Senin, 04 Januari 2016

Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi Takfiri "Pecinta Teroris ISIS" Sang Penebar Kebencian sesama ummat manusia dan ummat Islam "ANTI KRITIK"..!!!! Tumbalnya Ulama Islam Syi'ah dan Ummat Islam Sunni... Bersatulah ummat Islam Sunni & ummat Islam Syi'ah serta seluruh ummat manusia menghadapi DAZZAL berbaju agama saat ini...!!!!


Eksekusi Sheikh Nimr Atas Perintah AS dan Zionis Israel

Team www.buletinmajelispecintarasul.blogspot.co.id-Banjarmasin- Wahai ummat manusia..!!! Baik yang ummat Islam maupun ummat manusia apapun agama nya serta bangsanya... Zionis Israel & Pemerintah Amerika cs telah "Membuka mata kita semua" bahwa mereka memang bersaudara dengan pemerintah kerajaan arab saudi wahabi salafi takfiri "Pencipta" Teroris ISIS, mereka berpura-pura membela bangsa tertindas dan menyuarakan keadilan bagi rakyat, namun nyatanya mereka MEMBUNGKAM kritikan dengan Hukuman Pancung dan "Rencana Besar" mereka , yaitu menginginkan Islam Sunni dan Islam Syi'ah saling berkelahi, Islam dan Kristen saling menyalahkan, serta selalu menciptakan huru-hara di dunia agar mereka merasa "Hanya" mereka yang memiliki Surga, sedangkan orang diluar dari golongan mereka di Neraka...!!!! Sungguh Tipu Daya Kalian wahai "para Dazzal" Dunia yang fana ini (Amerika cs, Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi Takfiri dan Zionis Israel cs) kalian hanya "Bermimpi" karena Kami seluruh ummat Islam Sunni dan Islam Syi'ah serta seluruh ummat manusia akan "Menghadapi" kalian hingga Dunia menjadi Damai Sejahtera semuanya...Amin Ya Rabbal 'Allamin.... (Bjm/Senin/04/01/2016)


Eksekusi Sheikh Nimr Atas Perintah AS dan Zionis Israel

SALAFYNEWS.COM, TEHERAN – Surat kabar Iran “Kayhan” menerbitkan dalam kolom hariannya bahwa pemerintah Saudi telah mendapatkan lampu hijau dari Amerika dan Israel sehingga berani untuk melakukan kejahatan berupa eksekusi mati terhadap Sheikh Nimr, seperti dirilis kantor berita Al-Manar (03/01). (Baca: Pembantaian Terbaru Koalisi Saudi)
Saudi Anak Buah Zionis dan AS
Menurut artikel yang diterbitkan, Minggu (03/1), di surat kabar Iran itu menjelaskan bahwa Arab Saudi menjalani periode yang sangat sulit sejak Raja Salman berkuasa dan semenjak ia memberikan kepercayaan kepada Muhammed bin Salman untuk mengatur negara secara langsung. Selain itu karena Saudi jauh dari “kewarasan” di setiap kebijakan politik luar negerinya, hal itu ditunjukkan dengan kegagalan Arab Saudi dalam perang di Yaman, hal itu membukakan jalan bagi kelanjutan kebijakan politik irasional para penguasa Arab Saudi, termasuk diantaranya pelaksanaan hukuman eksekusi mati terhadap ulama Syiah di Negara Wahabi itu. (Baca: Saudi Hancurkan Warisan Budaya Suku Yaman)
Surat kabar itu menambahkan bahwa Arab Saudi sedang mencoba untuk menutupi kekecewaannya terkait perang di Yaman dan untuk mengalihkan perhatian publik dari konsekuensi perang yang absurd ini, melalui pelaksanaan hukuman eksekusi mati terhadap Sheikh Nimr Baqir al-Nimr. Surat kabar itu juga menyebutkan bahwa para penguasa Saudi tidak akan memiliki cukup keberanian untuk melakukan kejahatan semacam itu kecuali sudah mendapatkan lampu hijau dari Amerika dan Israel, karena rezim Saudi tidak lain hanyalah sebuah alat bagi kekuatan Barat di wilayah tersebut yang bekerja dibawah kendali dua kekuatan itu. (SFA/http://www.salafynews.com/eksekusi-sheikh-nimr-atas-perintah-as-dan-zionis-israel.html)
Analisa Denny Siregar: Perang Saudi-Iran

Analisa Denny Siregar: Perang Saudi-Iran

SALAFYNEWS.COM, JAKARTA – Sejak Revolusi Iran di tahun 1979, api revolusi sebenarnya sudah menjalar ke timur tengah.
Revolusi Iran menjatuhkan sistem monarki yang selama ini dijadikan cengkeraman kuku barat untuk menguasai satu negara. Negara-negara arab yang masih menggunakan sistem monarki sangat ketakutan api revolusi itu mengguncang kekuasaan mereka. Karena itulah mereka bersatu melakukan propaganda dengan kucuran dana triliunan rupiah ke seluruh dunia untuk menyatakan bahwa mazhab syiah – mazhab dalam Islam yang dianut mayoritas penduduk Iran-sesat. (Baca: Perang Sektarian Untungkan Zionis Israel)
Iran sudah beberapa kali dipancing untuk perang, tetapi bagusnya mereka bisa menahan diri. Peristiwa tewasnya jamaah haji di Mina, yang terbanyak dari Iran, dikabarkan adalah bagian dr memancing perang. Banyak dari jamaah haji itu yang mati dan hilang adalah petinggi militer dan ilmuwan Iran.
Kenapa Iran menahan diri untuk menyerang padahal secara persenjataan mereka sudah kuat?
Begitu gencarnya propaganda oleh media zionis tentang Iran, membuat Iran harus sangat berhati-hati. Ketika Iran menyerang suatu negara, maka otomatis mereka akan diserang banyak negara dengan alasan Iran melakukan agresi. Dan mereka terus memancing Iran untuk melakukan agresi, seperti pancingan mereka yang kena saat Saddam Hussein Irak menginvasi Kuwait. (Baca: Menteri Perminyakan Suriah Bongkar Transaksi Gelap Turki dengan Teroris ISIS)
Ketika di Suriah pun, Iran sangat berhati-hati. Mereka bekerjasama dengan Rusia untuk membantu Suriah, karena kalau Iran yg turun langsung maka stigma bahwa Bashar Assad Syiah seperti yang mereka tuduhkan, akan semakin kuat. Kalau Rusia yang maju di depan, siapa yang bisa mengarahkan isu suriah ke arah sektarian? Tidak ada.
Eksekusi Sheikh Nimr -ulama Syiah di Saudi- oleh pemerintah Saudi adalah bagian memancing Iran keluar dari kandang. Sheikh Nimr dikenal sebagai seorang ulama yang sering bicara vokal terhadap perilaku keluarga kerajaan Saudi. Saking vokalnya, ia kemudian dicap teroris dan akhirnya di hukum pancung. (Baca: 10 Alasan Mengapa Kerajaan Saudi Wajib Ditentang)
Eksekusi ini memantik api di dada penganut syiah di Negara-negara Arab. Selain di Iran mereka membakar konsulat Saudi, di bahrain dan yaman aksi ini memicu demonstrasi dimana-mana. Bahkan Hizbullah keluar dengan statement keras bahwa eksekusi Sheikh Nimr adalah awal keruntuhan Saudi.
Pertanyaannya, apakah Iran akan terpancing keluar untuk menyerang Saudi?
Saya rasa tidak. Iran paham bahwa ketika mereka terpancing untuk menyerang Saudi, maka Saudi akan menggemborkan propaganda perang Sunni-Syiah, dan ini akan membenturkan muslim dengan muslim.
Iran mempunyai Jenderal Qassim Sulaemani, seorang ahli perang dengan strategi menyusup dan memecah pasukan dari dalam. Keahlian ini pernah diakui pemimpin ISIS, al-Baghdadi, bahwa kekalahan mereka karena ada penyusup dari dalam yang membuat pasukannya saling penggal. (Baca: Media Israel “Bunuh” Sang Shadow Commander “Qassem Soleimani”)
Dan Jenderal Qassim pasti akan memainkan kembali peranannya. Ia menyusup ke Saudi, membakar pemberontakan di dalam Saudi, dan memanfaatkan perikaian serius antara para pangeran yang sekarang sedang berebut kekuasaan pasca meninggalnya raja abdullah dan memanfaatkan penyakit pikunnya raja salman.
Saudi sedang membangkitkan singa-singa tempur persia. Dan hati-hati, situasi ini akan berpengaruh juga untuk kita di Indonesia.
Semoga kopi kita tetap dingin melihat situasi yg berkembang semakin panas. (SFA)
Keluarga Nimr: Kenapa Saudi Tak Serahkan Jasad Sheikh Nimr?

Keluarga Nimr: Kenapa Saudi Tak Serahkan Jasad Sheikh Nimr?

SALAFYNEWS.COM, SAUDI – Muhammad al-Nimr saudara kandung Sheikh Nimr Baqir al-Nimr mengungkapkan, pada Minggu pagi (03/1), bahwa pemerintah Saudi telah menginformasikan kepadanya bahwa mereka tidak akan menyerahkan jenazah saudaranya, dan ia telah dikuburkan di kuburan Muslim di Saudi. (Baca: MEMANAS..Ribuan Rakyat Bahrain Turun Jalan Kecam Saudi yang Eksekusi Sheikh Nimir)
Tweet Adik Syeikh Nimr
Muhammad Nimr menulis di akun Twitter-nya bahwa pihak keamanan pemerintah telah menghubunginya dan memberitahu bahwa 47 mayat orang yang dieksekusi mati, Sabtu (02/1), semuanya telah dikubur di pemakaman umum Muslim dan tidak akan menyerahkannya kepada kerabat mereka, sampai saat ini masih belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri Saudi yang menegaskan atau menyangkal keterangan yang disampaikan saudara Sheikh Nimr, seperti dilansir oleh kantor berita arabic.rt (02/01). (Baca: Mufti Aswaja Suriah: Eksekusi Sheikh Nimr Oleh Saudi Hanya Untuk Hancurkan Islam)
Kemarin (02/01), Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan telah mengeksekusi mati 47 orang dengan tuduhan bergabung dengan “organisasi teroris” termasuk Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, tak lama setelah itu, muncul gelombang besar yang memprotes pelaksanaan hukuman eksekusi tersebut baik didalam maupun di luar Arab Saudi. (SFA/http://www.salafynews.com/keluarga-nimr-kenapa-saudi-tak-serahkan-jasad-sheikh-nimr.html)
MEMANAS..Ribuan Rakyat Bahrain Turun Jalan Kecam Saudi yang Eksekusi Sheikh Nimir

MEMANAS..Ribuan Rakyat Bahrain Turun Jalan Kecam Saudi yang Eksekusi Sheikh Nimir

SALAFYNEWS.COM, MANAMA-BAHRAIN – Kepolisian Bahrain menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang berunjuk rasa setelah eksekusi yang dilakukan terhadap ulama Sheikh Nimr al-Nimr.
Ribuan pengunjuk rasa yang turun ke jalan-jalan dan meneriakkan “Matilah al-Saud”, mengacu pada keluarga penguasa kerajaan yang konservatif itu terlibat bentrokan dengan polisi. Tidak ada korban jiwa dalam insiden yang dipicu tembakan gas air mata kepolisian tersebut. (Baca: Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video)
Demonstrasi dilaporkan terjadi di desa-desa Bahrain, Jidhafs dan Malikiya barat dan selatan ibukota Bahrain. Panggilan untuk berunjuk rasa sendiri disuarakan segera setelah Saudi mengumumkan eksekusi Sheikh Nimr.
Demo Bahrain 1
Pendemo Lakukan Aksi Pembakaran
Demo Bahrain
Bahrain Memanas Pasca Eksekusi Sheikh Nimr
Sheikh Nimr al-Nimr yang menyerukan demokrasi dalam unjuk rasa di tahun 2011, adalah salah satu diantara 47 orang yang dieksekusi Saudi  pada hari Sabtu kemarin (02/1). (Baca:KEJAM! Tak Hiraukan Seruan Internasional, Saudi Eksekusi Sheikh Nimr dan 46 Tahanan Politik)
Bahrain, yang juga selalu menekan rakyat yang menuntut  demokrasi, telah mendukung Riyadh dalam eksekusi. Otoritas Bahrain menyatakan akan melaksanakan semua langkah yang diperlukan menghadapi segala respon negatif terhadap segala akibat dilaksanakannya hukuman mati tersebut.
Otoritas Bahrain juga telah mengeluarkan peringatan akan dilaksanakannya langkah hukum bagi siapapun yang berani menggunakan media sosial untuk mempersoalkan masalah ini dengan alasan mengganggu keamanan.
Bahrain, rumah bagi Armada Angkatan Laut Amerika ke-5 telah diguncang berbagai demonstrasi semenjak Februari 2011, dengan tuntutan demokrasi. Banyak demonstran telah ditahan dengan mengalami berbagai siksaan dalam kehidupan mereka dipenjara. (SFA/http://www.salafynews.com/memanas-ribuan-rakyat-bahrain-turun-jalan-kecam-saudi-yang-eksekusi-sheikh-nimir.html)
Mufti Aswaja Suriah: Eksekusi Sheikh Nimr Oleh Saudi Hanya Untuk Hancurkan Islam

Mufti Aswaja (Islam Sunni) Suriah: Eksekusi Sheikh Nimr Oleh Saudi Hanya Untuk Hancurkan Islam

SALAFYNEWS.COM, SURIAH – Mufti Besar Suriah, Sheikh Ahmad Badrudin Hassoun, Sabtu (2/1), mengatakan bahwa mereka yang mengeksekusi Sheikh Nimr al-Nimr di Arab Saudi hari-hari ini adalah orang-orang yang sama dengan yang dulu terlibat dalam pembunuhan Sheikh Muhammad Said al-Bouthi saat terjadinya peristiwa pemboman teroris pada tahun 2013. (Baca juga: Catherine Sakdham: Ada Tangan Wahabi Saudi di Balik Pembantaian Muslim Nigeria)
Hassoun memperingatkan bahwa eksekusi mati Sheikh Nimr al-Nimr bertujuan untuk  menghancurkan umat Islam dan berarti menyeret Republik Islam Iran ke untuk berperang, ia mengatakan “tangan Zionis-Amerika bertindak atas nama para penguasa Arab” ia menambahkan bahwa “dunia Islam sangat terkejut dengan dieksekusi matinya seorang tokoh ulama yang senantiasa menyerukan perdamaian, cinta persaudaraan .. (Baca juga: KEJAM! Tak Hiraukan Seruan Internasional, Saudi Eksekusi Sheikh Nimr dan 46 Tahanan Politik)
Ia tidak pernah membawa senjata di tangannya walau satu hari saja, satu-satunya senjata yang ia bawa adalah ucapan keimanan dan kebaikan, dan yang lebih mengejutkan lagi dunia Islam saat ini adalah eksekusi mati tokoh agama besar itu dilakukan tangan sebuah negara yang mengklaim bahwa dirinya perang melawan terorisme, yang telah membangun sebuah koalisi anti-terorisme dan kemudian melakukan aksi terorisme yaitu eksekusi mati salah satu tokoh ulama umat.” (Baca juga: 10 Alasan Mengapa Kerajaan Saudi Wajib Ditentang)
Mufti besar Suriah itu menjelaskan bahwa tokoh ulama tersebut sama sekali tidak pernah menyeru untuk membunuh atau berperang, melainkan ia selalu mengajak pada persaudaraan dan cinta diantara sesama umat Islam. Ya, ini adalah kejutan besar, saat ini dunia secara keseluruhan harus mengetahui di mana sebenarnya tempat persembunyian terorisme di dunia dan yang menciptakan terorisme dunia, sesungguhnya mereka yang membunuh Sheikh Dr. Bouti di Damaskus waktu itu adalah mereka orang-orang yang sama yang saat ini telah membunuh Sheikh Nimr. (Baca juga: Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video)
Ia melanjutkan: Saya menghimbau kepada seluruh dunia, mengapa semuanya diam. Tidakkah orang ini (Sheik Nimr) ditahan hanya karena pemikirannya, bukankah orang ini ditahan hanya karena prinsip-prinsip dan nilai-nilai mulia yang ia sampaikan, dimana Dewan Keamanan, dimana bangsa Arab dan dimana umat Islam, ia merupakan seorang Muslim merdeka yang membela orang-orang tertindas di negara Saudi yang selalu membela hak-hak rakyat yang tertindas. (SFA/http://www.salafynews.com/mufti-aswaja-suriah-eksekusi-sheikh-nimr-oleh-saudi-hanya-untuk-hancurkan-islam.html)
Taktik Kelompok Radikal Kampanyekan Kejahatannya

Taktik Kelompok Radikal Kampanyekan Kejahatannya

SALAFYNEWS.COM, JAKARTA – Berikut adalah trik-trik kelompok radikal dalam memuluskan pergerakan dan mematikan kelompok-kelompok yang berani bongkar kebusukannya.
Pada tahap pertama, dengan teknik passing & leading orang dicekoki doktrin MURNI & TIDAK MURNI dalam beragama. Murni adalah ada dalilnya, bukannya murni akhlaknya. Pada tahap berikutnya, diciptakanlah GUILTY FEELING. Rasa bersalah dan berdosa. Padahal fitrah manusia ya salah dan dosa, harusnya fokus ke perbaikan, bukan fokus ke rasa bersalah. Kalau kita diletakkan di kutub negatif, disinilah dikenalkan siapa yang akan diletakkan di kutub positif, yakni generasi SALAFUS SHOLEH. (Baca: Hoax Bukan Bid’ah Menurut Wahabi)
Metode mengenali dan mengautentifikasi generasi salaf mana yang benar-benar sholeh dan mana yang justru tholeh sebenarnya sangat lemah dan cenderung sebatas klaim. Karena jarak abad dan minimnya informasi, tapi entahlah kok tidak ada yang mempertanyakan itu. Pada step ke-3, orang akan dirancukan tentang parameter TUHAN dan MAKHLUK. Karena Tuhan diletakkan meneyerupai makhluk, maka makhluk gaib dianggap berpotensi menjadi saingan Tuhan karena mereka sama-sama tak kasat mata. Maka muncullah jargon anti-syirik. Berikutnya, mereka beragama tapi diajak menggunakan parameter kaum sekuler. (Baca: Kuliah Umum Friedman di Kampus Riyadh: Islam Radikal Tidak Datang dari Iran Melainkan Arab Saudi)
Parameter di lingkungan sekuler adalah perkara keseharian dibagi menjadi : AKHIRAT & DUNIA. Sedangkan parameter orang beragama seharusnya adalah: Perkara Maghdoh dan Muamalah. Sampai pada tahap ini, sebetulnya orang sudah berpotensi untuk merusak. Bukan merusak rumah atau bangunan, tapi merusak harmoninya tatanan sosial. Eh masih ditambah lagi step berikutnya (Baca: Qurais Shihab: Jihad Versi Islam Beda Dengan Versi Radikal): penciptaan musuh bersama. Musuh sosiokultur mereka adalah Nahdlatul Ulama dengan pengembangan BUDAYA-nya. Musuh geopolitik mereka adalah SYIAH dengan Imamah-nya. Kemudian untuk memunculkan semangat kolegial soliderity dibuatlah semacam SERAGAM bersama. Jenggotnya panjang, celananya pendek. (SFA)
10 Alasan Mengapa Kerajaan Saudi Wajib Ditentang

10 Alasan Mengapa Kerajaan Saudi (Wahabi salafi takfiri) Wajib Ditentang..!!!!!

Salafynews.com, JAKARTA – Tragedi demi tragedi terjadi dalam musim haji tahun ini. Dimulai dengan tragedi crane yang mengerikan dan menewaskan 107 Jamaah haji, kebakaran hotel yang mengakibatkan dievakuasinya 1000 lebih jamaah, hingga yang paling dahsyat adalah tragedi malapetaka Mina yang menewaskan 2.000 orang serta mengakibatkan lebih dari 2.000 lainnya mengalami luka-luka, mau tidak mau kasus ini membuka mata dunia mengenai Kerajaan yang selama ini menampilkan diri mereka sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi oleh kaum Muslim dari penjuru dunia.
Keluarga Kerajaan Saudi
Penanganan yang terkesan ngawur dengan menjatuhkan tuduhan tanpa bukti demi menutup-nutupi kesalahan yang sebenarnya dilakukan  oleh pihak kerajaan setiap kali tragedi terjadi, tak mampu lagi dijadikan jurus ampuh dalam membendung kebohongan Riyadh, akibat derasnya informasi dari berbagai pihak dan sumber yang selalu membongkar setiap upaya tersebut. Kini jelas sekali pandangan dan kebencian tersorot pada kerajaan yang telah banyak sekali melakukan pelanggaran terhadap HAM dan hukum Internasional. Di antara hal-hal itu, sepuluh diantaranya disebutkan Medea Benyamin, salah seorang pendiri kelompok perdamaian CodePink dan organisasi hak asasi manusia Global Exchange, dalam artikelnya, “Sepuluh Alasan Mengapa Kerajaan Saudi Harus Ditentang”. Berikut kesepuluh alasan tersebut;
Pertama, Arab Saudi dijalankan oleh sebuah monarki absolut dari sebuah klan yang besar, yaitu keluarga al Saud, dan tahta kerajaan diwariskan secara turun-temurun. Kabinet dipilih secara langsung oleh raja, serta kebijakan kabinet harus sesuai dengan kemauan kerajaan. Partai politik adalah sangat dilarang di Saudi karenanya tidak  ada pemilu nasional.
Kedua, Mengkritik kerajaan, atau melakukan pembelaan terhadap HAM, bisa membawa seseorang menerima hukuman kejam ditambah pula dengan kurungan penjara di Saudi. Ali al-Nimr ditangkap dan ditahan pada umur 17 tahun hanya karena memprotes pemerintah yang korup. Ia kini bahkan dijatuhi hukuman mati berupa pemenggalan dihadapan publik. Raif Badawi dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun dan hukuman cambuk 1.000 kali atas kritiknya terhadap hukum kerajaan. Waleed Abulkhair harus menjalani hukuman penjara, sebagai konsekwensi atas pekerjaannya sebagai pengacara HAM. Undang-undang baru Saudi bahkan menyamakan kritik terhadap pemerintah dan kegiatan damai lainnya dengan terorisme. Pemerintah ketat mengontrol pers dalam negeri, melarang wartawan dan editor mempublikasikan artikel yang dianggap menyinggung  keagamaan maupun otoritas yang berkuasa. Lebih dari 400.000 situs internet yang dianggap tidak sesuai dengan kemauan kerajaan atau mengandung unsur politik yang dianggap sensitif, diblokir. Sebuah hukum yang berlaku mulai Januari 2011, mengharuskan semua blog dan website, atau siapa pun yang memuat posting berita atau komentar secara online, memiliki lisensi dari Kementerian Informasi atau menghadapi resiko denda dan/atau penutupan website.
Ketiga, Saudi Arabia menempati ranking teratas dalam tingkat pemberian hukuman mati di dunia, membunuh ratusan orang pertahun atas berbagai tuduhan meliputi perzinahan, anggapan kemurtadan, penggunaan narkoba dan ilmu sihir. Pemerintah telah melakukan lebih dari 100 pemenggalan untuk tahun ini saja, dimana hampir kesemuanya dilaksanakan dalam ruang publik.
Keempat, Perempuan Saudi adalah warga kelas dua. Polisi agama menegakkan kebijakan segregasi gender dan sering melecehkan perempuan, menggunakan hukuman fisik berlebihan untuk menegakkan hukum atas para wanita.
Kelima, Tidak ada kebebasan beragama. Pemerintah melarang praktek umum dari  agama apapun selain Islam dan membatasi praktik keagamaan dari  minoritas muslim serta kaum Sufi.
Keenam, Saudi adalah pengekspor ideologi ekstremis dalam Islam, yaitu wahabisme, ke seluruh dunia. Selama tiga dekade terakhir, Arab Saudi telah menghabiskan 4 miliar dolar pertahun untuk masjid, madrasah-madrasah, pengkhotbah, siswa, dan buku buku provokatif  untuk menyebarkan Wahabisme. Jangan lupa bahwa 15 dari 19 tersangka pelaku serangan 9/11 adalah warga Saudi, termasuk Osama bin Laden sendiri.
Ketujuh, Kerajaan ini dibangun dan bisa berjalan berkat buruh asing, namun lebih dari enam juta pekerja asing hampir tidak memiliki perlindungan hukum. Mereka yang  berasal dari negara miskin, banyak yang terpikat untuk bekerja di kerajaan itu dengan harapan palsu dan terpaksa menanggung kondisi kerja dan hidup yang berbahaya. Migran perempuan pembantu rumah tangga tak terhitung jumlahnya yang melaporkan kekerasan fisik, seksual, dan emosional luar biasa.
Kedelapan, Arab Saudi danai terorisme di seluruh dunia. Sumber wikileaks membocorkan bahwa pada tahun 2009 sebuah kabel yang berisi kutipan kementerian Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, “Dana dari  Arab Saudi merupakan sumber dana  yang paling signifikan  untuk kelompok teroris di seluruh dunia … dan semakin meningkat  semenjak Arab Saudi  menjadi basis tetap dukungan keuangan penting untuk al -Qaeda, Taliban, Lashkar e-Tayyiba dan kelompok teroris lainnya. “Di Suriah Saudi mendukung pasukan sektarian paling ekstrim dan ribuan prajurit asing yang bergabung dengan mereka. Dan sementara pemerintah Saudi mengutuk ISIS, banyak ahli, termasuk ketua penulis 9/11 Comission Report,  Bob Graham, percaya bahwa ISIS adalah produk dari cita-cita Saudi, uang Saudi  dan dukungan organisasi Saudi.
Kesembilan, Saudi telah menggunakan aparat militer besar-besaran mereka untuk menyerang negara-negara tetangganya demi meredam pemberontakan demokratis. Pada tahun 2011, militer Saudi (menggunakan tank-tank) menjelajah negara tetangga Bahrain dan secara brutal menghancurkan gerakan pro-demokrasi bangsa itu. Pada 2015, Saudi melakukan campur tangan dalam konflik internal di Yaman, dengan serangkaian kampanye bom mengerikan (menggunakan amunisi cluster buatan Amerika dan jet tempur F-15) yang telah menewaskan dan melukai ribuan warga sipil. Konflik tersebut telah menciptakan krisis kemanusiaan yang sangat parah hingga mempengaruhi 80 persen dari orang-orang Yaman.
Kesepuluh, Saudi mendukung kudeta di Mesir yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan memenjarakan 40.000 lebih pembangkang politik  ke penjara. (SFA/CounterPunch/http://www.salafynews.com/10-alasan-mengapa-kerajaan-saudi-wajib-ditentang.html)
Ulama Palestina: Wahabi Ajaran ‘Setan’ dan Bukan Islam

Ulama Palestina: Wahabi Ajaran ‘Setan’ dan Bukan Islam

SALAFYNEWS.COM, TEHERAN – Sheikh Mohammed Nimer Zaghmout ketua Federasi Ulama Muslim Internasional di Palestina menjelaskan bahwa arus garis keras sekte Takfiri Wahabi itu datangnya dari setan, karena kejahatan yang telah dilakukan amat sangat keji bagi kemanusiaan, ia menekankan bahwa kelompok-kelompok radikal sama sekali tidak berhubungan dengan Islam. (Baca: Agus Sunyoto; Wahabi Singkirkan Wali Songo)
Sheikh Zaghmout dalam sebuah pernyataannya di sela-sela Konferensi persatuan Islam Internasional ke-29 di Teheran pada hari Minggu (27/12), dia mengungkapkan beberapa kejahatan terkait penghancuran kuburan para wali oleh kelompok-kelompok radikal itu, ia mengatakan bahwa semua itu merupakan bukti jelas akan begitu jauhnya arus Takfiri Wahabi dari ajaran Islam. (Baca: Ribuan Warga Yordania Demo Kedubes Israel Serukan Pemerintah Putuskan Hubungan Diplomasi Dengan Zionis Israel)
Dalam konteks yang sama, tokoh agama terkemuka Palestina itu meyebutkan beberapa kejahatan pembantaian yang dilakukan oleh kelompok Takfiri Wahabi ISIS di Irak, Suriah, Yaman dan Libya, ia menekankan bahwa gerakan ini tidak ada hubungan dengan Islam, mereka dengan sengaja membunuh warga Muslim Irak, Suriah, Yaman dan Libya, karena ingin mengalihkan perhatian terhadap masalah Islam yang pertama yaitu pembebasan Palestina dari cengkeraman musuh Zionis. (Baca: Kesamaan Wahabi, Zionis, ISIS Suka Hancurkan Situs Sejarah Islam)
Ia melanjutkan bahwa Zionislah yang membangun kelompok-kelompok Takfiri, yang bertujuan untuk memukul Islam dan mengalihkan perhatian umat Islam dari isu-isu pembebasan Palestina dan Masjid al-Aqhsa, dia mengungkapkan penyesalannya atas apa yang telah dilakukan oleh beberapa penguasa Arab yang jelas-jelas memberikan dukungan kepada musuh yang menjajah dan merampas Palestina, dan melakukan transaksi perdagangan dengan mereka (Zionis). (SFA/ http://www.salafynews.com/ulama-palestina-wahabi-ajaran-setan-dan-bukan-islam.html)

SIMAK! 10 Pelanggaran HAM yang Dilakukan Arab Saudi

LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Pelaksanaan hukuman mati oleh Arab Saudi terhadap 47 orang dalam sehari, dimana didalamnya termasuk seorang ulama terkemuka dan 3 orang aktivis pada Sabtu (2/1) kemarin, telah membangkitkan kembali pertanyaan mengenai berbagai pelanggaran HAM yang selalu dilakukan oleh kerajaan berideologi wahabi tersebut. (Baca juga:Saudi Negeri Dongeng, Tapi Nyata)
Menyoal mengenai masih tetapnya kerajaan itu dalam keanggotaan Dewan HAM PBB, meski masih memberlakukan puluhan eksekusi mati di depan umum, dan banyak pelanggaran HAM lainnya, the Independent pada Senin (4/1) hari ini memuat artikel yang memuat 10 contoh pelanggaran HAM yang telah dilakukan Arab Saudi. Berikut ke sepuluh contoh tersebut… (Baca juga: Kerajaan Saudi The Real Apartheid TImur Tengah)
1
Pertama: Pada bulan Oktober 2014, tiga pengacara, Dr Abdulrahman al-Subaihi, Bander al-Nogaithan dan Abdulrahman al-Rumaih, dijatuhi hukuman hingga delapan tahun penjara karena menggunakan Twitter untuk mengkritik Departemen Kehakiman.
2
Kedua: Awal tahun ini, mantan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke Arab Saudi dan kemudian Saudi membentuk koalisi untuk melaksanakan serangkaian agresi ilegal tanpa mandat PBB ke negara tetangganya Yaman, demi mengembalikan sekutunya tersebut. Serangan (yang menargetkan pemukiman dan infrastruktur sipil) tersebut, menjadikan Saudi dituduh melakukan kejahatan perang di Yaman.
3
Ketiga: Para wanita yang mendukung kampanye Women2Drive, yang diluncurkan pada 2011 untuk menantang larangan terhadap perempuan untuk mengemudi kendaraan, mendapat pelecehan dan intimidasi oleh otoritas Kerajaan. Pemerintah memperingatkan bahwa pengemudi wanita akan menghadapi penangkapan.
4
Keempat: Anggota komunitas minoritas terutama syi’ah, yang sebagian besar tinggal di wilayah kaya minyak di Provinsi Timur terus menerus mendapat diskriminasi dan sangat dibatasi untuk memperoleh akses layanan serta untuk menjadi pegawai pemerintahan. Para aktivisnya menerima hukuman mati atau hukuman penjara dalam waktu lama atas keikutsertaan dalam demonstrasi damai di tahun 2011 dan 2012.
5
Kelima: Semua perkumpulan umum dilarang di bawah perintah yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2011. Mereka yang menentang akan menghadapi penangkapan, penuntutan dan hukuman penjara atas tuduhan seperti “menghasut masyarakat melawan otoritas”.
6
Keenam:
Pada bulan Maret 2014, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa pemerintah telah mendeportasi lebih dari 370.000 migran asing dan menahan 18.000 orang lainnya. Ribuan pekerja dikembalikan ke Somalia dan negara-negara lain di mana mereka dengan jumlah besar juga dikembalikan ke Yaman, untuk membuka lapangan kerja di Arab Saudi. Banyak migran melaporkan bahwa sebelum mereka dideportasi mereka diperlakukan tidak layak dalam fasilitas penahanan darurat penuh sesak di mana mereka menerima sedikit makanan dan air dan mengalami pelecehan oleh penjaga.
7
Ketujuh: Pemerintah Arab Saudi terus menolak untuk memberi akses kepada organisasi hak asasi manusia independen seperti Amnesty International. Arab Saudi juga dikenal atas tindakan keras seperti memberi hukuman, termasuk melalui pengadilan, terhadap aktivis dan anggota keluarga korban HAM yang menghubungi Amnesty.
8
Kedelapan: Raif Badawi dihukum 1.000 cambukan dan 10 tahun penjara hanya karena menggunakan blog liberal untuk mengkritik ulama Wahabi Arab Saudi. Ia telah menerima 50 cambukan, dan dilaporkan hal itu membuat kesehatannya memburuk.
9
Kesembilan: Dawood Al-Marhoon ditangkap saat berusia 17 karena berpartisipasi dalam demonstrasi damai anti-pemerintah. Setelah menolak untuk memata-matai sesama demonstran, ia disiksa dan dipaksa untuk menandatangani dokumen kosong yang nantinya akan berisi ‘pengakuan’ nya. Pada sidang Dawood, jaksa menuntutnya dengan hukuman mati dan penyaliban sementara ia tidak diperkenankan dibela oleh seorang pengacara.
10
Kesepuluh: Ali Mohammed al-Nimr ditangkap pada tahun 2012 saat berusia antara 16 dan 17 tahun karena berpartisipasi dalam protes selama musim semi Arab. Hukumannya termasuk pemenggalan dan penyaliban. Masyarakat internasional telah menyerukan penentangan hukuman dan telah meminta Arab Saudi untuk menghentikan hukuman tersebut. Ali al Nimr adalah keponakan dari Sheikh al-Nimr yang Sabtu kemarin dieksekusi mati oleh Arab Saudi dan memunculkan gelombang besar protes di seluruh dunia. (ARN/ http://arrahmahnews.com/2016/01/04/simak-10-pelanggaran-ham-yang-dilakukan-arab-saudi/)

Homs: Pasukan Suriah Timbulkan Kerugian Besar pada Front al-Nusra

HOMS, ARRAHMAHNEWS.COM – Pertempuran sengit pecah antara pasukan Suriah dan teroris Front al-Nusra di desa-desa strategis di pinggiran kota Talbiseh, provinsi Homs.
Pasukan Suriah didukung oleh unit artileri menimbulkan kerugian besar pada militan Front Al-Nusra di desa Teir Maaleh dekat kota Talbiseh. (Baca juga: Habisi Teroris, Pasukan Suriah Kuasai Penuh Kota Sheikh Meskeen)
Sementara itu, kantor berita SANA melaporkan pada Minggu (3/1) bahwa unit artileri tentara menghantam posisi militan ‘di wilayah al-Houla di Homs dan unit tentara lainnya menargetkan pusat pertemuan ISIS di kota Tadmur (Palmyra) dan kota al-Quaryatayn di bagian Timur dari provinsi. Jet tempur Suriah juga menyerang posisi militer ISIS di kota al-Quaryatayn. (Baca juga: Perang Suriah Bongkar Strategi Zionis-Amerika Hancurkan Islam dan Musuhnya)
Laporan Sabtu menyatakan dari provinsi Homs bahwa tentara Suriah dan pasukan rakyat telah menimbulkan kerugian besar dan banyak korban jiwa pada teroris dalam serangan terus-menerus yang dilakukan pada pusat-pusat konsentrasi ISIS dan front al-Nusra di Utara, Barat Laut dan Tenggara provinsi tersebut. (Baca juga: Kesaksian Putra Ulama Al-Buthi, Tidak Ada Perang Sektarian (Sunnah-Syiah) di Suriah)
Tentara Suriah dan sekutunya juga menyerbu pusat-pusat perkumpulan Front al Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda di al-Dar al-Kabira di pedesaan Homs, dan merenggut nyawa banyak teroris. (ARN/http://arrahmahnews.com/2016/01/04/homs-pasukan-suriah-timbulkan-kerugian-besar-pada-front-al-nusra/)

Kesaksian Putra Ulama Al-Buthi, Tidak Ada Perang Sektarian (Sunnah-Syiah) di Suriah

JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM – Satu lagi pengakuan tegas ulama Ahlusunnah wal Jama’ah Suriah Dr. Taufiq Al-Buthi (Putra As-Syahid Syaikh Said Ramadan Al Buthi) tentang apa yang terjadi di negerinya. Bukan dari media abal-abal.
Apa sebenarnya yang tengah terjadi di negara Anda?
Konflik di negara kami bukan konflik sektarian dan agama, yang membenturkan antara Sunni dan Syiah, atau Muslim dan non-Muslim. Ada tiga target utama dari konflik yang melanda Suriah sekarang. Pertama menghancurkan Suriah, kedua, mendistorsi dan mencoreng wajah Islam di mata dunia, sebagai agama yang menyeramkan sekaligus menakutkan agar mereka menjauh dari risalah ini. Kita punya contoh bukti. Misalnya, perang Suriah sekarang faktanya tidak melibatkan sesama warga Suriah asli, sama sekali. Tetapi, konflik ini di-setting agar melibatkan warga sesama Suriah. Kita lihat sekarang ISIS, tak semuanya orang Suriah, begitu juga Jabha Nusra, mereka gabungan dari jihadis dari berbagai negara. (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)
Apakah mereka datang hanya untuk Assad?
Tidak. Sederhana saja, jika masalahnya adalah Assad, maka lihatlah yang terjadi di Libya, apakah saat Qaddafi berhasil dilengserkan dan dibunuh, masalah selesai? Tidak! Justru di sanalah permulaannya. Demikian juga, ketika Saddam Husein mati di tiang gantugan, Irak bebas masalah? Tidak. Mereka ingin Suriah porak poranda karena negara ini dianggap sulit ditaklukkan. Suriah hingga sekarang tak mau menyerahkan kehormatannya untuk mereka.
Apa bukti lain bila konflik Suriah ini adalah skenario besar?
Sekarang saya tunjukkan bukti lagi. Banyak sekali para jihadis yang berasal dari Prancis, Inggris, ratusan hingga ribuan berdatangan ke Suriah bersama dengan istri mereka bahkan melibatkan media dan beranggapan, bahwa pintu surga terbuka melalui Suriah. Mereka datang bukan tanpa sepengetahuan negara-negara Barat, jelas Barat tahu. (Baca juga: Inilah FAKTA Persamaan Teroris ISIS, Daulah Islamiyah dan Rezim Saudi Arabia)
Mustahil intelijen mereka tak mampu mendeteksi gerak-gerak para jihadis itu. Kita punya rekaman bagaimana aktivitas jihadis itu. Lihat saja, bagaimana seorang jihadis membunuh tentara Suriah, mengeluarkan jantung lalu memakannya. Apa maksudnya? Tak lain menunjukkan ke Barat, ini lho potret seram Islam jika kalian memeluk agama ini, ujung-ujungnya akan seperti ini. Jadi, apa yang terjadi di Suriah sekarang, ialah mengatasnamakan Islam tetapi justru untuk ‘menyembelih’ agama ini.
Tetapi mereka melandasi doktrin mereka dengan agama?
Di titik ini, saya menyangsikan, keislaman mereka. Kalaupun Islam, mereka adalah kalangan yang tak mengerti hukum-hukum syariat. Islam masuk ke Eropa hanya kulitnya, permukaan saja. Dalam keyakinan para jihadis itu, pintu surga terbuka langsung di Suriah. Memang tidak semua termakan dengan propaganda negatif Islam itu, 20 persen mungkin bersikap bijak bahwa aksi teror di Suriah ini bukan wajah Islam, tapi 80 persen tak banyak tahu.
Kondisi tersebut ternyata juga dimanfaatkan oleh Barat. Inilah tujuan ketiga dari krisis Suriah, yaitu menghabisi umat Islam di Eropa. Biarkan Muslim Eropa berjihad ke Suriah, ratusan bahkan ribuan, dan biar mereka meninggal di sana. Ini pula tujuan ketika Barat membiarkan Muslim Eropa berjihad ke Afghanistan dan Irak. Kita sudah dalam level target ketiga ini. Barat tak takut dengan Islam di timur, tetapi yang mereka takuti adalah kebangkitan Islam di Barat. Jika mereka takut Islam di Timur pasti mereka akan menutup jihadis sejak di imigrasi.
Mengapa sekali lagi ISIS dan para jihadis mendasari doktrin itu dengan agama?
Ideologi radikal dan ekstrem itu tak berdiri sendiri. Ada skenario besar di belakangnya. Saya tak perlu sebut, semua orang tahu. Anda bisa lihat sendiri, mengapa ISIS tak memerangi Israel, justru berperang dengan saudara sesama Islam? Dan lihatlah bagaimana bisa Jabha Nusra mendapatkan logistik bahkan hingga peralatan perang dari Israel? Rudal Hawn berasal dari Israel. Korban luka dari al-Nusra juga ternyata diobati di Israel. (Baca juga: Kadyrov: Turki Bantu Wahabi dan Daulah Islamiyah (ISIS) Untuk Hancurkan Islam)
Saya rasa, para jihadis itu tak sepenuhnya menyadari skenario besar ini. Pemahaman Islam mereka hanya di permukaan. Buktinya, fatwa-fatwa yang mereka keluarkan sangat dangkal dan jauh dari prinsip Islam, seperti jihad nikah, atau penggunaan narkoba. Mereka bersembunyi di balik ayat-ayat perang, padahal jelas Rasulullah SAW tidaklah diutus kecuali menjadi rahmat bagi alam semesta.
ISIS merusak fasilitas umum, memutuskan listrik, menghancurkan stasiuan bahan bakar gas, mereka jual murah minyak mentah. Belum lagi cara mereka berlindung di balik warga sipil. Salah jika Suriah dituding justru yang menggunakan warga sipil sebagai benteng hidup, justru mereka. Tentara Suriah justru kini mendekati mereka head to head. Inilah bukti bahwa radikalisme dan ekstrimisme mereka berangkat dari doktrin omong kosong.
Di tengah kian memanasnya konflik Suriah saat ini, apakah Anda yakin krisis ini akan berakhir?
Dalam konteks Suriah, saya tidak melihat secara fisik. Saya hanya melihat prinsip-prinsip ketuhanan yang agung. Rasulullah SAW dalam hadis shahihnya mengatakan, bahwa Allah SWT akan menjaga Syam dan penduduknya. Kita sangat yakin itu. Suriah yang diprediksi jatuh dalam hitungan minggu atau paling banter bulan, ternyata alhamdulillah, memasuki tahun kelima, Allah masih melindungi negara kami.
Suriah hari ini bahkan lebih kuat dari kemarin. Oposisi di Damaskus, berislah. Beberapa wilayah juga kembali ke pangkuan Suriah. Jihadis di Gouta saling berperang sesama mereka. Kawasan barat daya hingga perbatasan Palestina, memang masih ada perang, tapi lumayan membaik juga demikian di Dar’a. Di wilayah Timur, seperti Ruqa, sebagian besar ISIS kabur. (Baca juga: Mufti dan Tokoh Agama Suriah: Kami Akan Selalu Dukung Bashar Assad Sampai Titik Darah Penghabisan)
Kendati demikian, kita tidak menafikan kesalahan sebagian dari kita. Tetapi, yang kita bicarakan adalah persoalan politik dan dinamika yang berkembang. Saya kembalikan lagi kepada tuntunan Alllah SWT dalam Alquran yang mengatakan “Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri”. (QS an-Nisaa [4] 79). Saya yakin, krisis ini akan berakhir di bawah kemenangan Suriah. Tetapi marilah kita berdoa agar para pendosa tidak menjadi penghalang kemenangan ini terwujud. Krisis ini adalah ujian dan pendidikan bagi kita. (ARN)

Perang Suriah Bongkar Strategi Zionis-Amerika Hancurkan Islam dan Musuhnya

JAKARTA, Arrahmahnews.com – Ada kelucuan yang luar biasa menganggap Negara Federasi Rusia itu adalah Negara Komunis, karena Komunis disana sudah bubar sejak 1991, Sistem Ekonomi Komunis dan Sistem Pemerintahan Komunis gagal mengendalikan ekonomi yang saat itu dikuasai barang barang selundupan, Uni Soviet juga tidak mampu membiayai identitas dirinya sebagai Negara Adikuasa yang mensponsori revolusi dimana mana, tidak seperti Amerika Serikat yang masih banyak negara berkembang yang dikuasainya, Soviet gagal.
12065989_10153183436937444_2179771800116753769_nMenipisnya Supply ekonomi ke Soviet dipandang oleh Gorbachev disebabkan tidak adanya keterbukaan politik, dan Gorby lantas memulihkan ekonomi Soviet dengan glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi).
Namun akibatnya sistem komunis Soviet porak poranda. Setelah dibubarkan Boris Yeltsin, Soviet terpecah-pecah, hanya saja kini yang menguasai Rusia (Negara inti di Soviet) adalah kaum Nasionalis Tsarian. Nah, salah satu kaum Nasionalis itu adalah Vladimir Putin dengan organ politiknya : “Partai Rusia Bersatu”. Sekarang yang berkembang di Rusia adalah “Ideologi Nasionalis” yang dapat suara di Pemilu kemarin sekitar 50 % suara, sementara Partai Komunis Rusia dibawah Gennady Zyuganov malah cuman dapat 16 % suara. Tapi lucunya akibat propaganda Amerika yang liberal, Rusia masih dianggap sebagai Negara Komunis. (Baca juga: Rusia Diantara Dilema Barat dan Kelompok Takfiri di Suriah)
Ideologi Putin bukan ideologi Komintern (Komunis Internasional), tapi lebih mirip ideologi Nasionalis Sun Yat Sen, atau juga ideologi Nasionalis Sukarno. Putin beranggapan masa depan dunia adalah masa depan Nasionalis. Inilah kenapa Putin menganggap penjajahan terselubung Inggris dan Amerika Serikat harus dihancurkan.
Zionis-Amerika dibalik Perang Suriah
Kenapa dihancurkan? Putin memandang, salah satu penyebab gap kekayaan di dunia ini adalah Berlakunya “Komprador antara Amerika Serikat dan Inggris dengan penguasa negara-negara berkembang, sehingga negara berkembang sulit maju”. Dikuasainya blok-blok Perdagangan oleh Amerika dan Inggris juga menyulitkan negara besar lain untuk berdagang secara fair, padahal diluar Amerika dan Inggris mulai tumbuh negara negara besar seperti : Brasil, India, RRC, Rusia, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Argentina. Negara negara ini dipersulit dalam membangun perdagangan bebas, yang secara monopoli sudah dikuasai Amerika Serikat dan Inggris.
Di Timur Tengah, Inggris sudah menguasai sejak lama, saat itu Inggris mendepak Turki Ustmaniyyah dari pengaruhnya di Timur Tengah, Inggris mencaplok Irak, Palestina dan Nejed. Di Nejed Saudi, Inggris kerjasama dengan negara Arab Saudi. Sementara di Israel dengan taktis Inggris melakukan perjanjian Balfour, dimana kemudian muncul apa yang disebut deklarasi Balfour (1917) ialah surat tertanggal 2 November 1917 dari Menteri Luar Negeri Britania Raya/Inggris; Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild, 2nd Baron Rothschild), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis buat ‘Tanah Air’bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana. (Baca juga: Kebencian Barat Terhadap Islam Semakin Tampak Jelas)
Palestina segera ditiadakan, padahal kemajuan Palestina yang paling pesat justru di jaman Umar Ibn Khattab, yang kemudian puncaknya di masa Sultah Shalahuddin al-Ayyubi. Disini Inggris secara sistematik tidak mengakui masa-masa dimana kekuasaan Islam berkuasa di Timur Tengah, dan juga mencegah agar Palestina tidak menjadi negara merdeka di kemudian hari. Inggris sengaja menempatkan Israel sebagai negara “Kantong” Pelabuhan ekonomi di Timur Tengah, sama dengan waktu Inggris menjadikan Singapura sebagai Negara kantong di Pelabuhan Singapura.
Rusia melihat bahwa apa yang dilakukan Amerika Serikat dan Inggris sudah sangat keterlaluan. Di Libya, Amerika Serikat mendorong kudeta terhadap Kolonel Khadaffi, tapi apa yang terjadi kemudian Negara Libya bangkrut total, kekacauan dimana-mana. Di Mesir juga terjadi hal yang sama, kini Suriah dimainkan. Bila permainan domino dengan selubung demokrasi liberal ini menang, bukan tak mungkin Amerika akan menghajar seluruh negara berkembang yang mencoba independen.
Kemudian secara mendadak muncullah negara ISIS, sebuah negara yang mengaku sebagai Negara Islam, tapi kelakuannya bikin ngeri, di Irak seorang anggota Parlemen menangis bicara soal pembantaian ISIS pada suku Yezidi, sementara seluruh dunia diam ketika ISIS melakukan pemenggalan-pemenggalan kepala.
Amerika Serikat selintas hanya main-main saja gempur ISIS, bahkan Hillary Clinton menyatakan ISIS adalah negara hasil buah tangan agen intelijen Amerika Serikat. Putin sendiri hanya butuh 2 minggu menghancurkan ISIS, sementara Obama sampai dua tahun, itupun ogah-ogahan. (Baca juga: Hillary Clinton Sebut Kegagalan AS di Suriah)
Amerika Serikat jelas menginginkan minyak timur tengah, setelah menyelesaikan “Angin Demokrasi” ke negara-negara Timur Tengah dan Maghribi, kini Amerika Serikat mengincar Minyak Iran dan jaringannya, lalu isu apa yang paling seksi bisa dimainkan, Amerika tidak lagi melihat isu “Palestina vs Israel” isu“Yahudi lawan Islam”, tapi isu sektarian yang dimainkan sekarang yaitu “Syiah vs Sunni”, pemecahan ini akan membuat negara negara arab gampang digiring ke lembah perpecahan, disinilah kemudian Amerika Serikat terus menjaga konflik di Timur Tengah.
Di sisi lain Putin mulai jengah dengan permainan Amerika Serikat yang ingin terus mendominasi dunia, yang akibatnya adalah melemahkan negara-negara lain untuk berkembang.
Kini Putin memberikan pelajaran bagi dunia, apa artinya pembebasan. Karena setelah Konflik Suriah selesai, Putin juga berkomitmen membebaskan Palestina, oleh sebab itu negara yang paling ngeri sama Putin sekarang ini adalah Israel. (ARN/MM/FB Anton-DH-Nugrahanto/http://arrahmahnews.com/2015/10/13/perang-suriah-bongkar-strategi-zionis-amerika-hancurkan-islam-dan-musuhnya/)

SURAT TERBUKA UNTUK SAUDARAKU JONRU (Pecinta kerajaan arab saudi Wahabi salafi takfiri teroris isis sang penebar kebencian sesama ummat manusia & ummat Islam)

JAKARTA, SUARA RAKYAT, ARRAHMAHNEWS.COM – Salah satu akun facebook Muhammad Toha menuliskan cuitannya di akun milik pribadinya tentang Jonru Ginting.
Kalau anda mengaku rajin sholat, tak lepas puasa wajib dan sunah, dan telah menggenapi ibadahmu dengan berhaji, tetapi tak putus-putus pula menyebar fitnah dan menabur kebencian yang tak jeda, lantas siapa yang sebenarnya yang anda sembah dalam sembah sujudmu itu?
Kalau Tuhan yang engkau sembah, mengapa cinta dan kasih Tuhan yang maha luas itu tak sedikitpun membekas dalam hatimu…Jika Tuhan yang Engkau puji dan puja dalam ibadahmu, mengapa engkau mudah sekali mencaci dan mencela mahluk ciptaan Tuhan yang se-iman denganmu itu?
Saudaraku Jonru..tidakkah Engkau pernah membaca pesan dari Syaidina Ali, salah satu sahabat utama Nabi yang berkata; janganlah engkau mencintai seseorang berlebihan, sebab bisa jadi kelak dia akan menjadi musuh utamamu. Dan jangan pula engkau membenci seseorang sepenuh hati, karena bisa jadi dia akan menjadi sahabat karibmu. (Baca juga: Heboh…Hina POLRI, Jonru ‘Kader PKS’ Klaim Tindakannya Dianggap Wajar oleh Kapolri)
Saya yakin, engkau pernah membaca pesan Syaidina Ali ini karna sepengetahuanku, engkau seorang penulis handal dan pelahap buku yang akut.
Tapi malam ini, saya benar-benar tak tahan untuk tak menanggapi postingan engkau saudaraku..
Dalam postinganmu, Engkau kembali menuduh foto Jokowi yang sedang menyambut matahari pagi di Raja Ampat sebagai foto rekayasa, sambil berkilah, jika tuduhanmu salah, engkau siap menghapus foto itu dan meminta maaf.
Saudaraku Jonru…berkenankah engkau menjawab pertanyaanku ini?
Apakah bisa seorang pencuri terlepas dari dosa dan hukuman, karna sebelum mencuri, dia bernazar akan mengembalikan barang curiannya dan akan meminta maaf jika ketauan dialah pencurinya?
Sepengetahuan yang dangkal dalam hukum Islam, tak ada dalil yang mengatakan pencuri itu akan bebas dari hukuman. Sebab sejatinya, hukuman itu jatuh bukan semata karna kerugian atas kehilangan, tapi hukuman itu dibebankan karena tindakan itu telah menyebabkan keresahan, ketakutan dan rusaknya tatanan kemasyarakatan. Efek sosial itulah yang justru lebih merusak ketimbang nilai dari barang yang hilang.
Saudaraku Jonru…begitu pula halnya dengan fitnah. Jika engkau ingat nukilan firman Tuhan yang tegas menyatakan: fitnah lebih kejam dari pembunuhan, lantas mengapa engkau mudah menyebar tuduhan, yang bahkan engkau sendiri tak yakin kebenarannya. (Baca juga: Abu Janda Al-Boliwudi Bongkar Bisnis E-Hate (Kebencian Online) Kader PKS Jonru Ginting)
Dalam postinganmu, engkau berkilah, jika foto itu bukan rekayasa, engkau akan bersedia menghapus dan meminta maaf, maka ketahuilah, tindakanmu ini sama persis dengan nazar pencuri yang akan mengembalikan barang curiannya, bila ketauan mencuri.
Begitulah yang terjadi dengan dirimu, engkau pun akhirnya meminta maaf karena ternyata foto itu bukan rekayasa.
Tapi, saudaraku, maafmu itu sesungguhnya tak bisa menghapus keresahan dan keriuhan yang telah timbul akibat tuduhan semulamu itu. Dan dosa fitnahmu tak akan terhapus kendati engkau telah meminta maaf…ibarat batang pohon yang engkau pasak dengan paku, lalu engkau cabut paku itu, bekasnya tak akan hilang sampai kapanpun. (Baca juga: UNTUKMU Jonru dari seorang NASRANI)
Jonru saudaraku..Bagi saya, Jokowi manusia biasa yang kendati beliau terpilih menjadi Presiden, dia tetaplah manusia yang tak luput cela dan kesalahan. Layak bagi siapapun untuk mengkritik dan memprotes jika keputusan dan kebijakannya sebagai pemimpin, telah merugikan rakyat banyak. Saya pun tak segan mengkritisi bilamana Pemerintahan Jokowi tak memihak rakyat banyak.
Kritiklah Jokowi sebagai manusia biasa..Tapi, janganlah engkau hina dan hujat sedemikian rupa, sebab ia bukanlah iblis yang layak kita hina dan cerca tanpa jeda.
Semoga tahun baru ini membawa kebaikan buat kita semua..salam hormat buat saudaraku Jonru. (ARN)

#Sheikh al-Nimr Seorang Ulama Arab Pemberani yang Buat Galau Monarki Saudi Wahabi

SAUDI ARABIA, ARRAHMAHNEWS.COM – Surat kabar Sunday Telegraph menerbitkan sebuah judul yang menjelaskan kegemilangan Sheikh Nimr dan masalah yang ditimbulkan olehnya bagi keluarga kerajaan Arab Saudi, dimana ia mulai menunjukan perlawanan rakyat terhadap mereka di hadapan publik pada tahun 2011, seperti dilansir oleh media alahednews (03/01).
Sunnah-Syiah UnitySurat kabar itu menambahkan bahwa Nimr menjadi sumber kegalauan yang terus menerus di wilayah timur Arab Saudi yang penuh dengan ketegangan karena perlawanan rakyat semakin besar di daerah tempat tinggal Sheikh Nimr. (Baca juga:Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video)
Surat kabar itu mengatakan bahwa seorang ulama yang memiliki jiwa kepemimpinan yang berusia 56 tahun, telah dituduh melakukan upaya pembentukan kelompok oposisi di daerah Awwamiyyah yang berasal dari sana, Awwamiyyah adalah salah satu daerah miskin di provinsi Qatif yang selalu mengeluh karena terpinggirkan dan selalu merasakan ketidakadilan serta penganiayaan dalam beragama, bersosial dan berpolitik. (Baca juga: Sekjen ISNU: Wahabi dan Barat Hancurkan Islam dengan Isu Sektarian dan Palsukan Hadis Aswaja)
Surat kabar itu juga menjelaskan bahwa Sheikh Nimr mengatakan Wahabisme merupakan pandangan keagamaan yang berlaku di Kerajaan Saudi adalah ideologi teroris dan sesat, disebutkan pula bahwa Nimr telah mengancam al-Saud, jika Monarki Saudi tidak menghentikan pertumpahan darah maka Saudi akan kehilangan kerajaan mereka, surat kabar tersebut berpendapat hal itulah yang membuat para penguasa keluarga kerajaan Saudi benar-benar takut akan provokasi Sheikh Nimr kepada rakyat Saudi. (ARN/http://arrahmahnews.com/2016/01/04/sheikh-al-nimr-seorang-ulama-arab-pemberani-yang-buat-galau-monarki-saudi-wahabi/)

Perancis: Eksekusi Sheikh Nimr Picu Ketegangan Sektarian di Timur Tengah

PARIS, ARRAHMAHNEWS.COM – Perancis mengecam Arab Saudi atas tindakan eksekusi dari 47 orang yang dilakukan di awal tahun baru serta mengatakan bahwa langkah itu bisa memicu ketegangan sektarian di Timur Tengah.
Press TV mencatat bahwa Kementerian luar negeri Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (3/1), bahwa Paris “sangat menyesalkan eksekusi Arab Saudi terhadap 47 orang, termasuk seorang pemimpin agama (Sheikh Nimr al-Nimr).” (Baca juga: Kashmiri Desak Pembebasan Ulama di Penjara Saudi)
Pernyataan itu menyeru para pemimpin di kawasan untuk “melakukan segala upaya untuk menghindari semakin parahnya ketegangan sektarian dan agama,” setelah diterimanya laporan mengenai meluasnya kemarahan dan protes masyarakat yang turun ke jalan-jalan di berbagai negara setelah eksekusi Sheikh Nimr.
Pernyataan itu muncul meski dalam beberapa tahun terakhir Perancis ditengarai tengah memperdalam kerjasama dengan Riyadh, dengan laporan di Juni 2015 yang menunjukkan bahwa kedua negara telah menandatangani penawaran militer senilai 12 miliar dolar untuk pengiriman persenjataan modern ke kerajaan itu.
Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls, juga pernah menandatangani kontrak senilai 10 miliar euro, terutama di bidang transportasi, energi dan ruang angkasa, di pertengahan Oktober 2015 untuk Riyadh.
Dengan pelanggaran HAM besar yang dilakukan Saudi dengan eksekusi terhadap 47 orang di awal tahun baru 2016, para kritikus mengatakan bahwa apa yang dilakukan Perancis, sebagaimana yang dilakukan pemerintahan Jerman dan pemerintahan Eropa lainnya, tidaklah cukup untuk menekan Arab Saudi atas sikap kerajaan itu dalam tindakan keras dan kekejaman mereka kepada para aktivis. (Baca juga: Dukung Kekejaman Saudi, Amerika Jual Triliunan Dolar Senjata Untuk Riyadh)
Sheikh Nimr telah ditangkap pada tahun 2012 di wilayah Qatif di Provinsi Timur Arab Saudi, dalam demonstrasi damai anti-rezim pada saat itu. Ia telah didakwa menghasut kerusuhan dan merusak keamanan kerajaan. Nimr sendiri menolak tuduhan itu sebagai tuduhan tak berdasar. (ARN/http://arrahmahnews.com/2016/01/04/perancis-eksekusi-sheikh-nimr-picu-ketegangan-sektarian-di-timur-tengah/)

Eksekusi Mati di Arab Saudi Sama dengan Tindakan ISIS

IRAK, ARRAHMAHNEWS.COM – Surat kabar The Independent, Minggu (03/1), menggangap bahwa eksekusi di Arab Saudi mirip dengan tindakan organisasi teroris ISIS, eksekusi mati Syeikh Nimr oleh al-Saud hanya ingin memprovokasi Iran dan Syiah di seluruh dunia bertujuan untuk menyalakan konflik sektarian.
The Biggest Father ISISThe Independen on Sunday menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Robert Fisk dengan judul “eksekusi di Arab Saudi sama persis dengan tindakan organisasi teroris ISIS, maka apa yang akan dilakukan oleh Barat?”, seperti dilansir media faceIraq (03/01). (Baca juga: Kawasan Berada dalam Bahaya Perang Sektarian)
Fisk mengatakan bahwa “apa yang terjadi dari eksekusi mati 47 orang dengan cara seperti ini di negara kerajaan Arab Saudi adalah tindakan yang mirip dengan praktik organisasi teroris ISIS, ini merupakan sebuah kado ‘Kejahatan’ tahun baru di kerajaan Saudi, beda dengan perayaan tahun baru dengan ceria di negara tetangganya Dubai”, ia menjelaskan bahwa “Kerajaan dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam pembenaran eksekusi mati tersebut telah menegaskan bahwa mereka menggunakan metode yang sama sebagaimana digunakan oleh ISIS.”
Fisk menjelaskan bahwa “mungkin, al-Saud lakukan eksekusi mati tersebut hanya dalam rangka ingin memprovokasi Iran dan kaum Syiah di seluruh dunia, eksekusi itu bertujuan untuk menyalakan konflik sektarian yang lebih kuat, hal itu sama persis dengan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi teroris ISIS.” (Baca juga: Direktur Institut Studi Timur Tengah dan Afrika Utara : ISIS Terkait Langsung Dengan Doktrin Wahhabisme)
Fisk menegaskan, bahwa “ungkapan yang pernah disampaikan oleh Macbeth (darah hanya akan menyebabkan lebih banyak darah), tentu sangatlah cocok dengan kasus Saudi yang memimpin kampanye untuk memerangi terorisme, namun pada saat yang sama ia menumpahkan darah, baik darah Syiah maupun Sunni”.
Dalam artikelnya, Fisk juga memaparkan perbandingan antara tindakan Saudi dan ISIS dengan mengatakan bahwa “ISIS juga memenggal kepala siapapun yang mereka anggap Murtad, baik Syiah, Sunni, Kristen di Irak dan Suriah”, ia menyebutkan bahwa “Jika Nimr tertangkap oleh ISIS maka tindakan yang sama akan dilakukan sama dengan tindakan yang Saudi lakukan terhadapnya.” (Baca juga:Wamenlu Rusia; Tindakan Saudi Sama Saja Dengan ISIS)
Fisk menunjukkan bahwa “Di sejumlah negara di dunia protes demi protes mulai bermunculan menentang al-Saud, terutama dari Iran, dimana beberapa tokoh besar agama mengatakan bahwa eksekusi mati terhadap Sheikh Nimr akan mengarah pada penggulingan keluarga al-Saud dari kekuasaan.” (ARN/http://arrahmahnews.com/2016/01/04/eksekusi-mati-di-arab-saudi-sama-dengan-tindakan-isis/)

Pasca Kedubesnya Didemo, Saudi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Republik Islam Iran

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Arab Saudi telah mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran setelah Teheran menyatakan keberatan atas eksekusi mati terhadap ulama terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr.
Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Saudi pada hari Minggu (3/1) dan disiarkan oleh Stasiun tv al-Arabiya, dengan menambahkan bahwa misi diplomatik Iran dan entitas terkaitnya diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan kerajaan. (Baca juga: Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video)
Perkembangan ini menyusul aksi demonstrasi yang digelar didepan kedutaan Saudi di Teheran dan konsulatnya di timur laut kota Masyhad oleh para pendemo yang marah atas eksekusi yang telah dilakukan kerajaan tersebut kepada sang ulama.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian adalah pejabat Iran pertama yang bereaksi terhadap pemutusan hubungan ini. Ia menekankan bahwa Riyadh “tidak dapat menutupi “kesalahan besar” nya atas pembunuhan (Sheikh Nimr) dengan memutuskan hubungan dengan Teheran. (Baca juga: BREAKING NEWS! Saudi Kerahkan Militer ke Qatif Menyusul Eksekusi Sheikh Nimr)
Ia menegaskan bahwa tidak ada diplomat Saudi yang dirugikan selama demonstrasi yang diselenggarakan di Teheran dan Mashhad dan bahwa “Iran adalah salah satu negara paling aman di kawasan ” di mana para diplomat bisa leluasa melaksanakan tanggung jawab mereka.
Amir-Abdollahian menegaskan bahwa ini bukan pertama kalinya Arab Saudi telah mengancam keamanan regional dengan “kesalahan strategis” dan “pendekatan tergesa-gesa. (Baca juga: KEJAM! Tak Hiraukan Seruan Internasional, Saudi Eksekusi Sheikh Nimr dan 46 Tahanan Politik)
Eksekusi terhadap ulama Syiah bersama dengan 46 orang lain itu telah mendatangkan kecaman dari pemerintahan-pemerintahan serta kelompok-kelompok hak asasi manusia dari seluruh dunia.
Kecuali empat orang yaitu Sheikh Nimr dan tiga orang lainnya yang dituduh menghasut kerusuhan antara antara 2010 dan 2012, kesemua yang dihukum mati oleh Arab Saudi memang pernah dinyatakan sebagai anggota Al-Qaeda. (ARN/ http://arrahmahnews.com/2016/01/04/pasca-kedubesnya-didemo-saudi-putuskan-hubungan-diplomatik-dengan-iran/)

Para Politisi Inggris Kecam Arab Saudi Atas Eksekusi Sheikh Nimr

LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Arab Saudi banjir hujatan termasuk dari para politisi Inggris dan organisasi HAM Internasional, setelah eksekusi yang dilakukan kerajaan itu kepada seorang ulama, Sheikh Nimr al-Nimr pada Sabtu (2/1) kemarin.
Politisi partai Buruh Inggris, Hillary Benn mengatakan bahwa “adalah kesalahan besar” bagi Saudi karena melaksanakan hukuman mati terhadap ulama Muslim Syiah Sheikh Nimr al-Nimr, di antara 47 orang yang dieksekusi dalam satu hari tersebut. (Baca juga: Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video)
Kelompok HAM Internasional, Reprieve, mengatakan bahwa tiga orang lain yang terlibat dalam protes anti-pemerintah termasuk di antara yang tewas, termasuk juga dua orang yang masih remaja ketika ditangkap. Kelompok HAM ini mengatakan bahwa David Cameron tidak boleh pura-pura buta atas tindakan kejam Saudi terhadap eksekusi ini.
Kelompok HAM Reprieve, mengatakan bahwa sheikh Nimr, Ali al-Ribh, Mohammad Shioukh dan Mohammad Suweimal, ke-4 orang ini semua ditangkap pada 2012 menyusul keterlibatan mereka dalam protes anti-pemerintah. Al-Ribh masih berusia 18 th ketika ia ditahan, sementara Shioukh setahun lebih tua. (Baca juga: BREAKING NEWS! Saudi Kerahkan Militer ke Qatif Menyusul Eksekusi Sheikh Nimr)
Pemimpin Partai Demokrat Liberal, Tim Farron, menanggapi berita tentang eksekusi terhadap Sheikh Nimr tersebut, dengan menggambarkan hukuman mati sebagai sesuatu yang “menjijikkan” serta menyerukan Perdana Menteri Inggris untuk berbuat lebih dalam menekan pemerintah asing menghapuskan hukuman mati.
“Saya benar-benar mengutuk Arab Saudi atas eksekusi terhadap 47 orang, termasuk ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr. Hukuman mati adalah benar-benar menjijikkan dan Perdana Menteri perlu menghadapi ‘sekutu’ kami itu dan memberitahu mereka bahwa hukuman mati itu salah. (Baca juga: KEJAM! Tak Hiraukan Seruan Internasional, Saudi Eksekusi Sheikh Nimr dan 46 Tahanan Politik)
Maya Foa, direktur tim hukuman mati di Reprieve, mengatakan bahwa Arab Saudi telah mengeksekusi lebih dari 150 orang selama 2015, banyak diantara mereka dihukum mati hanay karena pelanggaran non-kekerasan. Dan di tahun baru 2016 ini, Saudi sudah melakukan sesuatu yang mengerikan dengan mengeksekusi hampir 50 orang di dua hari pertama tahun 2016.
“Hari ini berita mengerikan, dengan hampir 50 dieksekusi dalam satu hari, menunjukkan 2016 bisa lebih buruk,” ungkap Foa sebagaimana dikutip Press Association pada hari Minggu (3/1) kemarin.
Eksekusi terhadap sang syekh telah menimbulkan kekhawatiran bahwa keponakannya Ali al-Nimr, yang masih berusia 17 tahun ketika ia ditangkap, juga akan segera mengalami eksekusi hukuman mati. (ARN/http://arrahmahnews.com/2016/01/04/para-politisi-inggris-kecam-arab-saudi-atas-eksekusi-sheikh-nimr/)

Demonstran Bakar Konsulat Saudi di Masyhad, Iran Pasca Eksekusi Sheikh Nimr :Video

MASYHAD-IRAN, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekelompok orang Iran Sabtu malam (2/1), melakukan aksi demonstrasi di depan konsulat Saudi di kota Masyhad, provinsi Khorasan, utara-timur Iran, sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Saudi atas pelaksanaan eksekusi mati seorang tokoh ulama Syiah Nimr Baqir al-Nimr, sebagaimana dilansir kantor berita FarsNews Agency (02/1).
Konsulat Saudi di Iran dibakar
klik di https://youtu.be/PJbV9ujZk-w

Selain itu kantor berita tersebut menyebutkan bahwa bahwa para demonstran Iran itu menurunkan paksa bendera Saudi dari atas gedung konsulat kemudian membakar gedung itu dan merusak beberapa bagian jendelanya.
klik di https://youtu.be/Dt0A6OJGQk0

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Ahmad Maulid, pejabat keduataan Saudi yang berada di Teheran, setelah sebelumnya Teheran menunjukkan reaksi kerasnta sebagai protes terhadap pelaksanaan eksekusi mati Sheikh Nimr. (Baca juga: Kerajaan Saudi The Real Apartheid TImur Tengah)
Sementara itu menurut kantor berita resmi iran “IRNA” menyebutkan bahwa wakil menteri luar negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian telah mengingatkan pejabat keduataan Saudi tersebut bahwa pemerintahnya mengutuk keras eksekusi mati Nimr. (ARN/ http://arrahmahnews.com/2016/01/03/demonstran-bakar-konsulat-saudi-di-masyhad-iran-pasca-eksekusi-sheikh-nimr-video/)

KEJAM! Tak Hiraukan Seruan Internasional, Saudi Eksekusi Sheikh Nimr dan 46 Tahanan Politik

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Arab Saudi pada akhirnya benar-benar mengeksekusi Sheikh Nimr al-Nimr bersama dengan 46 orang lainnya. Eksekusi yang dilakukan ini mengesampingkan seruan internasional yang meminta agar ulamaSyiah tersebut dibebaskan, begitu juga dengan beberapa tahanan politik lain.
Kantor berita resmi kerajaan, Saudi Press Agency dan televisi nasional, Sabtu (2/1) melaporkan bahwa berdasarkan sumber kementerian dalam negeri, eksekusi tersebut telah dilakukan pada hari ini. Kementerian dalam negeri Saudi menyatakan bahwa mereka yang dieksekusi dianggap bersalah atas dakwaan terorisme. Semua yang dieksekusi adalah warga negara Saudi kecuali seorang warga mesir dan seorang warga Chad. (Baca juga:INTOLERAN…Saudi Berlakukan Hukuman 10 Tahun Penjara Jika Rayakan Natal)
Kementerian tidak menyebut bagaimana cara mereka mengeksekusi orang-orang tersebut namun hanya menjelaskan bahwa mereka semua dieksekusi pada hari Sabtu(2/1) di 12 kota di Saudi.
Sheikh Nimr, didakwa sebagai teroris karena berani menyuarakan kritik terhadap rezim Riyadh. Ia ditembak oleh polisi Saudi dan ditangkap pada tahun 2012 di wilayah Qatif Provinsi Timur Saudi, dalam demonstrasi damai yang menyuarakan sikap anti-rezim kerajaan. (Baca juga:Kejahatan Arab Saudi, Sumber Segala Teror dalam Restu Barat)
Pada 2014 pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada Sheikh Nimr dimana keputusan itu memicu kemarahan global. Amnesty International juga mengkritik proses persidangan Sheikh Nimr dan mengatakan bahwa tuduhan terhadap ulama tersebut adalah upaya menghalangi hak kebebasan berbicaranya. (Baca juga:10 Alasan Saudi Tak Layak Jadi Ketua Panel Penting Dewan HAM PBB)
Keputusan hukuman mati tersebut memicu reaksi kemarahan badan-badan HAM internasional serta banyak negara Muslim, termasuk Iran, Irak, Lebanon, Afghanistan dan India, di mana orang-orang menggelar aksi protes besar dan menyerukan pembebasan dari Sheikh Nimr serta semua tahanan politik di kerajaan.
Oktober lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mendesak penguasa Saudi untuk mencabut vonis mati terhadap ulama tersebut.(ARN/ http://arrahmahnews.com/2016/01/02/kejam-tak-hiraukan-seruan-internasional-saudi-eksekusi-sheikh-nimr-dan-46-tahanan-politik/)

PENGAKUAN GILA ERDOGAN ! “Turki Butuh Israel”

ANKARA, ARRAHMAHNEWS.COM – Dalam rangka mencari kedekatan kembali dengan Israel, presiden Turki, Erdogan, telah membuat pernyataan kontroversial pada hari Sabtu (2/1) kemarin, bahwa negara itu membutuhkan Israel.
“Turki harus menerima bahwa negara ini membutuhkan Israel,” ungkap Erdogan.
Latuff-Erdogan-Palestine
Anggota NATO itu sebelumnya memang sekutu dekat Israel hingga insiden Mavi Marmara pada 2010 terjadi. Dalam pernyataanya tersebutErdogan lebih lanjut membahas mengenai sikapnya yang terkadang menimbulkan kegusaran di Israel dengan retorika inflamasi terhadap negara Yahudi tersebut. Namun ia menekankan bahwa suasana telah berubah mengikuti terungkapnya uapaya saling mendekati di kedua pihak pada bulan lalu dalam pembicaraan rahasia untuk mencari pemulihan hubungan. (Baca juga: Turki-Israel Perbaiki Hubungan Dengan Korbankan Palestina)
“Israel perlu negara seperti Turki di kawasan,” ungkap Erdogan dalam pernyataannya di hadapan para pewarta Turki, sebagaimana dilaporkan alArabiya pada Sabtu kemarin. “Dan kita juga, harus menerima bahwa kita memerlukan Israel. Inilah realitas di kawasan,” ungkap Erdogan. “Jika langkah bersama dilaksanakan berdasarkan ketulusan, maka normalisasi akan mengikuti,” tambahnya. (Baca juga: Politisi Turki: Erdogan Terus Langgar HAM, Uni Eropa Harus Beri Turki Kartu Merah)
12299301_1505590513068110_6145938474909743125_n-2
Lebih lanjut Erdogan mengatakan bahwa Israel menyatakan bersedia menerima tiga syarat Turki, yaitu mengganti kerugian atas Mavi Marmara, meminta maaf atas insiden tersebut dan mengangkat blokade Gaza. Mengenai diangkatnya blokade Gaza ini, presiden Turki tersebut tidak memberi penegasan lebih lanjut dan hanya menyebut perlunya teks tertulis soal persetujuan dua belah pihak yang akan menyusul. (Baca juga: Media Jerman: 2016…Tahun Sulit Untuk Turki)
Pernyataan terakhir Erdogan mengenai pengangkatan blokade Gaza tersebut juga bertentangan dengan berita yang beredar bulan lalu mengenai pertemuan rahasia yang pada akhirnya dikonfirmasi pihak Israel, dimana salah satu isi dalam negoisasi perdamaian Turki- Israel itu, Tel Aviv mengajukan syarat agar Ankara mencegah senior Hamas, Salah Aruri memasuki wilayahnya dan mencegah segala bentuk kegiatan organisasi pembebasan Palestina itu di sana. (Baca juga: Partai Tanah Air Turki: Kebijakan Erdogan Untuk Selamatkan Entitas Israel)
Sedangkan menurut para Analis, pemulihan hubungan Turki dengan Israel dipercepat akibat kebutuhan Ankara untuk menebus krisis dalam hubungan dengan Moskow setelah penembakan jatuh pesawat perang Rusia. (ARN/ http://arrahmahnews.com/2016/01/03/pengakuan-gila-erdogan-turki-butuh-israel/)

Rusia dan Republik Islam Iran Resmi Nyatakan Perang Terhadap kerajaan arab Saudi wahabi salafi takfiri...!!!!!

RIYADH, Arrahmahnews.com – Associated Pers melaporkan bahwa Menteri Perminyakan Iran dan Rusia sepakat akan meningkatkan produksi minyak mereka sampai 1 juta barel per hari, bahkan lebih dari itu untuk membanjiri pasar minyak dunia dan membuat erosi harga per barel di bawah $ 30 yang akan menenggelamkan Saudi dan pembalasan Rusia dan Iran terhadap pasar global dengan memompa jutaan barel per hari. (Baca Saudi Potong Anggaran Belanja, Menyusul Anjloknya Harga Minyak)
Kehancuran_SaudiSaudi adalah biangkerok penurunan harga minyak per barel hingga menyentu di bawah $ 45 hingga Saudi menanggung kerugian $ 250 miliar. Namun, Rusia dan Iran akan membuat harga minyak sama dengan harga air, tentu ini dimaksudkan untuk membendung pesta senjata Arab Saudi dengan mengalokasikan jutaan dolarnya untuk perang di Yaman, Suriah dan Irak.
Arab Saudi percaya bahwa minyak adalah senjatanya guna menghancurkan perekonomian negara-negara lainny. Hasil minyak adalah modal Saudi yang digunakan sebagai senjata untuk kepentingan politik, dan pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri. (Baca Saudi Bersikeras Sanggup Hadapi Dampak Kemerosotan Harga Minyak)
Rusia dan Iran akan bangkit mengakhiri pemerasan Saudi, dengan menjadikan harga minyak layaknya kotoran dan sampah. Tentu ini ditujukan untuk memberikan pelajaran kepada Saudi arti blokade, krisis, dan kondisi sulit. Sementara Rusia dan Iran telah berhasil melewati masa-masa selama bertahun-tahun.
Rusia dan Iran sedang mempersiapkan diri dengan baik untuk melawan pemerasan Saudi. Kita akan melihat apakah Arab Saudi siap melihat negara-negara membeli minyak seperti harga air atau tanah dalam waktu yang lama sampai dunia melihat Saudi sebagai pencundang terbesar.
Meskipun Riyadh mengklaim memiliki cadangan keuangan di kisaran $ 700 miliar, namun apakah mereka mampu  me-ninabobo-kan rakyatnya, dan menekan defisit anggaran yang diperkirakan $ 170 milyar tahun untuk tahun ini saja.
Tentu tidak hanya berakhir sampai disini, lebih dari itu anjloknya harga minyak akan memaksa Saudi menjual surat-surat berharga dan meminjam dari bank-bank swasta, bahkan IMF sekalipun. Tentu Saudi juga akan mempertimbangkan pemberlakuan pajak atas warga negaranya, penghapusan subsidi bahan dasar, terutama bahan bakar yang nilainya mencapai $ 56 milyar per tahun.
Dengan demikian lonceng krisis ekonomi akan mulai menyelimuti perekonomian Saudi. Angka kemiskinan semakin melonjak, naiknya angka pengangguran, naiknya harga bahan pokok dan lain-lain. Semua ini tentu akan mempengaruhi stabilitas keamanan dalam negeri, dan mendorong selangkah menuju kehancuran monarki Saudi.
Pengamat menilai jika strategi ini berhasil, maka akan mengakhiri era harga minyak dalam dolar, dan berakhirnya kendali AS atas ekonomi dunia serta kegagalan aliansi kotor diantara mereka. (ARN/Mepanorama/ http://arrahmahnews.com/2015/08/30/rusia-dan-iran-resmi-nyatakan-perang-terhadap-saudi/)

Prof Sumanto Al Qurtuby: Cintailah Bangsa Sendiri Bukan Mencintai Bangsa Lain

SUARA RAKYAT, ARRAHMAHNEWS.COM – Berikut  tulisan seorang professor Warga Negara Indonesia, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi, H. Sumanto Al Qurtuby dalam akun facebooknya:
Saya membuat tulisan ini, bukan untuk merendahkan bangsa saya, Indonesia Tercinta. Bukan pula menyerang Arab khususnya Arab Saudi tempat saya berdomisili saat ini. (Baca juga: Sekjen NU: Racikan Wahabisme dan Kepitalisme Merubah Wajah Suci Makkah)
Tapi saya untuk membangunkan teman-teman, kakak, dan adik-adik saya warga negara Indonesia dimana saja berada. Agar bisa memilih dan memilah, mana yang bisa dijadikan panutan/pedoman, serta manapula yang harus diwaspadai. Harapan saya hanya satu, semoga Indonesia selalu dirahmati oleh Allah Tuhan Alam Semesta Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, dan anak-anak bangsa ini -termasuk saya- tidak menjadi bangsa yang inferior, tidak mudah kagum, dan tidak mudah menjadi beo.
Begini, saya melihat hubungan antara Arab (khususnya Arab Teluk), Barat (khususnya Amerika), dan Indonesia (khususnya yang pro-Arab) itu unik, menarik, dan lucu. (Baca juga: Saya Melihat Muslim “Saudi”, Tapi Tidak Melihat Islam)
Negara-negara Arab, khususnya Teluk itu “sangat Barat” dan jelas-jelas pro-Amerika (dan Inggris). Hampir semua produk-produk Barat dari ecek-ecek (semacam restoran fast foods) sampai yang berkelas dan bermerk untuk kalangan berduit, semua ada di kawasan ini.
Mall-mall megah dibangun, antara lain untuk menampung produk-produk Barat tadi. Warga Arab menjadi konsumen setia karena memang mereka hobi shopping (bahkan terkadang lalai dengan sembahyang). (Baca juga: Makkah-Ku Malang, Wahabi dan Kapitalisme Sudah Merenggut Kesucianmu)
Orang-orang Barat juga mendapat “perlakuan spesial” disini, khususnya yang bekerja di sektor industri (gaji tinggi, fasilitas melimpah).
Mayoritas orang-orang Arab juga sangat hormat dan inferior dengan orang-orang Barat. Saya sering jalan bareng bersama “kolega bule”-ku ke tempat pameran barang-barang branded tersebut, dan mereka menganggap saya adalah “jongosnya”.
Bagi orang-orang Arab, non-bule darimanapun asalnya apapun agama mereka  adalah “kelas buruh” sementara org bule–sekere dan sebego apapun mereka, beragama atau tidak beragama–dianggap “kelas elit”. Mereka baru menaruh rasa hormat, kalau sudah tahu “siapa kita”. (Baca Juga: Kerajaan Saudi Perjual Belikan Haramain)
Sejumlah universitas-universitas beken di Amerika juga membuka cabang di Arab Teluk, selain Saudi, (Georgetown, New York Univ, Texas A dan M, Carnegie Melon Univ, dll). Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus-kampus Barat, khususnya Amerika, Kanada dan Eropa (jugag Aussie). Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia!!
Sementara (sebagian) warga Indo memimpikan belajar di Arab Saudi. Lucunya, para fans Arab Saudi dan Arab-Arab lainnya di Indonesia, mereka mati-matian meng-tuan-kan Arab, sementara Arab sendiri tidak “menggubris” mereka. (Baca juga: Saudi Izinkan Zionis Bangun Hotel dekat Ka’bah, Indonesia Ditolak)
Para “cheerleaders” Arab ini (para fans Arab di Indonesia) juga mati-matian anti-Barat padahal orang-orang Arab mati-matian membela Barat. Saya bukan anti-Arab atau anti-Barat karena teman-teman baikku banyak sekali dari “dua dunia” ini. Saya juga bukan pro-Arab atau pro-Barat. Saya adalah saya yang tetap orang kampung Jawa.
Daripada “menjadi Arab” atau “menjadi Barat”, akan lebih baik jika kita menjadi “diri kita sendiri” yang tetap menghargai warisan tradisi dan kebudayaan leluhur kita…
Itulah orang Saudi, mereka menganggap kecil sama orang Indonesia, di hotel, di kantor, bahkan mrk menyangka saya cuma tenaga profesional ecek ecek, mereka tanya gaji, disangka cuma 2 ribu atau 3 ribu Real, waktu saya bilang jumlah gaji saya, mereka baru tahu gaji saya sama dengan orang Amerika atau Inggris, dan mereka tanya kok bisa begitu, saya bilang, saya pernah training di Inggris dan di Amerika, dan ternyata gaji saya lebih besar dari gaji dokter Saudi, itulah kenyataannya, dan yang menggaji saya perusahaan di Abu Dhabi yang tidak menganggap rendah karyawannya berdasarkan kebangsaan atau Nationality profiling.
Mudah-mudahan pemerintah tidak mengirim lagi TKI atau TKW sehingga mereka tidak menganggap orang Indonesia bangsa budak. Tetapi kirim tenaga terdidik terutama yang menguasai bahasa Inggris.
Sekali lagi: Saya bukan anti Arab dan juga bukan anti Barat saya cuma orang Indonesia yang dipercaya sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga ahli yang dibayar berdasarkan keahliannya. Hehehe
Suatu hari, dan ini bukan untuk menyombongkan diri, saya  merasa bangga ketika saya keluar dari sebuah hotel di Jeddah, saya dijemput oleh sopir orang Arab berasal dari Thaif. Itu kebanggaan saya, karena biasanya yang jadi sopir itu orang Indonesia. SELAMAT DATANG MEA, mudah-mudahan kita tidak jadi bangsa budak dan budak diantara bangsa-bangsa…!!!(ARN/ http://arrahmahnews.com/2015/12/15/prof-sumanto-al-qurtuby-cintailah-bangsa-sendiri-bukan-mencintai-bangsa-lain/)

Ayatullah Sistani Kutuk Eksekusi Terhadap Syaikh Nimr

sistaniBaghdad, LiputanIslam.com — Ulama Syiah Irak, Ayatullah Ali Sistani, mengutuk keras eksekusi yang dilakukan rezim Arab Saudi terhadap Syaikh Nimr Baqir al-Nimr. Ia menyebut hal itu sebagai “agresi yang tidak adil”.
Dalam pernyataannya pada hari Minggu, Sistani menyatakan duka cita atas eksekusi tersebut. Ia menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga yang turut dieksekusi secara tidak adil bersamaan dengan Syaikh Nimr.
“Kami telah menerima berita tentang kesyahidan dari saudara kita, yang darahnya murni ditumpahkan secara tidak adil,” kata Ayatullah Sistani, seperti dilaporkan Presstv, (04/1/2015).
Perdana Menteri Irak Haider al Abadi juga mengecam tindakan rezim Saudi, dan menyebut hal itu akan berdampak pada keamanan, stabilitas, dan struktur sosial di masyarakat.
Rezim Saudi bahkan menolak menyerahkan jenasah dari Syaikh Nimr kepada keluarganya. Dilaporkan, bahwa jenasahnya dikubur di tempat yang dirahasiakan.
Eksekusi terhadap Syaikh Nimr telah memicu kemarahan dari masyarakat di daerah Qatif, provinsi Timur Arab Saudi. Kendaraan lapis baja pun dikirim ke daerah tersebut untuk meredam aksi protes. Protes juga digelar di depan Kedutaan Arab Saudi di berbagai negara, seperti Iran, Inggris, dan Bahrain.
Kedubes Arab Saudi di Irak yang baru dibuka minggu lalu, juga dijatuhi roket pasca eksekusi terhadap Syaikh Nimr. (ba/ http://liputanislam.com/internasional/ayatullah-sistani-kutuk-eksekusi-terhadap-syaikh-nimr/)

Arab Saudi Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Iran

Jalan di IranRiyadh, LiputanIslam.com – Arab Saudi mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran, pasca eksekusi yang dilakukan terhadap Syaikh Nimr Baqir al-Nimr. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengumumkan melalui Al-Arabiya News Channel, dan memerintakan bahwa pengemban misi diplomatik Iran di Arab Saudi agar segera meninggalkan negara monarkhi tersebut dalam waktu 48 jam.
Tindakan ini merupakan reaksi atas demonstrasi yang digelar di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan Mashad, yang marah dan mengecam rezim Saudi yang telah membunuh Syaikh Nimr.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir Abdollahian mengatakan bahwa Arab Saudi tidak dapat menutupi kesalahan besarnya kendatipun memutus hubungan dengan Iran.
Ia mencatat bahwa tidak ada diplomat Arab Saudi yang dirugikan selama terjadinya protes di Teheran dan Mashad.
“Iran adalah salah satu negara yang paling aman di kawasan, dan diplomat darimanapun bisa melaksanakan tugasnya,” ujar dia, seperti dilansir Presstv, (04/01/2015).
Amir menegaskan bahwa bukan pertama kalinya Arab Saudi mengancam keamanan regional dengan melakukan kesalahan fatal maupun keputusan yang tergesa-gesa. Dengan merencanakan untuk menurunkan harga minyak mentah, menurut Amir, Arab Saudi justru merugikan rakyatnya sendiri rakyat dari negara lainnya di kawasan itu.
Amir juga mencatat bahwa selama perundingan nuklir Iran dengan negara P5 + 1, Arab Saudi juga memainkan peran destruktif.
Bagaimanapun juga, pelaksanakan eksekusi terhadap Syaikh Nimr telah mendapatkan kecaman dari seluruh dunia, termasuk dari badan hak asasi manusia.
Dan kini, sebagai bentuk penghormatan kepada Syaikh Nimr, sekaligus bentuk protes kepada Arab Saudi, Iran mengganti nama jalan di lokasi Kedutaan Arab Saudi di Iran, menjadi jalan Syaikh Nimr. (ba/http://liputanislam.com/internasional/arab-saudi-putuskan-hubungan-diplomatik-dengan-iran/)

Pemimpin Spiritual Republik Islam Iran Sayid 'Ali Khamenei: Eksekusi Syaikh Nimr Adalah Kesalahan Politik Rezim Saudi

Teheran, LiputanIslam.com — Pemimpin Revolusi Republik Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengecam keras eksekusi yang dilakukan Arab Saudi terhadap Syaikh Nimr Baqir al-Nimr. Ia menilai, seluruh dunia perlu bertindak untuk menghadapi hal ini, juga terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan rezim Saudi kepada Yaman dan Bahrain.
“Tidak diragukan lagi, menumpahkan darah martir yang tidak bersalah ini akan memiliki efek yang cepat. Pembalasan dari Illahi akan datang bagi politisi Arab,” ujar Khamenei.
Khamenei menyebut eksekusi terhadap Syaikh Nimr adalah kesalahan politik rezim Saudi. Ia juga menekankan, bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan membiarkan begitu saja darah hamba-Nya yang tak bersalah. Menurutnya, pembalasan akan datang dengan cepat menimpa para politisi Saudi.
Khamenei juga mengecam bungkamnya pihak-pihak yang selama ini mengaku sebagai pendukung kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia. Apalagi, mereka malah mendukung rezim Saudi yang telah membunuh seorang yang tak bersalah, yang hanya melakukan suatu kritik.
“Seluruh dunia, dan dunia Muslim pada khususnya harus ikut merasa bertanggung jawab terhadap masalah ini.”
Khamenei menambahkan bahwa Syaikh Nimr bukanlah orang yang mengangkat senjata, atau menghasut masyarakat untuk mengangkat senjata dan melakukan makar. Satu-satunya yang ia lakukan adalah mengritik, dan menyeru untuk berbuat yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama.
Khamenei mencatat bahwa kejahatan rezim Saudi lainnya adalah menyiksa rakyat Bahrain, menghancurkan masjid dan rumah-rumah rakyat Yaman selama 10 bulan terakhir.
“Siapapun yang peduli pada kemanusiaan, hak asasi dan keadilan, harus menindaklanjuti masalah tersebut. Tidak boleh bersikap acuh tak acuh melihat situasi ini,” tegasnya. (ba/ http://liputanislam.com/internasional/khamenei-eksekusi-syaikh-nimr-adalah-kesalahan-politik-rezim-saudi/)

Ketika Arab Saudi Butuh Pencitraan (MUNAFIK)

LiputanIslam.com — Sheikh Abdulaziz Al-Sheikh, Grand Mufti Arab Saudi menyebut bahwa kelompok teroris transnasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah bagian dari rezim Zionis.
“Sebenarnya ISIS adalah bagian dari tentara Israel,” jelas Al-Sheikh, seperti dilansir Alalam(31/12/2015).
Tentu saja, pernyataan Al-Sheikh sangat beralasan. Sejak awal, tanda-tanda terlibatnya Israel dalam perkembangan ISIS telah terlihat.
Misalnya, ketika pada Shotussalam, media pendukung ISIS, dengan bangga mengunggah foto-foto aktivitas ISIS di wilayah Homs, Suriah. Di kamp militer, ISIS tengah berlatih menggunakan mortir kaliber kecil dan ringan.
Senjata yang digunakan ISIS untuk berlatih dihiasi dengan cetakan huruf Hebrew, yang semakin menguatkan bukti bahwa memang benar – Israel ada dibalik kubu anti-Assad, dan satu hal yang harus dicatat, informasi ini disampaikan langsung oleh Kantor Media Daulah Islam Iraq dan Syam, yang kemudian dikutip Shotussalam.
Pernyataan Al-Sheikh ini cukup mengejutkan, mengingat keluarga kerajaan Arab Saudi adalah pihak yang disebut-sebut sebagai pendukung ISIS nomor satu, baik berupa dukungan finansial ataupun persamaan basis ideologi. Dari berbagai bukti yang dilaporkan media-media internasional, Arab Saudi bahkan disebut sebagai “ISIS’s father”.
Pangeran Al Waleed bin Talal, milyarder Arab Saudi yang juga merupakan keponakan dari Raja Salman, juga mengakui bahwa kerajaan Arab Saudi pernah memberikan dukungan kepada ISIS.
Dikutip oleh Presstv, Talal berkata, “Sayangnya, beberapa ekstremis di Arab Saudi memang pernah mendanai teroris di Suriah,” katanya.
***
Pernyataan Grand Mufti Arab Saudi ini dikeluarkan tak lama setelah dibentuknya koalisi militer negara-negara Islam untuk memerangi terorisme. Seperti diketahui, koalisi anti-teror tersebut menuai banyak kritikan.
Pengamat Mesir misalnya, menyebut “Koalisi Islam Anti-Teror” sebagai koalisi abal-abal yang tidak akan menghasilkan perubahan apapun.
Mujtahid Bin Hareth Bin Hammaam, narablog terkemuka Arab Saudi menilai, “Koalisi Islam Anti-Teror” sesungguhnya hanya omong kosong belaka.
Bahkan sebelum membentuk “Koalisi Islam Anti-Teror”, terlebih dahulu Arab Saudi menjamu faksi-faksi pemberontak di Suriah di negaranya untuk mencari titik temu. Bukankah kita tahu, bahwa pemberontak di Suriah – entah disebut “pejuang moderat”, “pejuang pembebasan”, ataupun yang disebut “kelompok ekstremis” sesungguhnya memiliki akar ideologi yang sama, dan melakukan kekejaman yang sama?
Tidak dapat ditampik, pamor Arab Saudi di mata internasional memang telah terpuruk. Track record-nya sebagai negara pendukung terorisme telah dikenal luas. Apalagi tahun ini, Arab Saudi juga menggempur rakyat Yaman, tetangganya yang miskin. Arab Saudi pun mendapat label “negara agresor”.
Melihat negara-negara di seluruh dunia kini aktif menyerukan perang melawan terorisme, atau perang melawan ISIS pada khususnya, maka, Arab Saudi pun bertindak seolah-olah berada di garis depan dalam perang melawan terorisme. Bisa jadi, pembentukan “Koalisi Islam Anti-Teror” ataupun fatwa dari Grand Mufti Arab Saudi tentang ISIS adalah upaya Arab Saudi untuk membersihkan citranya yang tercoreng. (ba/ http://liputanislam.com/tabayun/ketika-arab-saudi-butuh-pencitraan/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar