banyak kepentingan” – yang ia maksud adalah sejumlah negara yang telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi dan damai dengan Israel -, Lebih lanjut ia menjelaskan “Kami menghargai pentingnya dialog dan pentingnya pertukaran pandangan, kami mencoba untuk meyakinkan orang-orang Arab yang berada di sekitar kami”.
Mantan penasihat keamanan nasional Israel itu mengatakan bahwa kehadiran sosok seperti Pangeran Turki al-Faisal, -yang sebelumnya memegang jabatan tinggi di pemerintahan Saudi, yakni mantan kepala intelijen Saudi-, dalam sudut pandang Israel sangatlah penting, Sementara kehadiran dirinya adalah sesuatu yang sudah biasa. Mantan pejabat Israel itu berharap ada beberapa cara untuk dapat mengadakan pertemuan semacam itu.
Pertemuan antara pangeran Saudi dengan Jendral Israel itu berlangsung dalam kegiatan konferensi “Weinberg” yang diselenggarakan oleh Institut Washington terkait Kebijakan Timur Dekat, mulai tanggal 04 hingga 06 Mei.
Institut Washington sebelumnya telah mengumumkan acara pertemuan itu melalui situsnya; “Bergabunglah dengan kami dalam siaran langsung yang akan menampilkan sebuah dialog publik inovatif antara dua pemimpin senior keamanan nasional dari dua musuh lama – Arab Saudi dan Israel:  Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen Arab Saudi dan mantan duta besar untuk Washington, dan pensiunan IDF Jenderal Yaakov Amidror, mantan penasehat keamanan nasional untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu”. (SFA) / http://www.salafynews.com/para-jenderal-israel-sering-adakan-pertemuan-dengan-pejabat-penting-saudi.html

TERBONGKAR! Hubungan Mesra Qatar dengan Jabhat Al-Nusra

qatar al-nusra
SALAFYNEWS.COM, QATAR – Salah satu penulis ternama di Inggris, Robert Fisk, menegaskan bahwa hubungan yang terjalin antara chiefdom dari Qatar dengan kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah benar adanya dan terlihat begitu jelas, meski berbagai upaya telah dilakukan untuk merahasiakannya, kendati ototritas Al Thani berusaha menyangkal fakta hubungan.
Chief tv Aljazeera dari Qatar memiliki hubungan erat dengan kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah melalui beberapa cabangnya di tempat yang berbeda. Segala hal yang menjadi concern Qatar akan mendapat perhatian lebih oleh jajaran pimpinan kelompok teroris tersebut.
Dalam sebuah artikel yang dirilis oleh surat kabar Inggris “The Independent”, Fisk mengatakan “Tidak ada keraguan tentang terjalinnya hubungan Qatar dengan Jabhah Al-Nusrah, yang belum lama ini membebaskan tiga wartawan Spanyol yang ditahan di Suriah”, Fisk melanjutkan, “Qatar News Agency kemudian bergegas menyampaikan bualannya terkait  peran pemerintah Qatar dalam pembebasan mereka”.
Fisk mencoba mengingatkan akan wawancara yang disiarkan oleh saluran TV Qatar “Al-Jazeera” saat mewawancarai salah satu pentolan kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah yang biasa dikenal dengan sebutan “Abu Muhammad Joulani”, enam bulan yang lalu.
Pada bulan Juni lalu  media Qatar menayangkan aktifitas beberapa kelompok teroris bersenjata yang masih aktif di wilayah Suriah, dan membela mereka mati-matian, Pihak Kementerian Qatar menunjukkan akan munculnya seorang teroris yang biasa dikenal dengan sebutan “Abu Muhammad Joulani” di saluran media adalah bukti kuat akan adanya jalinan hubungan kerjasama kuat antara kelompok teroris tersebut dengan saluran Al-Jazeera serta dengan sejumlah pihak di Qatar dan pemilik dstasiun tv  tersebut yang berbicara atas nama keluarga penguasa Qatar.
Fisk menegaskan bahwa upaya untuk membangun opini bahwa kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah sebagai “kekuatan moderat” yang terpisahdari   kelompok teroris Al-Qaeda tidak akan pernah berhasil.
Barat dan beberapa negara di kawasan bekerja keras untuk mengklasifikasikan kelompok teroris di Suriah -sesuai dengan kebijakan dan agenda mereka yang tersembunyi-. Namun fakta menyebutkan bahwa semua kelompok teroris yang berada di Suriah dengan segala macam-nya seperti ISIS dan Jabhah Al-Nusrah atau “oposisi moderat”, ternyata satu sama lain saling menjalin hubungan, dimana kejahatan dan aksi teror dari kelompok-kelompok tersebut terhadap penduduk sipil tidak ada yang berbeda.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada pekan lalu menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan dapat memaksa kelompok yang mereka sebut dengan “oposisi moderat” (dukungan Amerika)  di Suriah untuk melepaskan diri dan memisahkan diri dari kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah. Ia mencatat bahwa mereka yang biasa dikenal dengan sebutan “oposisi moderat” ternyata menggunakan metode yang sama persis dengan metode yang digunakan para teroris di Aleppo, dimana mereka membom kawasan pemukiman penduduk sipil dengan rudal dan roket untuk membunuh dan mengintimidasi para penduduk setempat. (SFA) / http://www.salafynews.com/terbongkar-hubungan-mesra-qatar-dengan-jabhat-al-nusra.html

MALU…AS Pecat Komandan Kapal yang Tertangkap Pasukan Garda Revolusi Iran

WASHINGTON DC, ARRAHMAHNEWS.COM – Pada Kamis (12/05) kemarin, Angkatan Laut Amerika memecat komandan dari kesepuluh pelaut Amerika yang ditangkap dan ditahan selama 15 jam oleh Iran akibat melawan hukum dengan berlayar ke wilayah perairan Iran pada bulan Januari. Insiden itu menciptakan pertikaian diplomatik antara kedua negara Ketegangan sehingga hampir menggagalkan kesepakatan nuklir AS-Iran di saat-saat terakhir
Seorang pejabat Angkatan Laut yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa pada saat kejadian, cabang militer langsung kehilangan kepercayaan pada Komandan Eric Rasch, pejabat eksekutif dari skuadron yang tertangkap itu. Rasch mengawasi pelatihan dan kesiapan 400 lebih pelaut di unit tersebut. (Baca juga:HEBOH! Diusir Iran, Kapal Perang AS Buru-buru Tinggalkan Selat Hormuz)
Siaran pers oleh departemen komunikasi Angkatan Laut menegaskan pernyataan tersebut dengan mengatakan “Kapten Gary Leigh, komandan, CRG-1, membuat keputusan ini menyusul ulasannya terhadap penyelidikan awal atas insiden di dekat Pulau Farsi di Teluk Arab, pada 12-13 Januari lalu, yang melibatkan para pelaut 10 CRS-3.”
Sebelumnya Rasch telah dibebas-tugaskan dari tugasnya sebagai komandan dan dipindahkan karena gagal memenuhi standar yang diharapkan oleh Angkatan Laut AS dalam pengawasan terhadap unitnya. (Baca juga: Para Marinir AS Menangis Saat Tertangkap Oleh Pasukan Garda Revolusi Iran)
Rasch bergabung dengan Angkatan Laut pada tahun 1989 sebagai spesialis intelijen dan menjadi seorang perwira tamtama setelah lulus dari Universitas San Diego pada tahun 2003. Penyelidikan sendiri diklaim telah dikaji selama berbulan-bulan. Parlemen AS disebut-sebut telah menekan Angkatan Laut agar menunjuk seseorang yang harus bertanggung jawab atas insiden yang mempermalukan Amerika itu. (ARN) / https://arrahmahnews.com/2016/05/13/malu-as-pecat-komandan-kapal-yang-tertangkap-pasukan-garda-revolusi-iran/

Denny Siregar dan Siasat Pemerintah Sikat Kelompok Anti Pancasila-NKRI

JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM – Tokoh Medsos Denny Siregar kali ini menjelaskan tentang siasat pemerintah dalam menghadapi kelompok anti Pancasila dan NKRI yang menghembuskan propaganda bahaya PKI. Simak tulisannya:
Saya sempat bertanya-tanya, ada apa pemerintah melalui Kemenhan dan Polri dengan tiba-tiba sibuk membahas PKI yang sebenarnya sudah lama mati? (Baca juga: Denny Siregar Bongkar Siasat Culas Kelompok Pemakar NKRI)
Saya kira tidak sebodoh itu pemerintah mengeluarkan statemen-statemen yang cenderung kontra-produktif apalagi itu datang dari kementrian dan institusi pemerintahan. Jika pemerintah tidak bodoh, lalu ada apa sebenarnya?
Sesudah ngobrol panjang dengan seorang teman dan bergelas-gelas kopi terhidang, maka sepakatlah kami bahwa semua itu hanya skenario untuk menghajar ormas yang menolak ideologi Pancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia.
Lho, apa hubungannya PKI ma HTI? (Baca juga: Gerakan Anti-Pancasila Ancaman Indonesia dan NU)
Mari kita bedah sebentar saja.. silahkan diminum kopinya.
Salah satu kelicikan ormas-ormas model HTI ini adalah mereka selalu membawa nama Islam. Nama ‘Islam” dijadikan benteng perlindungan yang kuat ketika mereka “dihajar” langsung oleh pemerintah. Contoh yang kuat terjadi ketika pemerintah Mesir memghajar kelompok Ikhwanul Muslimin. IM langsung berteriak-teriak bahwa pemrerintah menghancurkan Islam dan berteriak HAM ke dunia internasional. Teriakan IM ini memancing para fanatik agama untuk turun kelapangan membela IM karena mereka membela “Islam”. Dan kita tahu, Mesir sempat chaos berbulan-bulan. (Baca juga: PKS Ikhwanul Muslimin Indonesia Berfaham Aliran Sesat Wahabi)
Jika kejadian seperti di Mesir, tentu bahaya bagi Indonesia yang sedang mengundang banyak investor asing. Kita sedang butuh uang dan chaos jelas bukan sebuah pilihan. Lalu bagaimana cara terbaik?
Bahayanya memang, sekarang ini sedamg dibangun paradigma bahwa “Islam” dimusuhi. Propaganda menghancurkan karakter Densus 88 dengan selalu menargetkan Islam dan Islam diasosiasikan teroris. Isu-isu tenaga kerja china, investasi china sampai ke etnis Cina terus dibangun, supaya ketika mereka dihajar oleh pemerintah, otomatis akan berkobar “Islam” VS Cina. Dan pemerintah sudah dikuasai oleh Cina. (Baca juga:Menjaga NKRI Dari Makar Gerakan Khilafah)
Nah, kita sudah sampai pada titik itu sehingga rentan ketika mereka dihajar begitu saja. Oke, kalau begitu supaya jangan ter-image bahwa “Islam” dimusuhi, maka dicarilah pembanding dan penyeimbang. Dibangkitkanlah setan dalam kubur bernama PKI sebagai penyeimbang, dengan begitu pemerintah tidak selalu menyasar “Islam” tetapi juga Komunis. (Baca juga: HTI, ISIS, Wahabi Meretas NKRI)
Benar saja, tidak lama sesudah setan itu dibangkitkan kembali, Mendagri langsung merespon bahwa ormas yang tidak berideologi Pancasila, harus dibubarkan.
Maka bingunglah HTI keti!ka mereka tidak bisa menyerang pemerintah dengan membawa nama “Islam”, toh pemerintah juga menghajar Komunis. Lalu, apa yang harus diteriakkan? Mereka-pun lalu berkelit bahwa yang dimaksud khilafah bukan mengganti ideologi Pancasila dan bla bla lainnya. Ngeles-lah ceritanya. (Baca juga:Denny Siregar: Kelompok Khilafah Ingin Suriahkan Indonesia)
Tapi sia-sia mereka sudah digiring ke sudut sempit ring dan tidak bisa bergerak, apalagi membesar. Banser pun maju dan menghalangi gerak langkah mereka dengan mencabuti spanduk khilafah, sekaligus menantang siapa yang ingin menjadikan negara ini khilafah maka akan berhadapan langsung dengam banser NU.
Maka yang ada mereka mau tidak mau mengibarkan (disensor) pink sebagai tanda menyerah dan harus membubarkam diri atau harus mengakui Pancasila sebagai ideologi negara dan hormat bendera.
Menarik kan?
Pasti menarik, ketika ideologi dilawan dengan ideologi lagi bukan dengan kekerasan fisik. Inilah cara Indonesia melawan radikalisme berbalut khilafah di negeri ini, halus tapi mematikan.
Benar kata Ahok..
Jokowi ini kalau membunuh katak tidak langsung menembaknya. Tetapi menaruhnya dulu di panci berisi air dingin supaya dia nyaman, kemudian nyalakan api kecil di bawah panci dan tunggu saja sampai dia tidak sadar sudah terjebak dan mati tanpa menyadari dimana letak salah langkahnya sehingga harus skak mat. (Baca juga:#DennySiregar dan Jurus ‘Mabuk’ Jokowi Pusingkan Lawan dan Kawan)
Saya menonton sambil minum kopi aja nikmat, pasti pemain-nya lebih menikmati lagi sambil seruput ditemani mendung di sore hari. (ARN) / https://arrahmahnews.com/2016/05/13/denny-siregar-dan-siasat-pemerintah-sikat-kelompok-anti-pancasila-nkri/

Denny Siregar Bongkar Siasat Culas Kelompok Pemakar NKRI

JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM – Tokoh dumay Denny Siregar menuliskan analisa tentang isu para pemakar NKRI dan kelompok radikal, yang sebarkan Isu SARA dan Sektarian sebagai siasal culas mereka untuk menutupi kejahatannya.
PKI SUDAH MATI
Entah apa yang ditakutkan sekarang dari PKI? PKI itu sudah lama mati. Sebagai Partai, bahkan nama Partai Komunis Indonesia tidak lagi terdaftar di Kementrian. Lalu bagaimana dia bisa bangkit
“Ya, partainya sudah tidak ada, tapi kan ideologinya masih kuat.. “
Kuat apanya? Bahkan dari negara asalnya, seperti China, meski nama partainya tetap Partai Komunis China, tetapi ekonomi mereka sudah mengarah ke sosialis kapitalis. Bahkan Indonesia juga konsep ekonominya sudah memper-memper China. Lah, kalau China dipermasalahkan dengan ideologi komunisnya, lalu kenapa terus memuji China yang berani menembak mati para koruptor? (Baca juga: Siasat Baru Arab Saudi, ISIS dan PKS)
Kalau patokan ideologinya adalah Uni Sovyet, memang dimana sekarang Uni Sovyet? Mereka sudah pecah. Yang ada sekarang adalah Rusia dan sejak ditangan Putin ekonomi mereka sudah mengarah ke kapitalis.
Trus apa yang harus ditakutkan dari ideologi komunis kalo mbah-mbahnya sudah pada Rock n Roll semua?
Ketakutan terhadap ideologi PKI sebenarnya adalah pembentukan stigma saja. Sama seperti stigma “Syiah sesat”, sebenarnya hanyalah propaganda untuk membentuk ketakutan di benak orang banyak. Ketika orang sudah mulai ketakutan, maka dilemparkanlah stigma PKI dan Syiah itu ke musuh-musuh politik mereka. (Baca juga:Gerombolan Anti-NKRI Panik atas Revisi UU Terorisme)
Musuh politik mereka yang punya kepentingan berkembangnya stigma itu adalah mereka yang tidak suka dengan Jokowi dan Ahok. Jokowi sekarang banyak bekerjasama dengan China karena memang ekonomi China sedang ranum-ranumnya, dan mereka sedang gila investasi di luar.
Lihat aja propaganda “10 juta tenaga kerja China di Indonesia” itu adalah isu uang ingin dihantamkan kepada Jokowi. Malah lebih kacau lagi si otak jajaran genjang itu, mereka menggelar spanduk “Ganyang Cina”. Mereka bahkan tidak paham ada perbedaan besar antara China sebagai negara dan Cina sebagai etnis di Indonesia. Sama seperti mereka tidak mampu membedakan antara Komunis dan Atheis. (Baca juga: Cak Nun: Takfirisme Ancaman Kedaulatan NKRI)
Jadi, ngapain takut ma PKI? Mereka sudah mati!
Takutlah pada ideologi yang ingin mengganti Pancasila dengan khilafah seperti yang digemborkan HTI dan diamini PKS juga diikuti oleh ormas-ormas lain yang radikal. Mereka nyata dan ada, bahkan sekarang ini. PKI mah sudah punah di masa Dinosaurus makan bunga riba. Saya sendiri PKI… Pecinta Kopi nan Imut teaa.. Sruputtttttt.. (ARN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar