Sabtu, 07 Mei 2016

ANEH??? Masa Alleppo yang merupakan suara terbanyak Presiden Suriah pada PEMILU Presiden "Digempur Bashar Assad..??? (Konspirasi Zionis Israel cs dan wahabi salafi takfiri mau NIPU Rakyat Dunia..!!!!) Hingga "Misteri Yaman"...!!!!


LiputanIslam.com–Pengeboman terhadap rumah sakit Al Quds di Aleppo pada 27 April 2016 memunculkan reaksi luas dari masyarakat internasional. Minimalnya ada 14 orang terbunuh (sebagian sumber lain menyebut angka 50) dalam serangan itu, termasuk 3 orang dokter. Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, telah meminta semua pihak dalam konflik ini untuk menghindari efek ‘bola salju’ yang akan menghancurkan upaya perdamaian.
RS Al Quds berada di wilayah utara Suriah yang selama ini dikuasai oleh para militan bersenjata dan dikelola oleh Medecins Sans Frontieres (MSF, Doctors Without Borders) sebuah LSM yang berbasis di Perancis.
Umumnya media Barat dan media lokal pro-jihadis menuduh tentara Suriah atau Russia yang mengebom RS itu. Hal ini telah dibantah oleh Menteri Pertahanan Rusia, melalui juru bicaranya, Major General Igor Konashenkov.
“Menurut data kami, pada malam 27 April di udara di atas Aleppo ada sebuah pesawat dari salah satu negara koalisi anti-ISIS yang beraktivitas di kawasan itu untuk pertama kalinya sejak beberapa waktu terakhir,” kata Konashenkov.
Sementara itu, pihak militer Suriah menyatakan bahwa pesawat milik pemerintah tidak berada di area itu ketika terjadi serangan tersebut. Dengan tegas militer Suriah menolak tuduhan bahwa merekalah yang mengebom Al Quds.
Lalu, siapa kira-kira pelaku sebenarnya? Tentu perlu kita tunggu investigasi PBB.
Namun, yang jelas, pada 10 Februari 2016, pesawat AS terbukti mengebom 9 fasilitas di kota Aleppo, dan pada hari yang sama, AS menuduh Rusia mengebom dua rumah sakit di kota itu.
Saat itu, juru bicara Menhan Rusia, Konashenkov mengatakan, “Kemarin pada 13:55 waktu Moskow (10:55 GMT), dua pesawat AS A-10 memasuki udara Suriah melalui Turki dan terbang langsung ke Aleppo dan mengebom beberapa target di sana.”
Konashenkov mengomentari juru bicara Pentagon, Steve Warren, yang sebelumnya mengklaim bahwa “dengan penghancuran dua rumah sakit di Aleppo oleh Rusia dan rezim Suriah, lebih dari 50.000 warga Suriah tidak punya akses pada bantuan kesehatan.”
Menurut Konashenkov, karena Warren tidak memberikan koordinat rumah sakit, waktu serangan, dan sumber informasi, pernyataan Warren adalah ‘omong kosong’. Konashenkov menegaskan, tidak ada pesawat Rusia yang melakukan serangan ke kota Aleppo pada 10 Februari dan target terdekat operasi Rusia saat itu adalah 20 kilometer dari Aleppo. Namun pihak Rusia tidak memiliki waktu untuk mengklarifikasi, apa saja 9 objek yang dibom oleh pesawat
Rekam jejak AS mengebom Aleppo juga terjadi pada bulan Oktober 2015. Saat itu AS mengebom pusat pembangkit listrik terbesar di kota tersebut sehingga kota padam total. Bahkan, 8 hari sebelumnya, pesawat F-16 melakukan serangan ke dua pusat pembangkit listrik di al-Radwaniye.Serangan ini merupakan pelanggaran terang-terangan atas hukum internasional.
Informasi lainnya, ternyata Medecins Sans Frontieres (MSF) tidak menyediakan koordinat GPS rumah sakit-rumah sakit yang mereka kelola kepada pihak Damascus atau Moscow. Padahal, dengan memberikan koordinat GPS, mereka mencegah terjadinya salah serangan. Sikap menyembunyikan koordinat GPS ini tentu mencurigakan. Menariknya, keputusan MSF menyembunyikan koordinat GPS ini justru berlandaskan aksi AS sebelumnya yang pernah mengebom rumah sakit MSF di Kunduz Afghanistan.
Keanehan lain dari sikap MSF adalah dengan segera mereka menuduh Rusia dan tentara Suriah yang mengebom rumah sakit dengan kata ‘kemungkinan’, meskipun di saat yang sama mereka juga menyatakan tidak memiliki bukti dari tuduhan ini.
Minimalnya, sebelum RS Al Quds, ada enam  rumah sakit di Aleppo yang hancur oleh bom, sebagian besar berada di wilayah yang dikontrol oleh tentara Suriah (dan dilakukan oleh militan bersenjata).
Jadi, siapa yang paling mencurigakan sebagai pengebom RS Al Quds? (dw/21stcenturywire.com) /http://liputanislam.com/berita/siapa-yang-mengebom-rs-al-quds-aleppo/

Pengakuan Seorang Dokter di Aleppo


Korban teror di Aleppo 
LiputanIslam.com — Ketika AS dan sekutunya melancarkan agresi militer atas Suriah, dr. Nabil Antaki bisa saja meninggalkan Aleppo untuk menyelamatkan diri. Namun ia memilih tetap tinggal, untuk melayani penduduk yang masih terkepung di kota itu dengan bekerjasama dengan berbagai badan amal lokal. Namun kali ini, ia tergerak mengungkapkan kesaksian atas kerusakan yang telah disebabkan oleh milisi bersenjata di Suriah.
Kesaksian ini dicatat oleh Silvia Cattori, seorang jurnalis asal Swiss. Diterjemahkan dari Bahasa Perancis oleh Vanessa Beeley.
“Sehubungan dengan peristiwa yang terjadi baru-baru ini di Aleppo, saya menyatakan dengan jelas bahwa media mainstream telah berbohong dan lalai. Sejak awal perang di Aleppo yang dimulai pada 4 tahun yang lalu, mereka secara konsisten tidak melaporkan semua fakta.
Kami semua di Aleppo merasa muak dengan keberpihakan dan kurangnya objektivitas. Mereka hanya bicara tentang nyawa-nyawa yang hilang di Aleppo timur – yang wilayah ini dikendalikan oleh Jabhat Al Nusra, kelompok teroris yang beraffiliasi dengan Al Qaeda (mereka menyebutnya sebagai “pemberontak moderat”), sebuah gelar yang tidak tidak layak disandang.
Media yang sama tetap diam atas kerugian dan penderitaan yang dialami oleh penduduk di wilayah Aleppo barat, yang hidup di bawah hujan mortir dari faksi-faksi teroris. Media-media ini tidak pernah menyebutkan tentang blokade yang dilakukan teroris, atau pemutusan listrik, kekurangan air, yang disebabkan oleh “pemberontak moderat” yang mereka dukung.
Media ini tidak pernah menyebutkan pengeboman terus menerus yang kami saksikan di Aleppo barat. Setiap hari kami menyaksikan puluhan orang dibunuh.
Apa yang mereka lalaikan? Daerah Aleppo barat dihuni sekitar 75% dari total penduduk Aleppo. Ada sekitar 1,5 juta orang di sini. Bandingkan dengan jumlah Aleppo timur yang dihuni oleh 300.000 ribu penduduk.
Namun media menciptakan narasi yang berbeda. Mereka berusaha meyakinkan bahwa faksi-faksi teroris yang menyerang kami adalah korban. Bahkan yang lebih menjijikkan, media-media mendistorsi slogan “Save Aleppo” yang kami lontarkan. Seolah-olah, “Save Aleppo” adalah seruan kami kepada Assad dan Tentara Suriah untuk menghentikan perlawanan.
Semua itu palsu. Dan harus kami tekankan, bahwa mereka bukan “pasukan Assad”, melainkan adalah tentara nasional Suriah yang membela negaranya.
Media Barat dan Teluk seharusnya menunjukkan sedikit moralnya untuk menyebutkan pembantaian teroris terhadap penduduk. Contohnya, pada shalat Jumat minggu kemarin, salah satu mortir dari teroris menargetkan masjid!
Media-media menuduh bahwa “rezim Assad” mengebom rumah sakit MSF [Medecins sans Frontieres] di Aleppo timur dan membunuh dokter anak. Artinya, bagi media-media mainstream ini, yang menjadi prioritas dan layak diberitakan hanyalah di kota-kota yang dikuasai teroris.
Tiga perempat Aleppo (bagian barat) berada di bawah kendali pemerintah Suriah, dan banyak dokter anak yang memberikan pelayanan dengan mempertaruhkan nyawa – namun mereka tidak pernah diliput oleh media-media ini. Kami menyaksikan keberpihakan yang sama ketika Rumah Sakit Al Kindi, yang merupakan rumah sakit terbesar di Aleppo, dihancurkan oleh teroris sekitar 2-3 tahun lalu. Dan media-media mainstream juga mengabaikan kejahatan ini.
Kami berkecil hati dan muak dengan disinformasi yang terjadi terus menerus.
Nabil Antaki
30 April 2016. (ba) / http://liputanislam.com/tabayun/pengakuan-seorang-dokter-di-aleppo/

Menyusul “Pasukan Ninja”, Puluhan Teroris al-Nusra Tewas di Tangan Pasukan Suriah

tentara suriah di aleppo2 
Damaskus, LiputanIslam.com –  Tak kurang dari 20 teroris anggota Jabhah al-Nusra tewas di tangan pasukan Suriah di pinggiran utara kota Hama ketika para teroris itu berusaha mendekati salah satu pangkalan militer Suriah.  Sebelumnya, puluhan pasukan berani mati yang bergerak ala ninja anggota Kamar Operasi Pembebasan Aleppo juga tewas di tangan pasukan Suriah ketika berusaha melakukan aksi penyusupan di Aleppo.
Mengutip keterangan sumber militer Suriah, kantor berita Suriah, SANA, Minggu (1/5) menyebutkan bahwa belum lama pasukan pemerintah Suriah terlibat kontak senjata sengit dengan kelompok teroris al-Nusra yang sedang menjalankan operasi penyusupan di distrik Ma’an dan bebepada di sekitarnya di pinggiran utara Hama.
“Dalam pertempuran ini 20 teroris al-Nusra terbunuh, beberapa lainnya kabur, dan sejumlah besar senjata dan amunisi milik mereka hancur. Satu pasukan militer dalam sebuah operasi maisf juga telah menghancurkan beberapa tempat persembunyian al-Nusra di desa Atshan, 45 km utara Hama,” ungkap sumber itu.
Dia menjelaskan bahwa 20 teroris yang itu antara lain komandan al-Nusra  bernama Abu Mar’i, sedangkan peralatan perang mereka yang hancur antara lain tiga unit pelontar mortir , dua unit mobil pembawa  senapan mesin berat, dan satu unit mobil lapis baja.
Di kawasan pinggiran utara dan barat laut Hama terdapat beberapa kelompok teroris yang kebanyakan adalah anggota al-Nusra dan Ahrar Sham. Beberapa hari sebelumnya, sebanyak 21 teroris berani mati anggota Kamar Operasi Pembebasan Aleppo tewas diganyang pasukan pemerintah Suriah ketika kawanan itu berusaha menyusup ke wilayah barat kota Aleppo.
Tewasnya puluhan teroris itu diakui oleh kelompok tersebut dalam sebuah statemen tertulisnya. Pemimpin kelompok teroris Jaish al-Mujahidin di halaman Facebook-nya menyebutkan, “Tujuan (operasi ini) ialah pembebasan Aleppo sepenuhnya. Kami tegaskan bahwa kematian tidak akan menghalangi kami.”
Dia menambahkan bahwa ada 600 militan “inghimasi” yang masuk ke dalam selokan-selokan kota Aleppo demi “pembebasan Suriah.”
“Inghimasi” adalah istilah yang mengemuka di kalangan teroris Suriah dengan arti yang mirip dengan kamikaze atau serangan bunuh diri yang dilakukan oleh para militan berkemampuan tinggi dengan menggunakan senjata ringan dan bom rompi. Mereka dipersiapkan untuk bertempur hingga muntahan peluru terakhir, dan jika diperlukan mereka siap meledakkan diri.
Mereka berbeda dengan pelaku serangan bunuh diri yang ada selama ini dengan hanya mengenakan bom rompi atau mengendarai bom mobil untuk diledakkan pada sasaran tanpa melalui kontak senjata dengan pihak lawan.
Kepala Kamar Operasi Rasyidin Selatan tentang ini mengatakan, “Pasukan Kebebasan yang dituduh sebagai pasukan bayaran dan pengkhianat telah membuktikan kepada semua kemampuannya menampilkan 600 pasukan inghimasi, hal yang tak dapat dilakukan oleh kebanyakan orang.”
Mengenai sebab kegagalan pasukan ini dia menyatakan bahwa pergerakan 600 orang dengan perlengkapan yang mereka bawa telah menimbulkan suara berisik di bawah permukaan tanah sehingga operasi mereka gagal. (mm) / http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/menyusul-pasukan-ninja-puluhan-teroris-al-nusra-tewas-di-tangan-pasukan-suriah/

Khamenei: Pemerintah Suriah Bukan Syiah


قائد الثورة: الدفاع عن فلسطين رمز للدفاع عن الإسلام 
Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Grand Ayatollah Ali Khamenei dalam kata sambutannya saat menerima kunjungan Sekjen Jihad Islam Palestina Ramadan Abdullah Shalah dan rombongannya ke Teheran, Minggu (1/5), menegaskan bahwa perjuangan membela Palestina merupakan simbol perjuangan membela Islam di era kontemporer.  Dia juga menegaskan bahwa tujuan utama perang kaum mustakbirin dunia pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap gerakan-gerakan Islam ialah menguasai Timteng.
Dia menjelaskan bahwa perkembangan dan aneka peristiwa yang berlangsung di Timteng sekarang merupakan kelanjutan dari perang kubu mustabirin atau kaum arogan dunia yang dimulai sejak 37 tahun silam terhadap Republik Islam Iran, dan tujuan mereka saat ini adalah menguasai Timteng dengan mengandalkan kekuatan senjata.
Dia menambahkan bahwa Iran selalu mendukung Palestina dan dukungan inipun tidak mengenal batas serta sudah ditegaskan oleh pendiri Republik Islam Iran Imam Khomaini jauh hari sebelum kemenangan revolusi Islam Iran pada tahun 1979.
“AS berada di puncak kekuatannya ketika Republik Islam Iran menang, dan saat itu segala sesuatu terlihat sejalan dengan kepentingan AS, namun revolusi Islam berhasil mengubah perimbangan dan menebar spirit baru di dunia Islam,” ungkapnya, sebagaimana dilansir al-Alam.
Khamenei memastikan bahwa semua tekanan imperialis dunia terhadap Iran di berbagai bidang politik, ekonomi, media dan bahkan militer ditujukan untuk menundukkan Republik Islam Iran di depan kehendak dan kepentingan mereka.
Terkait perang di Suriah dia menepis isu konflik Sunni – Syiah dengan menegaskan bahwa pemerintah Suriah tidak bermazhab Syiah.
“Republik Islam berpihak kepada pemerintah dan rakyat Suriah walaupun pemerintah Suriah bukan Syiah. Pihak yang melawan pemerintahan ini pada kenyataannya adalah para antek Barat dan Zionis, karena itu kami berpihak kepada Suriah,” paparnya.
Menanggapi pernyataan Abdullah Shalah bahwa ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin menekan Hizbullah agar menyudahi resistensinya terhadap Zionis Israel, Khamenei memastikan tekanan itu tidak akan ada artinya bagi para pejuang Islam yang berbasis di Lebanon tersebut.
“Hizbullah Lebanon  terlampau kuat untuk dapat terusik oleh tekanan-tekenan ini, dan sekarang ketangguhan Hizbullah menjadi sumber ketakutan kaum Zionis dalam arti yang sesungguhnya,” tegasnya.
Di pihak lain, Abdullah Shalah mengapresiasi dukungan total Iran selama ini kepada para pejuang Palestina. Dia juga menyampaikan laporan mengenai perkembangan situasi terkini di Jalur Gaza dan Tepi Barat. (mm) / http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/khamenei-pemerintah-suriah-bukan-syiah/

Perang Yaman, Kanal Salman, dan Sejarah yang Berulang

Oleh: Putu Heri
Rasanya baru terjadi kemarin, ketika pada tahun 2011, Iran-Irak-Suriah menandatangani kesepakatan pembangunan pipa gas, yang terbentang sepanjang 1.500 km dari Pars Selatan (yang merupakan ladang gas terbesar dunia) ke Damaskus. Panjang pipa (yang disebut sebagai Pipa Islam) di wilayah Iran adalah 225 km, 500 km di Irak, dan di Suriah sepanjang 500-700 km. Dari Suriah, gas bisa dijual ke pasar Eropa, dan tentu saja mengancam pemain lama, yaitu Qatar dan Turki. Tidak heran, jika Qatar dan Turki sangat bernafsu untuk menggulingkan Bashar al Assad, karena Presiden Suriah ini adalah sosok yang sulit didikte/ ditundukkan. [1]
Empat tahun kemudian, peristiwa serupa terjadi di Yaman. Negeri yang berkahi dan didoakan Rasulullah ini diserang dengan sangat brutal oleh pasukan Koalisi Arab, yang menggandeng AS, Inggris, dan Israel. Saudi mengemukakan beberapa alasan atas serangan ini, seperti untuk menumpas pejuang Ansarullah (yang disebut sebagai teroris Syiah), dan mengembalikan posisi mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang telah digulingkan. Sebagaimana Suriah, perang Yaman pun didesain kental bermuatan sekterian Sunni-Syiah.
Namun ada kelemahan yang mendasar dalam argumen berbasis sekterian yang disampaikan Saudi. Tak diragukan lagi, bahwa Saudi memang ingin menumpas kelompok Ansarullah. Namun benarkah semata-mata karena sentimen mazhab? Jika memang Syiah dianggap sangat berbahaya di kawasan, niscaya yang lebih masuk akal untuk diserang adalah Iran, negara yang mayoritas penduduk dan sistem pemerintahannya berdasarkan atas mazhab Syiah.
Mungkin ada sebab yang lain. Untuk itu, saya mengutip komentar dari Craig Murray [2], seorang aktivis dan mantan Ambassador Inggris, sebagai berikut:
Tahun lalu Arab Saudi mengumumkan rencana untuk membangun kanal di sepanjang gurun Saudi, Oman, Yaman hingga ke Aden. Hal ini akan mengurangi jarak tempuh kapal laut hingga 500 mil, yang membatasi ancaman yang berpotensi datang dari Iran yang menguasai Selat Hormuz. Layak untuk dicatat bahwa Iran pernah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup Selat Hormuz, dan perjanjian yang disepakati dengan UN Law of the Sea Convention juga akan menyebabkan penutupan itu ilegal. Namun, kontrol Iran terhadap Selat Hormuz adalah mimpi buruk bagi Amerika.
Proyek kanal yang diupayakan Saudi secara resmi telah disetujui oleh Kementrian Perlistrikan, mengingat mega proyek ini akan membawa peluang besar untuk memperkaya diri. Sekarang terkait dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, maka ada kemungkinan Saudi memiliki niat untuk senjata nuklir. Kanal ini disebut sebagai Kanal Salman. Oman menyambut dengan baik rencana ini, namun Yaman sangat bermasalah. Yang diperlukan bukan hanya persetujuan, tetapi juga kemampuan Yaman untuk mengamankan kanal di wilayahnya. Dan mengingat daerah Yaman timur didominasi Syiah, maka ini menjadi masalah besar bagi Saudi. Masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan mengambil kontrol militer yang efektif dari Yaman.”
Mengenal Kanal Salman
Kanal Salman pertama kali dicetuskan oleh Arab Century Centre for Studies, lembaga penelitian yang berbasis di Riyadh. Kanal Salman dengan lebar 150 meter dan kedalaman 25 meter ini sedianya akan membentang sepanjang 630 km di Saudi dan 320 km di Yaman. Kanal ini juga akan diperpanjang spanjang 1.200 km dari pantai di Empty Quarter, dengan 20 terowongan untuk mobil dan pejalan kaki, dan diperpanjang hingga 700 km ke pantai Yaman. [3]
Perhatikan gambar di bawah ini:
kanal salman
Garis merah merupakan rute utama Kanal Salman, sementara garis putus-putus adalah rute alternatif. Minyak, gas, ataupun hasil energi lainnya yang diproduksi oleh Saudi, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, bisa diangkut melalui Kanal Salman yang akan berakhir di Laut Arab. Dengan begitu, mereka bisa menghindari Selat Hormuz yang dikontrol Iran.
“Kanal Salman akan menghidupkan kembali Empty Quarter melalui pembangunan dua kota industri, tiga kota untuk perumahan, hotel, resor dan bank. Saudi juga akan mencapai swasembada, karena akan melakukan proyek budidaya ikan. Selain itu, ada proyek pembangkit energi dan desalinasi air,” terang Saad Bin Omar, Kepala Arab Century Centre for Studies. Megaproyek ini diperkirakan akan menelan $ 80 miliar.
Kontrol Iran atas Selat Hormuz, seperti yang dilukiskan dengan elegan oleh Craig Murray, adalah mimpi buruk bagi AS—dan juga sekutunya. Jamak diketahui, Iran pernah menggunakan posisi strategisnya ini untuk mengancam siapapun yang menganggu kepentingan nasionalnya. Selat Hormuz yang sempit – dan disaat yang sama – sangat penting, merupakan jalur yang mau tak mau harus dilalui oleh negara-negara Teluk penghasil minyak. Sepertiga minyak dunia diangkut melalui Selat Hormuz.
Seandainya kita kembali pada kondisi Iran sebelum 1979, tentu saja hal ini tidak menjadi masalah serius. Iran bersahabat dengan AS, negara-negara Arab, dan sekutunya. Namun Iran yang sekarang bukanlah Iran yang dulu. Acapkali terjadi ketegangan antara Saudi-AS dan Iran dalam berbagai isu. Puncaknya, awal tahun lalu, Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Dari kondisi yang kurang mengenakkan ini, sebagaimana Craig Murray, saya meyakini bahwa Saudi sebisa mungkin menghindari berurusan dengan Iran.
Dari perspektif Arab Saudi, alasan ini bisa dimaklumi. Selat Hormuz merupakan senjata mematikan yang dimiliki Iran, yang sewaktu-waktu bisa mengguncang kawasan. Bisa saja, ketika ketegangan di kawasan meningkat, lalu Iran benar-benar merealisasikan ancamannya untuk menutup Selat Hormuz, maka otomatis, perdagangan minyak Saudi (yang menyumbang pendapatan terbesar) akan terganggu. Karena itu, Saudi butuh jalur alternatif lain untuk menghindari kemungkinan itu.
Kanal Salman merupakan ivenstasi yang sangat berharga. Mengontrol kanal berarti mengontrol pendapatan yang berasal dari biaya/ pajak keluar masuk yang bisa dikenakan kepada siapapun yang menggunakan kanal tersebut. Tentunya, pundi-pundi dolar akan semakin menggembung.

Ansarullah, Batu Sandungan
Seperti diakui oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al Jubeir, jatuhnya Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi adalah mimpi buruk bagi Saudi dan sekutunya. Jika Yaman dipimpin oleh sosok yang tidak bisa didikte (sebagaimana Bashar Al Assad), maka kecil kemungkinan proyek Kanal Salman akan berjalan dengan lancar.
Sementara Sana’a, yang merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Yaman, diduduki oleh Ansarullah yang menuntut pembaharuan. Saudi dihadapkan pada pilihan: 1) menyambut pemerintahan yang akan dibentuk pasca jatuhnya Hadi, atau 2) berupaya mengembalikan Hadi ke posisinya. Dan kita tahu, Saudi memilih opsi yang kedua, dan besar kemungkinan bahwa pilihan ini diambil karena Saudi memiliki hubungan yang lebih erat dengan Hadi, dan mendukungnya untuk berkuasa kembali bisa memuluskan jalan. Namun, mengembalikan Hadi sebagai presiden ternyata tidak mudah, karena rakyat Yaman menghendaki perubahan. Tak heran, Yaman diserang dengan kekuatan penuh, agar setiap pihak yang merupakan batu sandungan bisa disingkirkan.
Rational choice theory (teori pilihan rasional) menganggap bahwa individu/ aktor politik, cenderung memilih dengan “rasional”. Namun rasional yang dimaksudkan di sini adalah “sesuai dengan kepentingan pribadinya”. Teori ini banyak digunakan dalam ilmu ekonomi. Misalnya seorang pengusaha yang menciptakan sebuah produk – akan menekan biaya serendah mungkin, dan memaksimalkan keuntungan setinggi mungkin. Tentu, dalam persepektif si pengusaha, pilihan tersebut adalah rasional. Namun hal tersebut belum tentu rasional bagi pembeli yang harus membayar dengan harga tinggi. Juga belum tentu rasional bagi buruh yang terpaksa dibayar murah.
Begitu juga dengan Saudi. Mereka telah memperhitungkan dengan cermat berbagai keuntungan yang bisa mereka raih jika Kanal Salman beroperasi. Sehingga, meskipun serangan ini telah menewaskan sekitar 10.000 jiwa, menghancurkan infrastruktur, dan dikecam oleh publik internasional, Saudi tidak ambil pusing.
Namun saya merasa perlu memperingatkan kerugian yang lain, yang seharusnya telah disadari Saudi, yaitu biaya perang yang sangat mahal.
Akhir tahun 2015, Saudi mengumumkan peningkatan belanja militer sebesar $ 5,3 miliar. [4] Reuters memperkirakan, setiap bulannya Saudi harus mengeluarkan sekitar $175 juta untuk menyerang Yaman. Sementara perang terus berlanjut dan artinya, biaya yang dikeluarkan akan semakin membesar. Sungguh naas, bila dana yang disiapkan untuk membangun Kanal Salman akhirnya habis digunakan untuk berperang. (LiputanIslam.com)
—-
Referensi:
[1] Ulasan lebih lengkap tentang Pipa Islam oleh Fuad Tahir : http://putuheri.blogspot.co.id/2013/07/proyek-pipa-gas-syria-iraq-iran-yg.html
[2] https://www.craigmurray.org.uk/archives/2016/04/uk-killing-civilians-for-oil-again/
[3] http://gulfnews.com/news/gulf/saudi-arabia/study-calls-for-950-kilometre-canal-bypassing-hormuz-1.1581884
[4] http://whatsupic.com/news-politics-world/1112-yemen-war-cost-saudi-$5-3bn-minister.html /
Mainsource : http://liputanislam.com/opini/perang-yaman-kanal-salman-dan-sejarah-yang-berulang/

Catatan dari Seminar Geopolitik Timteng di Balikpapan


ki-ka: Dimas, Ust. Abdullah, Ust Nurdin, Dina YS
ki-ka: Dimas, Ust. Abdullah, Ust Nurdin, Dina YS

LiputanIslam.com–Meski telah berlangsung selama 5 tahun, konflik Suriah tak kunjung mereda. Biarpun Suriah jauh dari Indonesia, efek konflik di sana menjalar hingga ke Indonesia. Sejak awal konflik hingga kini, ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan persatuan-kesatuan Indonesia dengan menggunakan berita-berita bohong mengenai Suriah. Propaganda yang mereka gunakan adalah bahwa di Suriah orang-orang Syiah membantai Sunni, karena itu kaum Syiah di Indonesia harus diberangus. Sejalan dengan itu, berbagai fitnah tentang Syiah disebarluaskan secara masif dan terstruktur. Meskipun jumlah penganut Syiah di Indonesia sangat sedikit, propaganda ini mengancam seluruh Indonesia karena pihak-pihak tak bertanggung jawab itu dengan mudah memberi label Syiah kepada siapa saja yang berseberangan dengan mereka.
Untuk mengatasai situasi ini, tak pelak lagi, pengetahuan umum tentang geopolitik perlu diperdalam. Definisi geopolitik adalah studi tentang efek geografi terhadap politik internasional. Mengapa Timur Tengah selalu berkonflik, dan mengapa Indonesia perlu waspada? Jawabannya ada di geopolitik. Timur Tengah adalah kawasan yang sangat kaya sumber daya alam, menjadi pusat pertarungan kepentingan kapitalis dunia. Indonesia pun merupakan pusat Asia Tenggara, dengan segala potensi sumber daya dan posisinya yang menjadi jalur lalu-lintas perdagangan dunia. Tak heran bila kedua kawasan ini terus digoyang agar saling berseteru dan berkonflik, sementara kaum kapitalis global leluasa mengeruk kekayaan alam di sana.
peserta seminar Geopolitik Timteng Uniba
peserta seminar Geopolitik Timteng Uniba

Demikianlah antara lain kesimpulan dari para pembicara Seminar Geopolitik Timur Tengah yang digelar pada hari Ahad, 10 April 2016 di Universitas Balikpapan (Uniba). Seminar yang merupakan hasil kerjasama IKMAL (Ikatan Alumni Jamiah Al Mustafa atau alumnus Iran) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Uniba ini bertajuk “Geopolitik Timur Tengah: Membaca Konflik Timur Tengah Secara Adil, Mengungkap Fakta Atas Realita”.
Seminar ini menghadirkan dua pembicara anggota IKMAL, yaitu Dina Y. Sulaeman selaku pengamat Timur Tengah dan Ustadz Abdullah Beik, MA, sebagai wakil dari Tim Kajian Ikmal. Hadir pula sebagai pembanding, Ustadz Nurdin Ismail, MA, anggota MUI Balikpapan dan anggota KAHMI (Korps Alumni HMI). Acara dibuka oleh Ketua HMI Balikpapan Muhammad Ikbal dan dimoderatori kader HMI Uniba Dimas Adhitama.

Dina Y. Sulaeman
Dina Y. Sulaeman

Dalam paparannya, Dina menjelaskan mengenai situasi geografis, sejarah, dan politik Timur Tengah. Pada masa Perang Dunia I, Inggris menjalin perjanjian dengan Gubernur Mekah saat itu, Sharif Husein, agar melakukan pemberontakan kepada Imperium Ottoman. Sebagai imbalan, bila Ottoman runtuh, Sharif Husein akan diberi wilayah kekuasaan di Semenanjung Arab dan Irak. Setelah akhirnya tentara Sekutu memenangkan perang, wilayah Timur Tengah yang semula di bawah kekuasaan Ottoman dibagi-bagi menjadi negara-negara yang kecil dengan tujuan agar mudah dikontrol.  Selanjutnya, dimulailah upaya pendirian Israel di kawasan Palestina yang sejak awal dimaksudkan sebagai pencangkokan “organ asing” di kawasan agar Timteng tak pernah bisa bersatu.
Dina juga memperlihatkan berbagai bukti foto dan film bahwa segala konflik di Timteng diawali dengan manipulasi informasi. Misalnya, Perang Melawan Terorisme diawali dengan peledakan gedung WTC pada 9 September 2001, yang ternyata sangat mencurigakan. Kemudian, alasan yang dipakai untuk menyerbu Irak pada 2003 adalah karena Saddam memiliki senjata pembunuh massal, dan akhirnya pada 2011, elit AS mengaku bahwa tidak ada senjata tersebut. Demikian pula perang Suriah, isu yang disebarkan adalah “kaum Syiah di Suriah membantai kaum Sunni” dengan menyebarkan berbagai foto dan video mengerikan. Akibatnya, ratusan ribu jihadis berdatangan ke Suriah dan mengakibatkan banyak kehancuran di negeri tersebut. Namun, seperti ditayangkan dalam seminar ini, berkat teknologi digital, foto-foto dan video itu bisa dilacak dan terbukti palsu.

buku karya Tim Kajian Ikmal
buku karya Tim Kajian Ikmal

Sayangnya, pengungkapan kebohongan dalam Perang Suriah ini belum banyak diketahui publik. Yang tersebar luas di Indonesia justru berbagai fitnah mengenai mazhab Syiah. Isu Sunni-Syiah akhir-akhir ini dijadikan alat untuk mengadu domba umat. Untuk itulah, IKMAL menerbitkan buku “Syiah antara Fitnah dan Fakta” yang isinya mengklarifikasi berbagai tuduhan dan fitnah terhadap Syiah, dengan harapan masyarakat Muslim Indonesia tidak terpengaruh oleh upaya adu domba. Demikian antara lain yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Beik.
Sementara itu, Ustadz Nurdin Ismail mendorong mahasiswa anggota HMI untuk ambil bagian dalam upaya pelurusan informasi agar ukhuwah umat dan persatuan NKRI tetap terjaga. Dalam paparannya, Ustadz Nurdin menyatakan bahwa kader HMI memiliki 3 tugas penting. Pertama, mencegah agar jangan sampai konflik Timteng merembet ke Indonesia. Kedua. HMI dikader sebagai agen pemersatu bangsa yang mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Karena itu, di tengah situasi panas yang dihasilkan oleh propaganda kaum takfiri, kader HMI harus menjadi penengah dan mendorong agar umat saling memahami dan mengamalkan Islam yang rahmatan lil alamin. Ketiga, kader HMI perlu aktif melakukan pelurusan informasi yang berpotensi memecah belah umat. (fa/dw) /http://liputanislam.com/liputan/catatan-dari-seminar-geopolitik-timteng-di-balikpapan/

Global Research Bongkar Distorsi Media AS Soal Perang di Aleppo


aleppo suriah 
Montreal, LiputanIslam.com –  Lembaga Centre for Research on Globalization (CRG) membongkar tendensi media AS terhadap Pasukan Arab Suriah (SAA) dan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan adanya distorsi fakta-fakta pertempuran di Aleppo.
Sebagaimana dikutip al-Alam, CRG dalam laporannya yang dirilis Minggu (3/5) menyebutkan bahwa klaim-klaim tendensius membayangi perang di Aleppo antara SAA dan sekutunya di satu pihak dan kelompok-kelompok militan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) serta kelompok-kelompok teroris Jabhah al-Nusra, Jaish al-Islam, Ahrar Sham, dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di pihak lain.
CRG menjelaskan bahwa kelompok-kelompok bersenjata telah mengirim ratusan mortir ke Aleppo sehingga menimbulkan reaksi dari SAA yang kemudian oleh media AS dilaporkan mengancam warga sipil di sana.
Menurut CRG, dalam berpihak kepada sebagian milisi di Suriah pemerintah AS sengaja mengandalkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan tujuan menebar propaganda bahwa SAA tidak berbuat apapun kecuali menyerang warga sipil.  Contohnya adalah LSM  “White Helmets” (Helm Putih) atau dinas pertahanan sipil Suriah yang terhitung sebagai sumber utama penggalangan propaganda secara kontinyu bahwa jet-jet tempur Suriah dan Rusia menjadikan rumah sakit sebagai sasaran. (Baca: Siapa yang Mengebom RS Al Quds, Aleppo? )
Menurut CRG, White Helmets pada dasarnya adalah lembaga buatan AS yang dipimpin oleh eks tentara Inggris James Le Mesurier dengan dana patungan AS dengan Jabhah al-Nusra yang merupakan cabang jaringan teroris al-Qaeda di Suriah dan Irak.
White Helmets selalu memberikan gambaran bahwa serangan terhadap sarang-sarang Jabhah al-Nusra sebagai serangan terhadap warga sipil, rumah sakit, atau para petugas kesehatan dan ambulan.
CRG juga menyebutkan pengakuan Kepala Staf Gabungan AS Jendral Martin Dempsey dan Wakil Presiden AS Joe Biden mengenai adanya kerjasama beberapa negara sekutu AS, termasuk Qatar dan Turki, dengan organisasi-organisasi teroris dan pendanaan secara rahasia oleh negara-negara itu untuk proyek penggulingan Bashar al-Assad. (mm) / http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/global-research-bongkar-distorsi-media-as-soal-perang-di-aleppo/

Al-Houthi: Israel Ikut Perangi Yaman


al houthi 
Sanaa, LiputanIslam.com – Pemimpin gerakan Ansarullah, Yaman, Abdul-Malik Badreddin al-Houthi menyatakan Rezim Zionis Israel ikut terlibat langsung dalam serangan ke Yaman.
“Lobi Zionis bergerak dengan penuh kedengkian, melakukan banyak konspirasi terhadap umat kita, membangkitkan fitnah dan tipu daya, dan menciptakan krisis…. Apakah mungkin kita dapat mengatakan bahwa apa yang terjadi di Timteng dan Yaman dilakukan demi kepentingan Palestina? Jelas bahwa semua yang terjadi di kawasan kita adalah demi kepentingan satu pihak, yaitu kaum Zionis dan Amerika,” ungkapnya dalam kata sambutan pada peringatan haul ke-2 tokoh Ansarullah Husain Badreddin al-Houthi, sebagaimana dilansir al-Alam, Senin (3/5).
Mengenai Arab Saudi yang memimpin koalisi Arab dalam serangan ke Yaman, al-Houthi mengatakan, “Tak ada untungnya bagi Saudi dalam melancarkan serangan sedemikian masif terhadap negara jirannya yang konsisten kepada kebijaksanaan, perdamaian dan pergaulan yang baik… Tak ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa bangsa Yaman takut kepadanya ataupun menjadi ancaman bagi kawasan. Bangsa ini menerapkan akhlak Islam dan budi pekerti yang luhur. Apa yang dipersembahkan bangsa ini kepada lingkungan di sekitarnya adalah kebaikan. Karena itu tak ada kemaslahatan yang hakiki dalam tindakan memprovokosi bangsa ini dan dalam kejahatan tersadis secara tanpa alasan terhadap bangsa ini.”
Al-Houthi mengingatkan bahwa umat Islam semakin jauh dari al-Quran al-Karim sehingga menjadi santapan yang empuk di depan musuh dan konspirasi musuhpun dapat berjalan sedemikian mulus.
Dia mengaku prihatin atas maraknya isu sektarianisme yang, menurutnya, sengaja dihembuskan sekencang mungkin untuk memorak porandakan persatuan umat Islam.
Dia mengatakan, “Siapa yang bergerak dalam siasat perpecahan antar umat (Islam) dengan label mazhab dan golongan, dan untuk kepentingan siapa? Bukankah yang ditekankan oleh al-Quran adalah keberpegang teguhan semua kepada tali Allah, persatuan dan persaudaraan?” (mm) /http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/al-houthi-israel-ikut-perangi-yaman/

Takut pada Republik Islam Iran, Kerajaan arab Saudi-AS Teken Transaksi Senjata 60 Miliar Dolar


Saphiro 
Washington, LiputanIslam.com — Departemen Luar Negeri Amerika Serikat berencana untuk menjual pesawat tempur hingga $ 60 miliar ke Arab Saudi. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan kerajaan monarkhi tersebut, yang tengah bersitegang dengan Iran. Andrew Shapiro, asisten Menlu AS untuk urusan politik-militer, menyatakan bahwa ia mengharap tidak ada keberatan dari Israel terhadap rencana ini.
“Kami pikir penjualan senjata akan meningkatkan keamanan dan stabilitas regional,” paparnya, seperti dilansir Haaretz ( 4/5/2016).
Penjualan pesawat militer mencakup 84 unit Boeing F-15, 70 helikopter Apache Boeing, 36 AH-6M Little Birds, 70 up-grade dari pesawat F-15 Saudi, 72 helikopter Black Hawk.
Sementara itu, Alexander Vershbow, asisten Menhan AS telah membahas masalah ini dengan Israel, dan menyimpulkan bahwa transaksi penjualan senjata ke Saudi tidak akan melemahkan atau berbahaya bagi Israel.
“Kami telah berkonsultasi dan Israel tidak keberatan dengan penjualan ini,” terangnya.
Baik Vershbow maupun Shapiro menekankan bahwa mengukuhkan kemampuan pertahanan Arab Saudi berarti meningkatkan keamanan dan kepentingan militer AS di kawasan regional, dan ini dianggap penting dilakukan sebagai antisipasi atas program nuklir Iran.
“Tentu ini bukan semata-mata karena Iran. Tetapi kami harus membantu Saudi memastikan dan melindungi mereka di bidang keamanan, karena mereka berada di kawasan yang berbahaya,” tambah dia.
Pejabat AS juga membahas kesepakatan untuk meng-upgrade Angkatan Laut Saudi, yang nilai transaksi tersebut diperkirakan bisa mencapai $30 miliar.
Meskipun kesepakatan nuklir telah ditandatangani, dan Iran berulang kali menerangkan bahwa program nuklirnya digunakan untuk tujuan damai, namun AS tidak sepenuhnya yakin dan cenderung mempersulit Iran. Baru-baru ini, ketika Iran memamerkan program rudalnya, AS kembali merecoki dan mengaku prihatin karena dianggap sebagai ancaman keamanan di kawasan. (ba) /http://liputanislam.com/internasional/takut-pada-iran-saudi-as-teken-transaksi-senjata-60-miliar-dolar/

BNP2TKI Imbau TKI Saudi Binladin Group Kembali ke Tanah Air


Kepala-BNP2TKI-Nusron-Wahid-di-kantornya 
Jakarta, LiputanIslam.com — Pemerintah mengimbau Tenaga Kerja Indonesia yang di-PHK di Arab Saudi agar segera kembali ke Tanah Air. Namun sebelum pulang diharapkan menandatangani surat penyerahan kuasa kepada pengacara untuk mengurus hak-hak mereka, seperti gaji, bonus, asuransi dan lain-lain.
Diperkirakan 8000 TKI di-PHK dari total 15 ribu buruh asing yang di PHK menyusul penundaan kegiatan kerja oleh pemerintah Arab Saudi terhadap puluhan subkontraktor Bin Ladin Group. Sejak Januari lalu, nasib para pekerja tersebut terkatung-katung diantara keinginan untuk pulang ke Tanah Air namun harus menunggu sampai berbagai hak mereka dipenuhi.
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid di kantornya, Senin (2/5/2016), menegaskan seluruh TKI yang di-PHK itu, yang sekarang tinggal di mess, sebaiknya pulang ke Tanah Air sebelum Lebaran. Pemerintah akan membantu mereka yang belum mengajukan klaim dan mengupayakan agar hak-hak mereka dipenuhi.
Sebelum pulang, para TKI hendaknya menandatangani surat pernyataan penyerahan kuasa kepada pengacara untuk mengurus hak-hak mereka. Pemerintah pun akan memantau sampai gaji, bonus, asuransi dan lain-lain dipenuhi, tambahnya.
Kepala BNP2TKI pada Rabu lalu (20/4/2016) mengadakan pertemuan dengan jajaran direksi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang menempatkan para TKI di Bin Ladin Group serta pengurus Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati). Dalam pertemuan itu diketahui, PPTKIS aktif berkomunikasi dengan manajemen Bin Ladin Group dan subkontraktor yeng mempekerjakan TKI.
Saudi- Bin-Ladin Group melakukan PHK setelah kerajaan Arab Saudi memutuskan menunda kegiatan kerja menyusul kejadian jatuhnya crane di Masjidil Haram Mekkah, pada 11 September 2015. Dalam kejadian itu korban tewas mencapai 107 orang, sedangkan yang luka-luka 238 orang jemaah haji. Dari jumlah tersebut enam orang jemaah haji Indonesia meninggal dunia, dan 31 lainnya luka-luka. (ba/BNP2TKI) / http://liputanislam.com/indonesiana/bnp2tki-imbau-tki-saudi-binladin-group-kembali-ke-tanah-air/

Pusat Reaksi Terhadap Pelanggaran Gencatan Senjata Suriah Akan Dibentuk di Jenewa


sergei lavrov 
Moskow, LiputanIslam.com –  Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menyatakan negaranya dan Amerika Serikat (AS) di Jenewa, Swiss, akan membentuk badan pusat pemantauan gencata senjata di Suriah, dan dalam badan ini militer kedua negara akan mengambil keputusan mengenai tindakan yang ditempuh terhadap pelanggaran gencatan senjata sesuai evaluasi dan pertukaran data dan informasi kedua pihak.
“Dalam perundingan dengan utusan Sekjen PBB urusan Suriah, Staffan de Mistura, telah disepakati bahwa lembaga ini akan memberi tentara Rusia dan AS fasilitas yang memadai untuk beroperasi dan memulai aktivitas pusat reaksi terhadap pelanggaran gencara senjata,” ujarnya, sebagaimana dilansir situs Kemlu Rusia, Rabu (4/5).
Dia mengatakan bahwa dengan selalu melakukan pertukaran informasi akan tersedia peluang bagi kedua pihak untuk melakukan evaluasi sebelum kemudian menunjukkan reaksi yang relefan bagi setiap pelanggaran.
“Tak seperti pusat pemantauan Rusia Hmeimim, Suriah, pasukan Rusia dan AS di Jenewa akan berdampingan mempelajari persoalan Suriah, dan ini merupakan satu langkah penting dan maju menuju peningkatan koordinasi Rusia, AS dan koalisi pimpinan negara ini,” lanjutnya.

Ribuan Eksterimis Mengalir Dari Turki
Menlu Rusia juga menyatakan pihaknya pratin atas berlanjutnya penyusupan para teroris dari Turki ke Suriah. Karena itu, sebagaimana dilansir Interfax, Selasa (4/5), dia menegaskan bahwa para teroris itu harus dikeluarkan dari Suriah. Dia menilai situasi sekarang belum kondusif untuk perundingan langsung Suriah di Jenewa.
“Optimalisasi gencatan senjata di Suriah hanya bisa dilakukan apabila mitra Moskow dapat mengeluarkan kelompok-kelompok oposisi dari kawasan yang dikuasai oleh para teroris,” lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Informasi Suriah Omran al-Zoubi dalam wawancara dengan al-Manar, Selasa (4/5), mengatakan bahwa hanya kurun waktu beberapa hari terakhir ini saja sudah ada 6000 ribu kawanan bersenjata yang masuk ke Suriah melalui wilayah Turki.
Dia menambahkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata menyerang tentara Suriah dan warga sipil di Aleppo dengan instruksi Arab Saudi dan Turki, sementara khalayak dunia bungkam di depan kejahatan mereka di kota tersebut. (mm) / http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pusat-reaksi-terhadap-pelanggaran-gencatan-senjata-suriah-akan-dibentuk-di-jenewa/

Seteru Raja Salman vs Binladin Grup, Pekerja yang Jadi Korban


pekerja binladin 
LiputanIslam.com — Perusahan konstruksi raksasa BinLadin Grup telah memecat sekitar 50.000 karyawan (ribuan diantaranya adalah Tenaga Kerja Indonesia). Para pekerja, yang kebanyakan adalah pekerja asing dari Asia, telah menggelar protes di Mekkah dan Jeddah karena gaji mereka tidak dibayarkan selama berbulan-bulan. Menurut Al Watan, setelah mem-PHK para pekerja, BinLadin Grup memberikan visa keluar untuk meninggalkan negara. Menteri Tenaga Kerja Saudi berjanji untuk memastikan perusahaan ini memenuhi janjinya untuk menyelesaikan masalah upah.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik krisis yeng menimpa perusahaan ini? Berikut ini adalah wawancara RT dengan Ali Al-Ahmed, dari Institute for Gulf Affairs (3/5/2016).
RT: BinLadin Grup bukanlah satu-satunya perusahaan yang mengalami kerugian secara dramatis. Menurut Anda, apa pengebab situasi ini?
Ali Al-Ahmed: Binladin Group adalah perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi dan mengambil bagian terbesar dari proyek-proyek pemerintah. Namun sejak tahun lalu, sejak Raja Salman naik takhta, ia perlahan-lahan menyingkirkan perusahaan ini dari proyek-proyek pemerintah dengan alasan jatuhnya crane yang menyebabkan banyak jamaah haji meninggal dunia, lalu melakukan pembekuan aset, dan melarang direksi meninggalkan negara. Akibatnya, perusahaan tidak mampu membayar para pekerja dan mungkin akan lenyap dalam hitungan bulan — dari sebuah perusahaan besar dengan aset miliaran menjadi sebuah perusahaan yang mungkin tidak akan disebut-sebut lagi namanya.
Sementara Raja Salman, menginginkan anaknya (Pangeran Mohammad bin Salman) dan mitranya untuk mengambil alih peluang ini. Binladin Grup tidak hanya bekerja untuk pemerintah, tetapi juga banyak melakukan pekerjaan konstruksi untuk swasta. Perusahaan ini akan segera tamat. Begitu juga dengan kelompok lainnya, Saudi Oger Grup milik keluarga Hariri, yang berada dalam krisis keuangan yang parah.
RT: Pemerintah negara asing menekan Arab Saudi atas upah tertunda. Apa yang bisa atau harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah itu?
AA: Pemerintah Arab Saudi dijalankan oleh satu keluarga (House of Saud) atau yang memiliki kedekatan dngan keluarga kerajaan. Mereka menyusun kebijakan pemerintah untuk melayani kepentingan pribadi mereka sendiri. Mereka rekayasa ulang pasar konstruksi dalam mendukung Raja yang baru, putranya dan mitra mereka.
Pemerintah Arab Saudi harus memberikan uang untuk Binladin Grup, karena perusahaan ini masih memiliki dana yang harus dibayarkan oleh pemerintah — nilainya mungkin miliaran dolar. Itulah sebabnya mereka tidak mampu membayar para pekerja. Ini adalah masalah yang umum terjadi di Arab Saudi dan negara-negara monarkhi Teluk, karena sistem yang absolut. Tidak ada yang aman. Anda tidak dapat melindungi diri terhadap keputusan pemerintah untuk membekukan aset atau aktivitas, tidak peduli seberapa besar perusahaan yang Anda miliki.
RT: Apakah ada hubungan antara krisis harga minyak dan situasi Binladin Grup?
AA: Saya pikir kaitannya memang ada, tetapi masalah utama bukanlah soal minyak, karena pengelola perusahaan masih memiliki triliunan aset. Namun yang menjadi masalah adalah pemerintah atau pundi-pundi pemerintah. Keluarga yang berkuasa (dalam hal ini raja, anak-anaknya, keponakan, atau saudara-saudaranya) mendapatkan lebih banyak keuntungan atas hal ini. Bukan berarti mereka tidak memiliki uang, tetapi mereka tidak ingin memberikan uang tersebut untuk kerajaan, atau untuk membayar tagihan kerajaan.
Dalam kasus Binladin Grup, bukan karena pemerintah tidak memiliki uang untuk membayar perusahaan ini. Tetapi ini murni keputusan politik, karena Raja Salman tidak menyukai keluarga Binladin. Dalam banyak kasus, kita bisa melihat bahwa pemerintah Saudi tidak membayar Binladin, tetapi memberikan miliaran dolar untuk Mesir dan pemerintah negara lainnya, juga mampu membeli senjata. Tahun lalu saja, mereka menghabiskan miliaran untuk perang di Yaman.
RT: Binladin Group adalah perusahaan yang bernilai miliaran dolar. Tidak bisakah mereka menggunakan cadangan dana yang mereka miliki untuk mengatasi krisis keuangan –alih-alih mengorbankan para pekerja?
AA: Tentu saja. Para pekerja asing adalah korban yang terlupakan dalam kasus ini. Saya rasa mereka sangat kehilangan, karena sebagaian besar dari mereka adalah orang-orang miskin dengan pendapatan terbatas. Mereka meninggalkan negara untuk bekerja demi keluarga. Jadi, seharusnya pemerintah Saudi membayar mereka, tidak hanya untuk enam bulan, tetapi seharusnya lebih dari itu. Mereka adalah korban, yang tidak memiliki peran atas pertarungan antara Binladin versus Raja Salman. Itu sebabnya, fokus masyarakat internasional adalah menuntut dan memaksa agar para pekerja ini mendapatkan hak-hak mereka. (ba) / http://liputanislam.com/wawancara/seteru-raja-salman-vs-binladin-grup-pekerja-yang-jadi-korban/

Turki Siap Kerahkan Pasukan Darat ke Suriah


PM turki ahmet davutoglu
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengaku siap untuk mengirimkan pasukan darat ke Suriah jika “dianggap perlu”. Ia mengaku bahwa serangan roket dari kelompok teroris ISIS yang bercokol di utara Suriah sangat mengganggu kondisi keamanan di Turki.
“Kami siap untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan, baik di dalam ataupun diluar Turki, untuk memastikan keamanan kami,” ujar dia, seperti dilansir Press TV (5/5/2016).
Turki mengklaim bahwa baru-baru ini sebuah roket ditembakkan dari perbatasan Suriah dan menewaskan satu orang. Total korban yang tewas dalam serangan serupa di waktu yang berbeda, menurut pemerintah Turki, telah mencapai 20 orang.
Turki sendiri telah melakukan serangan balasan dengan menembakkan roket. Selain itu, Turki juga memberikan kontribusi atas serangan udara yang dilakukan koalisi internasional anti-ISIS dari pangkalan Incirlik.
“… Kami masih lebih memilih bekerjasama dengan konsensus internasional. ISIS merupakan masalah bagi seluruh dunia,” kata Davutoglu.
Namun meskipun Turki turut serta dalam koalisi anti-ISIS, namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa rezim negara ini terlibat dalam tumbuh berkembangnya ISIS, dengan melakukan transaksi jual beli minyak jarahan.
Suriah sendiri secara terbuka menuduh Turki memiliki andil besar dalam berkembangnya militansi di Suriah, dan memperingatkan bahwa setiap jejak kaki Turki di Suriah, dianggap sebagai agresi yang melanggar kedaulatan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinannya atas tindakan militer Turki yang merongrong Suriah.
“Yang membuat Rusia khawatir adalah Turki masih menembaki wilayah Suriah, ada juga tuntutan untuk menerapkan zona aman, juga tanpa henti menyerukan agar mengambil tindakan di Suriah. Kami yakin, mereka menghendaki pemecahan krisis Suriah bukan melalui jalur politik, dan hasilnya hanyalah bencana,” kritik Sergey Lavrov.
Lavrov menegaskan bahwa Rusia memandang perlunya penutupan perbatasan Suriah-Turki, sehingga dengan begitu, arus/ pasokan teroris menuju Suriah terhalang.
“Kami menekankan bahwa arus atau saluran yang menyuplai senjata, logistik, maupun jihadis harus ditutup,” kata Lavrov setelah bertemu dengan utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. (ba) / http://liputanislam.com/internasional/turki-siap-kerahkan-pasukan-darat-ke-suriah/

Mengkritisi Atase Saudi Soal NU dan Wahabi


logo NU 
Oleh: Muhammad Taufiq
Pada Senin 2 Mei 2016, saya mendapat undangan untuk menghadiri Seminar Internasional atas kerja sama Atase Agama Kedubes Saudi Arabia dan STAIN Pamekasan yang menghadirkan tiga nara sumber. Pertama, Dr. Ibrahim Sulaiman An Nughemsyi (Atase Agama Kedubes Saudi Arabia).
Kedua, Prof. Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Ketiga, KH. Syukran Makmun (Pengasuh Pesantren Darur Rahman Jakarta).
Seminar ini dibuka oleh Ketua STAIN Pamekasan Dr. Taufiqurrahman, M.Pd. sebagai Open Speaker. Kemudian dilanjutkan pemateri pertama, Prof. Dr. Akhsin Sakha yang menjelaskan tentang pemikiran Hadratus Syekh Hasyim Asyari dalam mempertahankan NKRI yang dikenal dengan Resolusi Jihad.
Kemudian, pemateri kedua, KH. Syukran Makmun yang mencoba menyinggungg konflik di Timur Tengah akibat kesalahpahaman umat antara berbagai kelompok (firqah islamiyah). Beliau juga menekankan agar konflik di Timur Tengah jangan sampai terjadi di Indonesia. Oleh karena itu toleransi inter dan antar umat beragama harus lebih ditingkatkan.
Pemateri ketiga adalah Dr. Ibrahim Sulaiman, beliau menyampaikan beberapa poin penting bahwa wahabi dan NU tidak ada perbedaan. Menurut klaim Dr. Ibrahim, bahwa beliau adalah orang yang pertama kalinya mengkaji Hadratus Syekh Hasyim Asyari pada tahun kemarin di salah satu Universitas Islam di Malang. Bahkan beliau berpendapat Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asyari adalah paling Wahabinya wahabi. Karena menurut beliau, Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asyari menolak Syiah Zaidiyah, sedangkan Wahabi masih mentolerir Syiah Zaidiyah.
Pada sesi tanya jawab, sebenarnya penulis ingin bertanya dan memberi tanggapan terhadap para nara sumber. Namun, karena penulis tidak diberi kesempatan oleh moderator dengan alasan waktu terbatas, maka penulis menyampaikannya melalui catatan-catatan sebagai berikut:
Pertama, penulis sangat setuju dengan pernyataan Prof. Dr. Ahsin Sakho bahwa Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asyari memandang NKRI dari segi Maqashid Syariah dengan Resolusi Jihadnya.
Kedua, Konflik di Timur Tengah bukan disebabkan terpecahnya Umat Islam karena faktor kelompok agama (firqah Islamiyah), akan tetapi perpecahan di Timur Tengah yang disebut Revolusi Timur Tengah disebabkan Al-Harakah Al-Siyasiyah (Pergerakan Politik). Berdasarkan fakta yang terjadi di Syiria, Sunni-Syiah selama bertahun-tahun hidup damai berdampingan. Begitu juga di Yaman, Tunisia, Lebanon, dan lainnya. Sehingga yang harus diwaspadai di Indonesia adalah Al-Harakah Al-Siyasiyah (Pergerakan Politik) yang akan memecah belah NKRI.
Ketiga, Klaim Dr. Ibrahim Sulaiman An Nughemsyi (Atase Agama Kedubes Saudi Arabia) bahwa beliau adalah yang pertama kali mengkaji pemikiran Hadratus Syekh adalah tidak benar. Karena para kader NU sejak sekitar 2007-an sudah intens mengkaji pemikiran beliau, sehingga lahirlah beberapa buku spektakuler dan film Sang Kiai.
Keempat, penulis sangat tidak setuju dengan pernyataan Dr. Ibrahim bahwa Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asyari adalah paling wahabinya wahabi. Karena ada perbedaan mendasar antara Wahabi dan pemikiran Hadratus Syekh, yaitu Wahabi adalah firqah mujassimah merupakan kelompok yang menganggap Tuhan memimiliki jism/jasad.
Wahabi adalah pergerakan politik, sedangkan Pemikiran Hadratus Syekh dengan NU-nya adalah murni pergerakan sosial keagamaan. Wahabi sering membawa masalah furu’iyah kepada aqidah, sedangkan Hadratus Syekh tidak demikian. Bahkan dalam kitabnya Hadratus Syekh “Risalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah (hal 9)” beliau menyatakan dengan tegas bahwa beliau menolak pemikiran Syekh Muhammad ibn Abdul Wahab sebagai pendiri Wahabi. Sehingga tuduhan bahwa Hadratus Syekh Hasyim Asyari adalah paling wahabinya wahabi adalah tidak benar.
Kelima, Dr. Ibrahim telah melakukan tahrif terhadap kitab Irsyadu al-Syari (Kumpulan Kitab Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asyari) dalam Risalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Hal. 10. Menurut Dr. Ibrahim Hadratus Syekh menolak Syiah Zaidiyah, padahal dalam kitabnya Hadratus Syekh menolak Syiah Rafidah, karena Syiah Rafidah jelas telah mencela sahabat.
Ala Kulli Hal, semoga catatan ini bisa memberi pencerahan untuk masyarakat Pamekasan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
—-
Penulis adalah Kader NU dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pamekasan, artikel ini disalin dari NU Online / http://liputanislam.com/opini/mengkritisi-atase-saudi-soal-nu-dan-wahabi/

Kekuatan Cinta

LiputanIslam.com — Inilah kekuatan cinta yang sulit dijelaskan dengan logika. Dalam beberapa hari terakhir, serangan bom mobil terjadi di beberapa wilayah di Irak, yang telah menewaskan puluhan orang. Salah satu serangan terjadi ketika para peziarah memperingati haul Imam Musa al Khazim, yang telah menyebabkan 18 orang kehilangan nyawa, 28 orang lainnya menderita luka-luka.
Kelompok teroris takfiri Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS menganggap, Syiah adalah kaum murtad yang darahnya halal ditumpahkan.
Meski ada ancaman yang serius dari ISIS, ternyata tidak menyurutkan tekad bagi para peziarah untuk menuju holy shrine Imam Musa. Situs ini penuh oleh pezirah yang datang dari seluruh penjuru. Hal ini bisa diartikan sebagai pesan, bahwa tidak ada yang mengalahkan kekuatan cinta – kendati dihadapkan kepada ancaman maut. (ba) / http://liputanislam.com/multimedia/kekuatan-cinta/

Rusia; AS Lindungi Teroris Jabhat Al-Nusra dari Serangan Udara Suriah



MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Amerika Serikat berupaya memasukkan wilayah di barat laut provinsi Aleppo, yang dikuasai oleh teroris Front al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda ke dalam penghentian permusuhan selama pembicaraan Washington dengan Moskow mengenai masalah ini.
Lavrov membuat pernyataan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Sputnik yang diterbitkan pada hari Rabu (4/05). (Baca juga: Apa yang Ditakutkan AS, Turki, Saudi di Aleppo?)
“Selama negosiasi, mitra kami AS benar-benar berupaya menarik daerah-daerah tersebut ke dalam ‘zona tenang’ yang selama ini diduduki oleh Front al-Nusra. Kami berhasil untuk mengecualikan ini karena benar-benar tidak dapat diterima,” kata Lavrov.
Langkah yang diambil oleh Washington menunjukkan bahwa “seseorang ingin menggunakan Amerika untuk melindungi Front al-Nusra yang ditargetkan oleh Suriah dan Rusia” tambahnya.
Rusia dan Amerika Serikat baru-baru ini menyepakati “zona tenang” di provinsi Latakia dan kota-kota di sekitar pinggiran Damaskus. Selain itu, pembicaraan sedang berlangsung untuk memperluas “zona tenang” hingga Aleppo.
Di tempat lain dalam sambutannya, diplomat top Rusia mengatakan International Syria Support Group (ISSG) kemungkinan akan mengadakan pertemuan tingkat menteri dalam waktu dekat. (Baca juga: ALEPPO BERDARAH! Media Barat dan Radikal Tutupi Tragedi Pembantaian Keji di Suriah)
“Sangat mungkin bahwa dalam beberapa minggu mendatang, akan ada pertemuan tingkat menteri dengan satu tujuan utama, yaitu untuk melihat siapa yang melaksanakan keputusan sebelumnya disetujui oleh dua resolusi Dewan Keamanan PBB” kata Lavrov.
ISSG diketuai oleh Moskow dan Washington, dibentuk pada bulan November 2015. Terdiri dari kelompok negara-negara serta organisasi-organisasi internasional. ISSG berusaha untuk mengakhiri konflik yang mencengkeram di Suriah sejak Maret 2011.

Turki dan Saudi mustahil menyerbu Suriah
Sementara itu, menteri luar negeri Rusia menekankan bahwa Turki dan Arab Saudi tidak mungkin akan memulai operasi darat di Suriah, karena Angkatan Udara Rusia sudah ditempatkan di Tengah dan Timur Suriah. (Baca juga: Barat Ulangi Propaganda Keji di Aleppo Untuk Invansi Suriah) Riyadh dan Ankara telah berulang kali menyatakan kesiapan mereka untuk mengirimkan pasukan darat ke Suriah. (ARN) / https://arrahmahnews.com/2016/05/05/rusia-as-lindungi-teroris-jabhat-al-nusra-dari-serangan-udara-suriah/

FITNAH Daily Mail; Mufti Suriah Fatwakan Pemusnahan Warga Aleppo


LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Media propaganda Inggris menyebut bahwa Mufti Agung Suriah sebagai Ulama Alawite tertinggi pendukung tirani Assad, kemudian memfitnah Mufti Agung Suriah tersebut menyerukan pemusnahan warga sipil. Laporan itu kemudian tersebar secara masif di media Barat dan diterjemahkan begitu saja oleh media-media Indonesia bahkan salah satu media besar. DailyMail yang bahkan salah menyebutan Nama dalam laporannya itu mengatakan, “Ahmad Badr al-Hassoun, called for the “extermination of civilians” in Aleppo.”(Ahmad Badr al Hassoun serukan pemusnahan warga sipil di Aleppo.)
Dimanakah mulainya propaganda seram penuh dengan fitnah ini?
Pertama, dengan bodohnya, Daily Mail membuat kesalahan besar dengan salah menyebutkan nama. Sheikh dari Suriah itu bernama Sheikh Ahmad Badreddine bukan Sheikh Ahmad Badr.
Kedua, Sheikh adalah seorang Sunni Ahlussunnah wal jama’ah dan bukan Alawite (yang dahulu juga dikenal dengan nama Nushairiyyah). (Baca juga: Fatwa Seram Ulama Pro-Assad: Musnahkan Warga Aleppo, Benar atau Hoax?)
Ketiga, Dr. Bashar al-Assad tidak bisa disebut tirani karena beliau adalah presiden yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Suriah melalui pemilu. (Baca juga: 22 Pertanyaan Untuk Musuh-Musuh Bashar Assad)
Keempat, Mufti Agung ini bukanlah ulama tertinggi Assad, tetapi otoritas keagamaan tertinggi Sunni di seluruh Republik Arab Suriah. Syeikh Ahmed Hassoun merupakan Doktor dalam mazhab fiqh Syafi’i yang diperoleh dari Universitas Al Azhar Kairo Mesir, dan guru spiritual yang dicintai oleh rakyat Suriah. (Baca juga: Mufti Suriah: Teroris Tawarkan Damai Jika Damaskus Mau Akur dengan Tel Aviv)

Sheikh Hassoun Mufti Sunni Suriah Sedang Shalat Berjamaah

Kelima, dan yang paling penting, DailyMail membuat fitnah sangat jahat, karena Sheikh Hassoun sama sekali tidak menyerukan pemusnahan warga sipil Aleppo tetapi menyeru tentara dan warga untuk kuat dan berani terus menghadapi teroris yang merupakan kriminal pembunuh warga tak berdosa dan telah menduduki serta memblokir wilayah Halab dan beberapa wilayah lainnya, dimana saat ini para teroris itu sudah berada diambang kekalahan telak. (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)
“Saya menyerukan Tentara Suriah untuk menunjukkan kemarahan kita dan saya juga menyerukan pemimpin kami untuk menunjukkan kemarahan kepada kita kemarahan mereka dengan memusnahkan penjahat tersebut.” (ARN) / https://arrahmahnews.com/2016/05/05/fitnah-daily-mail-mufti-suriah-fatwakan-pemusnahan-warga-aleppo/

Rusia Sebar 3 Divisi Baru Untuk Lawan NATO


MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan Rusia mengerahkan tiga divisi militer baru di perbatasan untuk melawan ekspansi aliansi militer NATO, laporan media lokal.
“Kementerian Pertahanan telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk melawan pertumbuhan pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia,” Shoigu yang dikutip kantor berita Interfax mengatakan pada hari Rabu.
Divisi baru akan terbentuk pada akhir tahun ini dan akan dikirim ke perbatasan barat dan selatan negara itu, ia menambahkan. (Baca juga: Rusia Ancam Hancurkan Armada NATO, Jika Berani Macam-macam di Perbatasan)
Pekan lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa NATO bergerak lebih dekat ke perbatasan Rusia dan mengatakan Rusia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi keamanan.
“Infrastruktur militer NATO semakin dekat dan lebih dekat ke perbatasan Rusia. Tapi ketika Rusia mengambil tindakan untuk menjamin keamanannya, kita diberitahu bahwa Rusia terlibat dalam manuver berbahaya di dekat perbatasan NATO, “katanya.
Diplomat top Rusia membantah klaim NATO bahwa Moskow sedang melakukan “kegiatan berbahaya” dekat perbatasan negara-negara anggotanya, dan mengatakan ini adalah “upaya yang tidak bermoral dalam mendistorsi realitas.”
Rusia dan NATO telah terkunci dalam sengketa. NATO telah meningkatkan militernya di dekat perbatasan Rusia, menghentikan semua hubungan dengan Moskow pada April 2014 setelah Semenanjung Krimea kembali diintegrasikan ke Federasi Rusia setelah referendum. (Baca juga: Utusan Rusia Untuk NATO; Setiap Intimidasi Akan Dapatkan Jawab Keras dari Rusia)
Moskow memiliki banyak kesempatan memukul ekspansi NATO di dekat perbatasannya, dan mengatakan langkah tersebut merupakan ancaman bagi kedua perdamaian regional dan internasional.
Ketegangan meningkat pada awal bulan ini setelah kapal perusak USS Donald Cook berlayar dekat pangkalan angkatan laut Rusia di Laut Baltik, tindakan yang mengakibatkan manuver dua jet tempur Rusia di atas kapal dengan jarak 7 meter.
Para pejabat Amerika mengecam langkah itu dan mengatakan pembom Rusia terbang begitu dekat dan sangat berbahaya. (Baca juga: NATO Tak Mampu Kalahkan Rusia, Ini Alasannya)
Lavrov, bagaimanapun menggambarkan tindakan pesawat tempur Rusia adalah benar dan sah untuk melindungi kedaulatan negaranya. (ARN) / https://arrahmahnews.com/2016/05/05/rusia-sebar-3-divisi-baru-untuk-lawan-nato/

Rusia: Kami Tak Akan Tinggalkan Damaskus Hingga Teroris Habis

SALAFYNEWS.COM, RUSIA – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, mengatakan bahwa perang melawan terorisme akan terus berlanjut di Suriah, sementara situasi di Aleppo masuk dalam kerangka melawan ancaman teroris yang serius.
Gatilov mengatakan dalam sambutannya sebagaimana dikutip oleh situs media RT “Kami tidak akan memberikan tekanan (kepada Damaskus), karena itu harus dipahami bahwa yang terjadi disana adalah perang melawan ancaman teroris .. Situasi di Aleppo masuk dalam kerangka perang melawan ancaman teroris”, seperti dilansir syrianow.sy (01/05).
Ia menambahkan “sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung perjanjian Wina dan dokumen gencatan senjata telah dengan jelas mengatakan bahwa perang melawan terorisme akan terus berlanjut, khususnya terhadap kelompok teroris ISIS dan Jabhah Al-Nusrah serta organisasi teroris lainnya yang telah termuat dalam daftar Dewan Keamanan, dan Rusia akan selalu membantu Suriah hingga teroris tidak ada”. (Baca: Inilah Fakta Dibalik Bantuan Militer Rusia kepada Suriah)
Dilaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan teroris dengan menggunakan granat berpeluncur roket di sejumlah lingkungan perumahan di kota Aleppo telah meningkat selama 24 jam terakhir mencapai 25 orang tewas dan lebih dari 80 lainnya terluka, sebagaimana pula disebutkan bahwa korban tewas kemarin mencapai 16 orang dan puluhan lainnya terluka yang sebagian besarnya adalah para wanita dan anak-anak kecil, akibat serangan yang dilancarkan oleh kelompok teroris Jabhah Al-Nusrah dan sejumlah kelompok teroris bersenjata lainnya yang berafiliasi dengan kelompok tersebut. (Baca: Jenderal Rusia: Jika Suriah Darurat, Kekuatan Penuh Militer Kami Siap Siaga)
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan “Kami sekarang berusaha untuk menambahkan dua kelompok lainnya ke dalam daftar kelompok teroris, yang sebelumnya telah kami sampaikan, yaitu Jaysh al-Islam dan Ahrar al-Sham.” (SFA) / http://www.salafynews.com/rusia-kami-tak-akan-tinggalkan-damaskus-hingga-teroris-habis.html

Paus Francis Serukan Pihak Bertikai di Suriah Hormati Gencatan Senjata

SALAFYNEWS.COM, ITALIA – Paus Francis menyeru untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian penghentian permusuhan di Suriah. “AFP” menyebutkan bahwa Paus Francis dihadapan ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus kemarin juga menyampaikan seruan untuk “meningkatkan dialog yang sedang berlangsung karena itu merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian di Suriah”.
Paus Francis menyatakan “rasa sedihnya yang begitu mendalam” atas situasi di Suriah, terutama di kota Aleppo, seperti dilansir SyriaNow.sy (01/05).
Sejumlah lingkungan perumahan di kota Aleppo sejak beberapa hari ini terkena begitu banyak serangan teroris berupa granat berpeluncur roket, dimana sebuah sumber di kepolisian Aleppo melaporkan bahwa korban tewas akibat serangan kemarin mencapai 25 orang dan lebih dari 80 orang lainnya terluka selama 24 jam terakhir. (SFA) 

‘Mujahidin’ IDOL Ala Media Radikal: Arrahmah, Kiblat, Panji Mas, Voa-Islam

SALAFYNEWS.COM, JAKARTA – Menurut media-media yang mengaku Islam ini, gerombolan Abu Sayyaf adalah mujahidin. Mujahidin berasal dari kata jahada. Jahada artinya orang yang bersungguh-sungguh, mengeluarkan seluruh kemampuannya, untuk berjuang, demi suatu tujuan yang baik. Nah, menurut mereka ini Abu Sayyaf adalah gerombolan yang baik. (Baca: Siasat Kelompok dan Media Radikal, Syiahkan dan Liberalkan Ulama Aswaja)
Apa yang dilakukan orang baik? Menangkap orang-orang tak bersenjata, menjadikan mereka sandera, untuk minta uang tebusan. Kalau tidak dikabulkan, sandera akan dibunuh. Dengan standar apa mereka menyatakan bahwa orang-orang ini baik? (Baca:Fakta Media Radikal Pro Teroris Hancurkan Islam dan NKRI)
Media-media ini adalah media yang pernah ditutup oleh Kemkominfo. Tapi ada banyak pihak yang keberatan. Pemerintah kemudian dituduh anti Islam. Lalu media-media itu boleh dibuka kembali.
Media Radikal Pro Teroris
Nah, Islam-kah gerombolan Abu Sayyaf ini? Kalau iya, salahkah bila ada yang mengatakan bahwa ada yang namanya teroris Islam? Kalau bukan Islam, kenapa mereka didukung oleh media-media yang dianggap sebagai media Islam? (Baca: “Hasutan Sektarian” Modal Media Radikal dan Wahabi)
Dalam hal terorisme, masalah terbesar pada umat Islam adalah sikap mereka yang mendua, bahkan tidak jelas. Marah bila disebut Islam itu teroris, tapi pada saat yang sama mendukung tindakan para teroris yang mengatasnamakan Islam. Mereka ingin agar kita, orang-orang waras turut memanggil Mujahid kepada para teroris itu. (SFA)
Sumber: Dr Hasanudin Abdurahman

“Global Research”, Assad Tak Bersalah Atas Darah Rakyat Aleppo

SALAFYNEWS.COM, AMERIKA – Pusat “Global Research” mengungkapkan sebuah fakta bahwa media Amerika Serikat sengaja menargetkan tentara Suriah dan Presiden Bashar Assad serta memutarbalikan kenyataan tentang apa yang terjadi di Aleppo.
Dalam sebuah laporan pusat penelitian itu yang dirilis Minggu awal Mei ini, menegaskan bahwa propaganda media bertujuan untuk menghubungkan pertempuran di Aleppo itu terjadi antara tentara Suriah dan sekutunya (Rusia, Iran, Hizbullah) serta beberapa kelompok lainnya, dengan sejumlah kelompok teroris yang didukung oleh NATO, Jabhah Al-Nusrah dan Jaysh Al-Islam dan Ahrar Al-Sham serta ISIS. (Baca: Mantan Pejabat CIA: Politik Berbahaya Erdogan Gabung Rezim Saudi Guna Rampas Damaskus)
Dijelaskan pula bahwa beberapa kelompok militan bersenjata telah mengirim ratusan mortir ke Aleppo dan membuat tentara Suriah terpaksa harus meresponnya, sejumlah media AS mendistorsi laporan itu dengan menyebutkan bahwa hal itu adalah untuk mengancam warga sipil disana.
Global Research menyebutkan bahwa pemerintah AS bergabung dengan sejumlah NGO (organisasi non-pemerintah) serta beberapa milisi untuk mengirimkan gambar tentang para tentara Suriah dengan penjelasan bahwa pasukan Suriah tidak melakukan perlawanan apapun kecuali menargetkan warga sipil.
Diantara yang paling menonjol dari organisasi-organisasi yang disebutkan oleh laporan tersebut adalah organisasi “Helm Putih” (White Helmets) atau organisasi Pertahanan Sipil Suriah, keduanya merupakan sumber utama yang mengumpulkan gambar-gambar yang menegaskan secara terus-menerus bahwa pesawat Suriah dan Rusia menargetkan sejumlah rumah sakit. (Baca: ‘White Helmet’ Teroris Berjubah Relawan)
Pusat penelitian mengungkapkan bahwa White Helmets pada dasarnya adalah formasi yang dibentuk oleh mantan tentara Inggris James Le yang didanai Amerika Serikat dan Jabhah Al-Nusrah cabang dari Al Qaeda di Suriah dan Irak.
Organisasi itu berusaha menggambarkan bahwa setiap serangan yang menargetkan markas Jabhah Al-Nusrah sebagai serangan terhadap warga sipil dan rumah sakit mereka serta para pekerja di bidang kesehatan, dilansir dari arabic.rt.com (02/05).
Disebutkan bahwa Martin Dempsey, Kepala Staf Gabungan AS, dan Joe Biden, wakil presiden AS, mengakui adanya kerjasama sejumlah negara besar pro-Amerika, seperti Qatar dan Turki dengan sejumlah organisasi teroris dan mendanainya secara rahasia hanya untuk menguasai Timur Tengah dan menggulingkan Assad. (SFA)

Intelijen Jerman Pantau Masjid-masjid Kantong Kelompok Ekstrimis Wahabi

SALAFYNEWS.COM, JERMAN – Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Konstitusi, memantau sekitar 90 masjid yang menjadi ancaman teror tinggi di negara itu. Hal itu diumumkan, Senin (02/04), oleh kepala kantor Hans-Georg Maassen dalam sebuah wawancara dengan saluran “ARD”.
Georg berkata “Kami khawatir karena ada banyak sel kelompok radikal (Wahabi) di Jerman, kita harus tetap menjaganya di bawah kontrol”. Karena membahayakan Stabilitas keamanan negara.
Ia mencatat bahwa pembicaraan berkisar tentang sejumlah masjid yang melakukan pertemuan internal, disitu juga terdapat seruan kepada anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam kegiatan teroris, dimana para pengkhotbah kelompok radikal menghasut para pendukung mereka untuk membenci orang lain baik etnis dan nasionalisme. (Baca: Razia Rumah Salafy Wahabi di Jerman)
Maassen melalui itu menyebutkan bahwa intelijen tidak membatasi dan merencanakan untuk menerapkan pemantuan kepada seluruh umat Muslim yang tinggal di Jerman, melainkan hanya memonitor para politikus dan agamawan garis keras. Pihak berwenang perlu bekerjasama dengan komunitas Muslim untuk “membentuk aliansi melawan radikalisme”.
Ia menegaskan bahwa resiko tindakan teroris di Jerman masih sangat tinggi. Ia mencatat bahwa kelompok teroris ISIS berusaha untuk melakukan tindakan teror saat melihat ada kesempatan untuk dapat melakukannya, dilansir dari Addiyar.com (02/05). (Baca: Darimana Asal Usul Kebengisan Ajaran Salafy Wahabi?)
Menurut perkiraannya, terdapat sekitar 800 orang Muslim dari Jerman telah menuju ke Suriah dan Irak untuk ikut bergabung dan bertempur bersama kelompok teroris ISIS, namun sebagian dari mereka telah kembali pulang sekitar 260 orang. (SFA) 

Pasukan Elit Ancam Tutup Selat Hormuz Jika AS dan Sekutunya Ganggu Republik Islam Iran

Pasukan Elit Iran
SALAFYNEWS.COM, IRAN – Pasukan Elit Pengawal Revolusi Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz bagi kapal-kapal milik Amerika dan sekutu-sekutunya
Wakil komandan Korps Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Hossein Salami, Rabu (04/05), mengancam akan menutup perairan di Selat Hormuz bagi kapal Amerika dan sekutu-sekutunya jika muncul ancaman AS terhadap keamanan nasional. (Baca:Angkatan Laut Iran Tahan Kapal AS di Selat Hormuz)
Salami mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, “menurut Konvensi Hukum Kelautan 1982, kami tidak akan mengizinkan kapal Amerika Serikat dan sekutu-sekutu regionalnya untuk menyeberangi Selat Hormuz, jika dapat mengancam keamanan Iran”, seperti dirilis almaalomah.info (04/05). (Baca: Pertemuan Rusia dan Iran ‘Putin-Ali Khamenei’ Buat AS dan Barat Galau)
Jenderal tersebut juga menegaskan bahwa “pelaksanaan setiap latihan militer baik udara atau darat maupun di laut merupakan salah satu hak legal Iran” ia menambahkan, “Teheran tidak akan membiarkan negara manapun untuk semena-mena melakukan latihan tanpa ada satu unsur yang membahayakan negara kami, dan kami akan tegas mengambil tindakan. (SFA)

Republik Islam Iran Ancam Tak akan Kirim Jemaah Haji ke Kerajaan Arab Saudi Tahun Ini
Korban Jemaah Haji
Korban Jemaah Haji
Islam Times - "Arab Saudi mengklaim bahwa masalah haji berbeda dari perseteruan politik, namun ada jurang yang besar sekali antara kata-katanya dan perbuatannya,"

Jika Arab Saudi tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap jamaah haji, Iran akan membatalkan pengiriman jemaah hajinya ke Arab Saudi tahun ini.

"Arab Saudi mengklaim bahwa masalah haji berbeda dari perseteruan politik, namun ada jurang yang besar sekali antara kata-katanya dan perbuatannya," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi-Ansari di kota Tabriz pada Rabu, 04/05/16.

"Jika Arab Saudi melakukan kewajibannya sebagai pemerintah tuan rumah terhadap kesehatan dan keselamatan para jemaah, musim haji akan terlaksana, jika tidak, Iran tak akan bisa ikut serta dalam haji," tegasnya.

Kamis lalu, Kepala Organisasi Haji Iran Saeed Ohadi menyatakan, para pejabat Saudi terus menghambat pembicaraan dengan pemerintah Iran mengenai pengiriman jemaah haji Iran ke Saudi tahun ini.

Ditambahkan Ohadi, delegasi Iran baru-baru ini telah menggelar pertemuan dengan para pejabat Saudi dan mengajukan 20 proposal guna memastikan keselamatan jemaah haji Iran selama ritual musim haji tahun ini.

Ohadi mencatat, pejabat-pejabat Saudi harusnya merespon dengan jelas proposal delegasi Iran tersebut dan melakukan persiapan untuk mencapai kesepakatan. Namun menurut Ohadi, hingga kini Saudi tidak merespons proposal Iran tersebut.

Otoritas Saudi menuai kritikan keras dari Iran dan negara-negara lain menyusul tragedi pada 24 September 2015, saat dua gelombang besar jemaah haji bertemu di persimpangan di Mina, dekat Makkah. Pemerintah Saudi mengklaim hampir 770 orang jemaah haji tewas dalam insiden itu. Namun media-media asing melaporkan, berdasarkan statemen resmi dari 36 negara yang kehilangan warganya dalam tragedi itu, lebih dari 2.400 jemaah haji tewas saat itu. [IT/Onh/Ass] /http://islamtimes.org/id/doc/news/536777/

Pidato Lengkap Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad ath-Thayyib di Indonesia

Menurut Kantor Berita ABNA, Grand Syaikh Al-Azhar Prof Dr Ahmad Muhammad Ahmad Al-Thayyib dalam kunjungannya ke Indonesia turut hadir dalam acara Orasi Perdamaian dan Kemanusiaan yang terselenggara di Auditorim Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (23/2/2016). 
Selama di Indonesia Syaikh Ahmad Al Thayyib telah menjalankan serangkaian agenda, diantaranya bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, bertemua dengan sejumlah pimpinan MUI dan tokoh-tokoh Islam di Kantor MUI Pusat dan menerima gelar doktor Honoris Causa (HC) dalam bidang Pendidikan Islam dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.
Berikut terjemahan lengkap dari pidato yang yang disampaikan Grand Syaikh Al-Azhar pada acara Orasi Perdamaian dan Kemanusiaan di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah yang diterjemahkan oleh Zaenal Muttaqin.

Yang terhormat
Yang terhormat, Rektor UIN Jakarta,
Hadirin sekalian
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saya memulai ceramah saya dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan kepada saya serta rombongan, baik dari Al-Azhar maupun dari Majelis Al-Hukama Muslim, untuk mengunjungi Republik Indonesia dan bertemu dengan rakyatnya yang sangat baik, terutama dengan saudara-saudara kami seagama. 
Mereka adalah umat Islam yang sangat menghargai Mesir, hal itu tercermin dalam kuatnya hubungan antara kedua belah pihak sepanjang sejarah umat Islam dimana keduanya berpegang teguh pada aqidah dan akhlaq Islam yang mulia.
Mungkin saya tidak berlebihan jika saya memuji bangsa Indonesia dengan mengatakan bahwa Indonesia telah Allah pilih sebagai negeri tempat menyebarkan Islam sebagai agama yang menyerukan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat serta menjaga orisinalitas dengan tetap menerima segala hal baru yang keduanya dipadukan secara baik dalam individu maupun masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia juga telah mampu menyingkap khazanah keislaman yang suci serta nilai-nilai hukum Islam dan akhlaknya dengan mewujudkan nilai keadilan, persamaan, sikap terbuka pada orang lain serta memotivasi untuk memiliki sumber-sumber kekuatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menyandarkan diri pada Allah semata, disertai usaha yang optimal sehingga kekuatan materi dan rohani tetap tercapai secara bersamaan.
Untuk itu, kemampuan bangsa Indonesia memadukan antara ilmu, iman dan amal telah menjadikan Indonesia mampu melakukan lompatan-lompatan sehingga menjadi salah satu negara termaju di kawasan Asia. Bahkan Indonesia telah menjadi macan Asia. Indonesia juga telah menjadikan Islam sebagai agama untuk membangun kehidupan dunia dan mencapai kebahagiaan ukhrawi, bahkan merupakan agama kemanusiaan secara universal.
Indonesia juga telah mampu membantah bohongnya tuduhan yang disampaikan oleh musuh-musuh Islam bahwa Islam adalah agama kemalasan dan tidak produktif sehingga masyarakatnya tidak maju bahkan Islam dianggap sebagai agama yang menghambat kemajuan ekonomi dan politik. 
Saat ini Indonesia telah menjadi model Negara Muslim yang dapat dibanggakan oleh umat Islam seluruh dunia, karena Indonesia telah mampu mencapai kemajuan ekonomi yang luar biasa terutama di Asia Tenggara.
Indonesia memeluk agama Islam melalui perantara para pedagang muslim. 
Kawasan Nusantara telah Allah jadikan berhati lembut dan sangat tertarik kepada Islam, karena ajaran dan akidah Islam yang sangat jelas toleran dan penuh keadilan. Selain itu kawasan Nusantara merupakan kawasan di Asia yang pertama kali menerima Islam yang dari waktu ke waktu Islam terus mengalami kemajuan di kawasan Nusantara sehingga Indonesia menjadi negara muslim terbesar dunia, dan mereka juga merupakan bangsa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta al-Qur’an dan ajarannya.
Adapun terkait hubungan antara bangsa Indonesia dan Mesir seperti disampaikan para sejarawan bahwa hubungan tersebut telah dimulai beberapa abad yang lalu melalui hubungan dagang, pendidikan dan kebudayaan, dimana saat itu banyak para jamaah haji Indonesia yang sengaja datang ke Mesir untuk menuntut ilmu di Al-Azhar. Para sejarawan Eropa mencatat bahwa pada pertengahan abad ke 19 M telah dimulai kedatangan mahasiswa pelajar Indonesia di Al-Azhar yang menuntut ilmu dari para ulama Al-Azhar di Mesir.
Indonesia di Al-Azhar, tinggal di asrama-asrama yang di sebut dengan ruwak Jawa. Selain itu banyak penerbit Mesir yang menerbitkan berbagai karya ulama Indonesia. Pelajar Indonesia di Mesir juga banyak terpengaruh oleh gerakan-gerakan pembaharuan Mesir terutama yang dilakukan oleh Sheikh Mohammad Abduh dan para muridnya, ditambah dengan gerakan kebangsaan yang dipimpin oleh Mustafa Kamel serta para tokoh nasional Mesir lainnya saat itu.
Saat ini ada sekitar 5000 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar di antara mereka ada yang mendapatkan beasiswa. Saat ini setiap tahun Al-Azhar memberikan 20 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia selain itu setiap tahun Al-Azhar mengirim guru bahasa Arab ke sekolah sekolah di Indonesia dengan jumlah 31 orang.

Hadirin yang saya hormati,
Zaman kita sekarang ini menghadapi berbagai macam persoalan dan krisis yang sangat serius, terutama di bidang politik ekonomi dan lingkungan hidup. Persoalan seperti ini yang paling banyak terjadi terutama di dunia ketiga yang mengancam keamanan kesehatan, masyarakat serta Negara tersebut. Selain itu kita juga menghadapi ancaman hilangnya rasa perdamaian yang diikuti oleh menyebar luasnya kekacauan dan kegelisahan serta dominasi kekuatan pihak tertentu yang menguasai orang-orang lemah. Hal yang lebih buruk lagi hal seperti itu terwujud dengan banyaknya kejahatan dalam bentuk peperangan serta penumpahan darah mengatasnamakan agama, terutama dengan mengatasnamakan agama Islam dengan sengaja menyematkan sifat teroris pada Agama Islam, di mana pada saat yang bersamaan tidak ada satupun agama samawi yang disifati dengan sifat teroris. Tentu saja penyifatan ini merupakan sebuah kedzaliman dan menipu akal serta pemahaman yang benar serta tuduhan ini sangat bertentangan dengan realitas dan sejarah umat Islam. Sebab banyak pemeluk agama lain yang justru banyak menggunakan kekerasan dan tindakan kejahatan yang menggunakan atas nama agama mereka, hal ini sebagaimana diakui oleh mereka sendiri baik oleh para tokohnya ataupun oleh para pemeluk biasa. Jika tidak percaya silahkan jelaskan apa yang terjadi dengan perang salib di dunia timur Islam serta perang atas nama agama di Eropa, ditambah dengan pengadilan-pengadilan yang menjatuhkan vonis pada penganut agama Yahudi dan umat Islam. Tidakkah semua tindakan dan peperangan ini merupakan salah satu bentuk terorisme dan kejahatan yang merusak tata nilai kemanusiaan sepanjang sejarah?
Ada orang yang mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut merupakan kesalahan sejarah yang telah terjadi sudah sangat lama dan tidak ada pengaruh apapun pada kehidupan kita hari ini. Jika seperti itu silahkan anda dalami apa yang disebut dengan perang salib dua, di mana peperangan ini telah menjadi pintu masuk konflik panjang di dunia arab dan dunia Islam. Bahkan seorang penulis Amerika: John Fifer, menulis buku yang berjudul Perang salib II: perang barat dan penjajahan baru terhadap Islam. Tentu saja saya di sini tidak dapat menjelaskan secara detail apa yang dijelaskan oleh penulis tersebut tetapi saya ingin menekankan bahwa tindakan melanggar batas di luar ketentuan Islam yang dilakukan oleh sebagian kecil penganutnya di mana tindakan ini sangat ditentang oleh para ulama Islam serta para pemikirnya bahkan orang awam pun tidak dapat menerimanya, sikap melanggar batas tersebut juga ada pada pemeluk agama lain dimana para pelakunya dijanjikan akan mendapatkan surga.
Saya tegaskan bahwa dengan membaca kembali sejarah perbandingan terorisme, jelaslah bahwa umat Islam merupakan umat yang paling adil dan objektif di mana mereka dapat membedakan antara agama dan sikap sebagian pengikutnya. Umat Islam menilai peperangan yang dilakukan oleh orang barat terhadap Islam sebagian peperangan orang Eropa terhadap orang Islam dan tidak menuduh agama yang dianut oleh orang Eropa sebagai landasan ideologis tejadinya peperangan tersebut. Hal ini untuk membedakan antara nilai-nilai agama dengan perilaku para pemeluknya yang menjual belikan agamanya, dengan harga yang sangat murah. Hal ini merupakan salah satu wujud penghormatan umat Islam terhadap keyakinan agama lain meskipun umat Islam di seluruh penjuru dunia banyak ditindas dan selalu disingkirkan. 
Hanya saja kita tidak mungkin berdiam diri atas sikap yang menyudutkan umat Islam, pembunuhan massal terhadap umat Islam seperti yang terjadi di Myanmar di tengah-tengah diamnya masyarakat dan media internasional, padahal mereka mengaku sebagai masyarakat yang sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan tanpa membedakan antara muslim dan non-muslim.
Kita juga tidak mungkin berdiam diri terhadap apa yang saat ini menimpa masjidil aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat isra’ mi’raj Rasulullah, dari penjajahan dan penghinaan yang dilakukan oleh Negara lain sehingga sangat menghinakan nilai-nilai dan peninggalan umat Islam. Jika seperti ini dunia barat banyak meneriakkan terhadap segala sesuatu sikap permusuhan yang menimpa orang Kristen di timur, padahal mereka di dunia timur bisa hidup dengan damai dan berdampingan dengan umat Islam, mereka juga berdiam diri terhadap setiap permusuhan yang menimpa umat Islam menghancurkan para wanita dan anak-anak mereka. Untuk itu saya katakan jika lembaga-lembaga keagamaan di barat yang sangat besar membolehkan dirinya untuk menyuruh umatnya dalam menyikapi peristiwa-peristiwa tersebut, maka saya juga harus memainkan peran saya untuk menyeru mereka yang memiliki akal dan perasaan di seluruh dunia untuk menyelesaikan problem serta sikap permusuhan umat non-muslim kepada umat Islam baik di timur maupun di barat. Hal ini saya lakukan demi mewujudkan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan baik di timur maupun di barat.

Hadirin sekalian,
Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah menurunkan agama untuk memecah belah umat manusia, tidak juga untuk memberikan kemadharatan dan rasa takut kepada umat manusia tetapi Dia menurunkan agama sebagai cahaya petunjuk dan rahmah serta kasih sayang. Dimana umat Islam merupakan makhluk yang sangat jauh dari berbagai tindakan yang berbau terorisme serta tindakan-tindakan kekerasan pertumpahan darah serta menyia-nyiakan manusia.
Saya secara pribadi tidak pernah menemukan satu buku pun dalam agama lain di dunia ini yang mengancam setiap pelaku kejahatan terorisme dan pertumpahan darah dengan hukuman yang sangat berat sebagaimana terdapat dalam kitab suci umat Islam. Dimana Islam mengancam pelaku kejahatan dengan siksaan yang sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, bagaimana mungkin Islam dijuluki sebagai agama teroris, padahal Islam adalah agama yang diproklamirkan oleh Rasulnya bahwa Islam adalah yang menjamin setiap manusia merasa aman dan selamat dari tindakan dan perkataan tetangganya. Rasulullah bersabda, Setiap muslim terhadap muslim lainnya haram meneteskan darah, merampas harta dan kehormatan. Islam juga tidak hanya melarang pembunuhan dan penetesan darah, bahkan Islam juga melarang sikap menakut-nakuti orang lain meskipun hanya bercanda. Oleh karena itu, saya tidak mungkin, dan tidak masuk akal, agama ini dituduh sebagai agama terorisme dan haus kekerasan padahal Rasulnya disebut sebagai pembawa kasih sayang kepada seluruh umat manusia.
Al-Qur’an sendiri mengajarkan bahwa kata kasih sayang yang disebut berulang-ulang dalam al-Qur’an dan diikuti dengan kata-kata kejujuran, keadilan, amanah, memaafkan dan memenuhi janji berkali-kali bahkan kata kasih sayang yang diajarkan Islam disebut dalam Alquran, bukti lain adalah bahwa kasih sayang yang diajarkan oleh Islam tidak hanya untuk sesama muslim tetapi harus berlaku untuk seluruh umat di seluruh dunia, baik makhluk hidup maupun benda mati. Jika Anda memperhatikan sejarah nabi Muhammad maka Anda akan terkejut dengan perilaku beliau yang sangat penuh dengan nilai-nilai cinta kasih yang terwujud dalam perilakunya baik kepada manusia, hewan maupun makhluk lainnya.
Untuk itu saya berharap agar seluruh hadirin dapat memperbandingkan antara akhlak dan nilai luhur yang diajarkan oleh Islam bahkan pada saat terjadi peperangan dalam bentuk sikap adil kepada musuh, dilarang membunuh wanita, orang tua serta anak kecil. Sikap ini membuktikan bahwa Islam sangat menekankan nilai-nilai kasih sayang meskipun kepada musuh. Oleh sebab itu sangat tidak masuk akal jika saat ini dengan sangat serampangan Islam dihukumi sebagai agama penyebar kekerasan. Jika saat ini ajaran agama Islam dikotori dengan perilaku sebagian umatnya yang berani melakukan pembunuhan meneteskan darah umat Islam dan umat lainnya dengan menilai perbuatan ini sebagai jihad di jalan allah demi menegakkan Negara Islam, mengkafirkan orang-orang yang berseberangan dengan mereka, ini merupakan tindakan yang tidak diajarkan oleh Islam bahkan Islam sangat menentang perbuatan tersebut. Untuk itu Al-Azhar mengemban amanat yang sangat besar untuk menyapaikan pesan ini sebab kami akan ditanya dihadapan Allah di hari kiamat untuk selalu mengingatkan dan memperbaiki sikap serta pemikian sebagian kecil pemeluk agama islam yang menyimpang, bahwa sikap-sikap tersebut bukan bagian dari ajaran Islam, dimana ini sangat merusak citra Islam serta nilai-nilainya yang sangat suci, serta membuka pintu kepada para musuh Islam untuk menghina Islam dan merendahkannya. Untuk itu Al-Azhar menyeru para pemuda yang terpengaruh pemikiran-pemikiran yang menyimpang tersebut agar mereka segera sadar dan kembali kepada jalan yang benar serta mengingatkan bahwa perilaku mereka yang bersikap ekstrim merupakan perilaku yang sangat dilarang Islam. Untuk itu dalam rangka mengemban amanah mengingatkan umat Islam, terutama para pemuda tersebut, saya serukan kepada mereka yang mengotori agama ini agar segera kembali dan menyesali tindakan mereka, dan segera bertaubat kepada Allah SWT atas tindakan yang telah mengotori ajaran agama Islam. Di sini saya juga ingin mengingatkan diri saya dan para ulama umat di mana kita semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat untuk menghabiskan segala daya upaya untuk saling menasehati dalam rangka menjaga keutuhan umat serta kemurnian akidah mereka dari ajaran-ajaran yang ekstrim serta tindakan-tindakan bodoh sebagian kecil pelakunya. Kita juga perlu mengingat perlunya segera menanamkan fikih yang penuh kemudahan dalam rangka memerangi fikih ekstrim dengan terus berupaya mengantisipasi upaya westernisasi dan penghancuran identitas umat Islam serta ajaran agamanya, secara bersungguh-sungguh. Kita juga perlu untuk memperbaiki sitem pendidikan dalam menanamkan fikih penuh kemudahan menerima orang lain secara berdampingan berdasarkan al-Qur’an dan sunah dengan menghindarkan berbagai perbedaan kecil dalam hal-hal yang bersifat tidak prinsipil.
Saya juga menyeru agar umat ini banyak meminta fatwa kepada para ahli ilmu mendalam yang menganut paham sunni, serta dari mereka yang menguasai temuan-temuan moderan di abad ini. Mereka juga perlu segera sadar banyaknya tantangan yang dihadapi oleh umat Islam, di mana fanatisme terhadap golongan telah menjadi hal utama menjadi penyebab perpecahan umat, sehingga para musuhnya dengan mudah dapat memecah belah umat Islam dan menyebarkan kebencian kepada umat Islam.
Terakhir tidak ada yang dapat kita lakukan saat ini kecuali berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah untuk menghindarkan perpecahan umat. Selain itu kita sekalian sebagai ulama umat ini perlu megingat kembali peringatan dari Rasulullah SAW yang menyerupakan umat akhir zaman ini sebagai menu makanan yang dapat disantap dengan mudah dan diperebutkan oleh para musuh Islam, untuk itu kita harus benar-benar sadar akan peringatan nabi ini untuk menghindarkan perpecahan yang menjadikan umat islam sebagai umat yang hanya menjadi objek umat lain dan tanpa daya upaya. Kita perlu memaksimalkan segala daya upaya yang kita miliki untuk memaksimalkan segala sumber daya yang kita miliki untuk memperbaiki kondisi umat agar lebih baik, sehingga jika ini benar-benar kita laksanakan maka umat Islam akan mendapatkan kejayaan sebagaimana kejayaaan yang pernah dialami masa lalu. Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar