Sekedar mengenal Ulama Wahabi di Indonesia. Lihat raut wajahnya.
Ulama yang lurus senantiasa mengucap
BISMILLAH. Dgn nama ALLAH yang MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG. Tapi di
hati mereka yang ada hanya kebencian, kedengkian. Sementara mulutnya
penuh caci maki.
Kadang dari wajah juga kelihatan pak
antara tampang kriminal dgn orang saleh yang mukanya senantiasa basah
oleh wudhu. Dari zahirnya pun ketahuan beda orang yg bibirnya senatiasa
basah dgn zikir tasbih, tahmid, dan takbir dgn yg suka mencaci maki
seperti sesat, bid’ah , syi’ah, musyrik, kafir, dsb
Wahabi itu
banyak menyusup ke Muhammadiyah, MUI, dan juga NU. Ciri2nya mereka itu
mengagumi Muhammad bin Abdul Wahhab dan jargonnya “Memurnikan Islam”
Yazid Jawas
Yg bikin sesat Wahabi adalah paham
TAKFIR. Mengkafirkan Muslim. Yazid menulis 1 buku “Mulia dgn Manhaj
Salaf” yg memfitnah paham Al Asy’arie (Sifat 20) sbg SESAT. Ada video
sanggahan Habib Rizieq Shihab thd pendapat Yazid:http://www.youtube.com/watch?v=hlCdzVo8Ueo
http://www.youtube.com/watch?v=DZdjU2H6hpA
Berikut kutipan transkrip dari video yang pertama
**** awal kutipan ****
Habib: Karena itu saya sangat prihatin terbit sebuah buku dengan judul “Mulia dengan manhaj salaf”. Judulnya bagus betul. Diterbitkan oleh pustaka At Taqwa, Yang menulis Yazid bin Abdul Qodir.
Kenapa saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Kalau kita buka pada bab yang ketigabelas yaitu bab yang terakhir. Disini penulis menyebutkan firqoh-firqoh sesat dan menyesatkan. Yang nomor delapan disebutkan Asy’ariah. Yang nomor sembilan disebut Maturidiyah. Kemudian yang nomor empat belas atau yang nomor tiga belas Shufiyah, ahli tasawuf. Yang nomor empat belas Jama’ah Tabligh. Yang nomor lima belas Ikhwanul Muslimin. Yang nomor tujuh belas Hizbut Tahrir. dan nomor dua puluh tujuhnya Jaringan Islam Liberal.
Jadi Asy’ariyah, Maturidiyah, ini yang merupakan representatif, mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah dimasukkan dalam satu kelompok dengan kalangan liberal yang notabene sesat menyesatkan.
Beberapa orang di antara Ulama yg mengikuti Asyariyyah al-Maturidiyyah seperti:http://www.youtube.com/watch?v=DZdjU2H6hpA
Berikut kutipan transkrip dari video yang pertama
**** awal kutipan ****
Habib: Karena itu saya sangat prihatin terbit sebuah buku dengan judul “Mulia dengan manhaj salaf”. Judulnya bagus betul. Diterbitkan oleh pustaka At Taqwa, Yang menulis Yazid bin Abdul Qodir.
Kenapa saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Kalau kita buka pada bab yang ketigabelas yaitu bab yang terakhir. Disini penulis menyebutkan firqoh-firqoh sesat dan menyesatkan. Yang nomor delapan disebutkan Asy’ariah. Yang nomor sembilan disebut Maturidiyah. Kemudian yang nomor empat belas atau yang nomor tiga belas Shufiyah, ahli tasawuf. Yang nomor empat belas Jama’ah Tabligh. Yang nomor lima belas Ikhwanul Muslimin. Yang nomor tujuh belas Hizbut Tahrir. dan nomor dua puluh tujuhnya Jaringan Islam Liberal.
Jadi Asy’ariyah, Maturidiyah, ini yang merupakan representatif, mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah dimasukkan dalam satu kelompok dengan kalangan liberal yang notabene sesat menyesatkan.
Ibnu Hajar Al-`Asqolani (Abu’l-Fadl Ahmad ibn Hajar’sابن حجر العسقلانى): Merupakan Syeikhul Hadits yg menulis: kitab terkenal Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari (dikaji di barat/timur/pesantren/universitas), Tahdzibut Tahdzib, Taghliqut Ta’liq ‘ala Shahihil Bukhari, Bulughul Maram min Jami’i Adillatil Ahkam, dll.
Imam an-Nawawi: Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi (الإمام العلامة أبو زكريا محيي الدين بن شرف النووي الدمشقي). Merupakan ulama besar mazhab Syafi’i termasuk pemuka ahlus-sunnah yg menulis kitab Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab (المجموع شرح المهذب), panduan hukum Islam yang lengkap, Syarh Shahih Muslim (شرح صحيح مسلم), penjelasan kitab Shahih Muslim bin al-Hajjaj, Riyadhus Shalihin (رياض الصالحين),[3] kumpulan hadits mengenai etika, sikap dan tingkah laku, Al-Adzkar (الأذكار المنتخبة من كلام سيد الأبرار), kumpulan doa Rasulullah, Minhaj ath-Thalibin (منهاج الطالبين وعمدة المفتين في فقه الإمام الشافعي), Tahdzib al-Asma (تهذيب الأسماء), dan beberapa kitab terkenal lainnya yg juga banyak dikaji di kampus-kampus dan menjadi pegangan kitab kuning para santri di pesantren.
Imam al-Qurtubi: Imam Abu ‘Abdullah Al-Qurtubi or Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Ahmad ibn Abu Bakr al-Ansari al-Qurtubi (Arabic: أبو عبدالله القرطبي) merupakan salah satu ulama mufassirin, muhadditsin, dan ulama fiqh yg terkenal. Seorang ulama yg menulis kitab terkenal al-Jami li Ahkamil Qur`an Tafsir al-Qurtubi yg juga menjadi salah satu di antara kitab tafsir rujukan umat Islam.
Ibn Hajar Al-Haitami: Juga ulama besar. Salah satu di antara karyanya: Al-Fatawi Al-Kubra Al-Fiqhiyyah” (الفتاوي الكبري الفقهية), Az-Zawajir fiq Tiraqil Kaba’irMinhaj ath-Thalibin (منهاج الطالبين وعمدة المفتين في فقه الإمام الشافعي).
Dan Jutaan Ulama lainnya yg semuanya otomatis dianggap SESAT oleh buku karangan ustaz Yajid Jawas.
Sumber: http://www.video.majlisasmanabawi.net/buku-sesat-mulia-dg-manhaj-salaf/#ixzz2m0E8dMJv
Yunahar Ilyas
Yunahar Ilyas menggeneralisir semua
Syi’ah sesat. Ini sudah takfir. Padahal menurut Jumhur Ulama seperti
Habib Rizieq Shihab dan Quraish Shihab, selain ada Syi’ah yg sesat
seperti Syi’ah Ghulat yg menTuhankan Ali, Syi’ah Rafidhoh yg menghina
sahabat, ada pula Syi’ah yg lurus yg tidak menTUhankan Ali dan tidak
menghina sahabat.
552 Ulama dari 84 negara menyatakan
Syi’ah yang lurus (bukan Syi’ah Ghulat dan Syi’ah Rafidhoh) adalah
bagian dari Islam. Sunni dan Syi’ah adalah 2 aliran di dalam Islam.
Saling bersaudara di dalam Islam.
Risalah Amman ditanda-tangani 200 Ulama
dan sekarang berkembang jadi 552 Ulama di antaranya Hasyim Muzadi, Din
Syamsuddin, Qaradhawi, Al Buthi, bahkan raja Arab Saudi Abdullah dan
Ulama Saudi Syekh Mani. Kok tidak dipercaya juga?
Abu Jibril Sekjen MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) dan Pemimpin Arrahmah
Silahkan lihat sendiri pemberitaan Arrahmah yang dipimpinnya:
Fauzan Al Anshari (MMI)
Fauzan Al Anshari (MMI) memutus silaturahmi dengan dr Joserizal
Jurnalis hanya karena dia menganggap Joserizal sebagai Syi’ah. Joserizal
difitnah sebagia Syi’ah hanya karena menentang bughot/pemberontakan di
Suriah. Kalau menentang bughot di Suriah, menurut pandangan Wahabi
artinya Syi’ah meski dia tidak menganggap Ali Khamenei sebagai Imam dan
tidak pernah membaca kitab Hadits Syi’ah macam Al Kafi.Mainsource: http://kabarislamia.com/2013/11/29/mengenal-ulama-wahabi-di-indonesia/
Sejarah Wahabi dan Muhammad bin Abdul Wahhab
Buat teman2 yg masih ikut pengajian Salafi/Wahabi maaf jika tidak berkenan.
Tapi insya Allah apa yg ditulis Habib Munzir Al Musawa (Majelis Rasulullah) ini benar.
Saat ngobrol dgn seorang Direktur Penerbit Islam dan seorang Ustad di Cimanggis saya mendapat kabar serupa. Yaitu pemerintah Inggris untuk memecah-belah ummat Islam di daerah jajahannya membentuk aliran sesat seperti Ahmadiyah di India dan Pakistan, Bahai di Iran, dan Wahabi di Arab Saudi.
Ahmadiah menghilangkan ajaran jihad dan membuat Nabi palsu Ghulam Mirza Ahmad. Sementara Wahabi yg bersekutu dgn Ibnu Su’ud dan dibantu senjata dan dana Inggris berontak thd Kekhalifahan Turki Usmani. Ummat Islam di jazirah Arab difitnah sbg ahlul bid’ah, sesat, kafir, musyrik, dsb hingga diperangi dan dibunuh. Termasuk penduduk kota Thaif, Mekkah, dan Madinah. Turki dan Mesir juga mereka perangi.
Sulit dipercaya. Pertama saya juga membela Wahabi sbg pemurni Islam. Namun dgn berbagai fakta dan tulisan yg berkembang, ternyata itu tidak benar. 10 tahun lagi seiring dgn bertambahnya ilmu, mungkin anda akan berterimakasih akan informasi ini.
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam
Tapi insya Allah apa yg ditulis Habib Munzir Al Musawa (Majelis Rasulullah) ini benar.
Saat ngobrol dgn seorang Direktur Penerbit Islam dan seorang Ustad di Cimanggis saya mendapat kabar serupa. Yaitu pemerintah Inggris untuk memecah-belah ummat Islam di daerah jajahannya membentuk aliran sesat seperti Ahmadiyah di India dan Pakistan, Bahai di Iran, dan Wahabi di Arab Saudi.
Ahmadiah menghilangkan ajaran jihad dan membuat Nabi palsu Ghulam Mirza Ahmad. Sementara Wahabi yg bersekutu dgn Ibnu Su’ud dan dibantu senjata dan dana Inggris berontak thd Kekhalifahan Turki Usmani. Ummat Islam di jazirah Arab difitnah sbg ahlul bid’ah, sesat, kafir, musyrik, dsb hingga diperangi dan dibunuh. Termasuk penduduk kota Thaif, Mekkah, dan Madinah. Turki dan Mesir juga mereka perangi.
Sulit dipercaya. Pertama saya juga membela Wahabi sbg pemurni Islam. Namun dgn berbagai fakta dan tulisan yg berkembang, ternyata itu tidak benar. 10 tahun lagi seiring dgn bertambahnya ilmu, mungkin anda akan berterimakasih akan informasi ini.
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam
Video ini menceritakan sikap Al-Azhar
Mesir, melalui Syaikh Dr. Ahmad Karimah, yang menolak paham Wahaby yang
sekarang bernama Salafy:
احمد كريمة يفتح النار على السلفية ويصفهم بالوهابيه
Di bawah tulisan Habib Munzir Al
Musawa. Di antaranya: Salah satu dari ajaran yang (diyakini
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni
yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain.
Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan
dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang
dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan
kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Habib Munzir juga menulis:
Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan
Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas
di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada
1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali.
Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin
Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil
menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan
Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini,
paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi.
Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah). Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah). Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta.
REPLAY STATUS LAMA.
Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain.
SEJARAH WAHABI
Oleh Habib Munzir Al mousawaMenanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain.
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin
Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia
adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara
lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad,
Iran, India dan Syam.
Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang
orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata
Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris
untuk menyebarkan ajaran barunya.
Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan
agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i.
Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program
kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni
pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah
seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula
ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia
bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh
orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya.
Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal
itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus
padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar
dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul
As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula
salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi
as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat:
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.
Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya
bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam
masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan
sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab
lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802,
mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi
Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut
dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun
kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas
kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.
Tambahan Ulama Besar yang dibunuh dengan kejam oleh Wahabi:
Kisah Nyata ; Pembantaian Keluarga Syaikh Nawawi al-Bantani al-Syafi’i (Pembesar Syafi’iyyah) Oleh Kaum Wahhabi
Kisah ini diceritakan oleh keturunan dari keluarga Syaikh Nawawi
al-Bantani yang berhasil lolos dari kejaran Wahhabi. Beliau adalah KH.
Thabari Syadzily. Berikut adalah sedikit kisah pembantaian tersebut.
KISAH NYATA : Pada zaman dahulu di kota Mekkah keluarga Syeikh Nawawi bin Umar Al-Bantani (pujangga Indonesia) pun tidak luput dari sasaran pembantaian Wahabi. Ketika salah seorang keluarga beliau sedang duduk memangku cucunya, kemudian gerombolan Wahabi datang memasuki rumahnya tanpa diundang dan langsung membunuh dan membantainya hingga tewas. Darahnya mengalir membasahi tubuh cucunya yang masih kecil yang sedang dipangku oleh beliau.Sedangkan keluarganya yang lain di golongan laki-laki dikejar-kejar oleh gerombolan Wahabi untuk dibunuh. Alhamdulillah mereka selamat sampai ke Indonesia dengan cara menyamar sebagai perempuan.
Syaikh Nawawi bin ‘Umar bin ‘Arabi bin ‘Ali al-Tanari al-Bantani al-Syafi’i (Salah seorang ulama pembesar Syafi’iyyah) |
KH. Thobari Syadzily Mengenakan Jubah Syaikh Nawawi al-Bantani. Baju jubah Syeikh Nawawi bin Umar bin ‘Arobi bin Ali, Tanara – Banten masih tersimpan dengan rapih di rumah saudara sepupu KH. Thobary Syadzily di desa Kampung Gunung Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Banten. |
Sumber: http://ashhabur-royi.blogspot.com/2011/07/kisah-nyata-pembantaian-keluarga.html
Ulama baru yang dibunuh Wahabi adalah Syekh Al Buthi. Seperti
biasa, Wahabi tidak pernah mau mengaku meski mereka selalu menghina dgn
penuh rasa kebencian thd Syekh Al Buthi dan bergembira ria atas
kematiannya.
Al-Buti sendiri yang tahun ini berusia 84 tahun adalah seorang
pensiunan dekan dan profesor Fakultas Hukum Islam di Universitas
Damaskus. Ia dikenal keras menentang terorisme dan pengkritik pihak
asing yang didukung kelompok-kelompok militan, yang ia gambarkan sebagai
“para tentara bayaran”.
Seminggu setelah pembunuhan Al-Buti, ulama Sunni lainnya Syaikh Hassan Saifuddin (80 tahun) secara brutal dipenggal kepalanya di bagian utara Kota Aleppo oleh sekelompok militan yang dibekingi pihak asing dan menyeret tubuhnya di jalanan. Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid yang biasa digunakan untuk berkhotbah. Syaikh Saifuddin juga dikenal sebagai seorang anti-milisi, dan penentang perang yang sedang berkecamuk melawan pemerintah Suriah.
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,43499-lang,id-c,nasional-t,Tokoh+Muslim+dan+Kristiani+Jadi+Target+Teroris+di+Suriah-.phpx
Silahkan baca:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/15/ulama-baru-yang-dibunuh-wahabi/
http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/16/beda-sunni-dgn-syiah-dan-wahabi-dgn-syiah/
Bagaimana dengan Rudal-rudal Iran yang katanya bisa menjangkau 2000 km? Bisa menjangkau Israel?
Tapi lebih kepada kekerasan yang berlebihan yang dilakukan ISIS bahkan thd Mujahidin Suriah seperti Jabhat Al Nusra sehingga memberi kesan Islam itu teror/mengerikan. Arrahmah yang jelas2 Sunni dan Anti Syi’ah dan HTI juga menentang ISIS karena itu
Seminggu setelah pembunuhan Al-Buti, ulama Sunni lainnya Syaikh Hassan Saifuddin (80 tahun) secara brutal dipenggal kepalanya di bagian utara Kota Aleppo oleh sekelompok militan yang dibekingi pihak asing dan menyeret tubuhnya di jalanan. Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid yang biasa digunakan untuk berkhotbah. Syaikh Saifuddin juga dikenal sebagai seorang anti-milisi, dan penentang perang yang sedang berkecamuk melawan pemerintah Suriah.
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,43499-lang,id-c,nasional-t,Tokoh+Muslim+dan+Kristiani+Jadi+Target+Teroris+di+Suriah-.phpx
Silahkan baca:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/15/ulama-baru-yang-dibunuh-wahabi/
Mengenal Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali
Ada baiknya kita mengenal para Imam
Mazhab seperti Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali
yang telah menyusun kitab Fiqih bagi kita semua.
Abu Hanifah (Imam Hanafi)
Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan
at-Taymi (bahasa Arab: النعمان بن ثابت), lebih dikenal dengan nama Abū
Ḥanīfah, (bahasa Arab: بو حنيفة) (lahir di Kufah, Irak pada 80 H / 699 M
— meninggal di Baghdad, Irak, 148 H / 767 M) merupakan pendiri dari
Madzhab Hanafi.
Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.[3]
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (taharah), salat dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Abu Dawud, Bukhari, Muslim dan lainnya.
Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.[3]
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (taharah), salat dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Abu Dawud, Bukhari, Muslim dan lainnya.
Imam Malik
Mālik ibn Anas bin Malik bin ‘Āmr
al-Asbahi atau Malik bin Anas (lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin
`Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani), (Bahasa
Arab: مالك بن أنس), lahir di (Madinah pada tahun 714 (93 H), dan
meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia adalah pakar ilmu fikih dan
hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.
Biografi
Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail binAmr bin
al-Haris Dzi Ashbah. Imama malik dilahirkan di Madinah al Munawwaroh.
sedangkan mengenai masalah tahun kelahiranya terdapat perbedaaan
riwayat. al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam
malik dilahirkan pada 94 H. ibn Khalikan dan yang lain berpendapat
bahawa imam malik dilahirkan pada 95 H. sedangkan. imam al-Dzahabi
meriwayatkan imam malik dilahirkan 90 H. Imam yahya bin bakir
meriwayatkan bahwa ia mendengar malik berkata :”aku dilahirkan pada 93
H”. dan inilah riwayat yang paling benar (menurut al-Sam’ani dan ibn
farhun)[3].
Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.
Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.
Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa’. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata,” Al Muwaththa’ adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya.
Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa’ tidak semuanya Musnad, ada yang Mursal, mu’dlal dan munqathi. Sebagian ‘Ulama menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits mauquf, 285 perkataan tabi’in, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara, hanya dikatakan telah sampai kepadaku” dan “ dari orang kepercayaan”, tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal , munqathi’ dan mu’dhal yang terdapat dalam Al Muwaththa’ Malik.
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al Auza’i., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.
Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.
Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.
Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa’. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata,” Al Muwaththa’ adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya.
Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa’ tidak semuanya Musnad, ada yang Mursal, mu’dlal dan munqathi. Sebagian ‘Ulama menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits mauquf, 285 perkataan tabi’in, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara, hanya dikatakan telah sampai kepadaku” dan “ dari orang kepercayaan”, tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal , munqathi’ dan mu’dhal yang terdapat dalam Al Muwaththa’ Malik.
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al Auza’i., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.
Malik bin Anas menyusun kompilasi hadits dan ucapan para sahabat dalam buku yang terkenal hingga kini, Al Muwatta.
Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain.
Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain.
Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain.
Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain.
[sunting]Pujian Ulama untuk Imam Malik
An Nasa’i berkata,” Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, tepercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi matruk, kecuali Abdul Karim”.
(Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik, keadaanya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan).
Sedangkan Ibnu Hayyan berkata,” Malik adalah orang yang pertama menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan keutamaan ibadah”.
Imam as-Syafi’i berkata : “Imam Malik adalah Hujjatullah atas makhluk-Nya setelah para Tabi’in “.
Yahya bin Ma’in berkata :”Imam Malik adalah Amirul mukminin dalam (ilmu) Hadits”
Ayyub bin Suwaid berkata :”Imam Malik adalah Imam Darul Hijrah (Imam madinah) dan as-Sunnah ,seorang yang Tsiqah, seorang yang dapat dipercaya”.
Ahmad bin Hanbal berkata:” Jika engkau melihat seseorang yang membenci imam malik, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ahli bid’ah”
Seseorang bertanya kepada as-Syafi’i :” apakah anda menemukan seseorang yang (alim) seperti imam malik?” as-Syafi’i menjawab :”aku mendengar dari orang yang lebih tua dan lebih berilmu dari pada aku, mereka mengatakan kami tidak menemukan orang yang (alim) seperti Malik, maka bagaimana kami(orang sekarang) menemui yang seperti Malik?[3] ”
Kitab Al-Muwaththa
An Nasa’i berkata,” Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, tepercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi matruk, kecuali Abdul Karim”.
(Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik, keadaanya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan).
Sedangkan Ibnu Hayyan berkata,” Malik adalah orang yang pertama menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan keutamaan ibadah”.
Imam as-Syafi’i berkata : “Imam Malik adalah Hujjatullah atas makhluk-Nya setelah para Tabi’in “.
Yahya bin Ma’in berkata :”Imam Malik adalah Amirul mukminin dalam (ilmu) Hadits”
Ayyub bin Suwaid berkata :”Imam Malik adalah Imam Darul Hijrah (Imam madinah) dan as-Sunnah ,seorang yang Tsiqah, seorang yang dapat dipercaya”.
Ahmad bin Hanbal berkata:” Jika engkau melihat seseorang yang membenci imam malik, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ahli bid’ah”
Seseorang bertanya kepada as-Syafi’i :” apakah anda menemukan seseorang yang (alim) seperti imam malik?” as-Syafi’i menjawab :”aku mendengar dari orang yang lebih tua dan lebih berilmu dari pada aku, mereka mengatakan kami tidak menemukan orang yang (alim) seperti Malik, maka bagaimana kami(orang sekarang) menemui yang seperti Malik?[3] ”
Kitab Al-Muwaththa
Al-Muwaththa bererti ‘yang disepakati’
atau ‘tunjang’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu dan hukum-hukum
agama Islam. Al-Muwaththa merupakan sebuah kitab yang berisikan
hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Imam Malik serta pendapat para
sahabat dan ulama-ulama tabiin. Kitab ini lengkap dengan berbagai
problem agama yang merangkum ilmu hadits, ilmu fiqh dan sebagainya.
Semua hadits yang ditulis adalah sahih kerana Imam Malik terkenal dengan
sifatnya yang tegas dalam penerimaan sebuah hadits. Dia sangat
berhati-hati ketika menapis, mengasingkan, dan membahas serta menolak
riwayat yang meragukan. Dari 100.000 hadits yang dihafal beliau, hanya
10.000 saja diakui sah dan dari 10.000 hadits itu, hanya 5.000 saja yang
disahkan sahih olehnya setelah diteliti dan dibandingkan dengan
al-Quran. Menurut sebuah riwayat, Imam Malik menghabiskan 40 tahun untuk
mengumpul dan menapis hadits-hadits yang diterima dari guru-gurunya.
Imam Syafi pernah berkata, “Tiada sebuah kitab di muka bumi ini setelah
al qur`an yang lebih banyak mengandungi kebenaran selain dari kitab
Al-Muwaththa karangan Imam Malik.”
inilah karangan para ulama muaqoddimin
[sunting]Wafatnya Sang Imam Darul Hijroh
inilah karangan para ulama muaqoddimin
[sunting]Wafatnya Sang Imam Darul Hijroh
Imam malik jatuh sakit pada hari ahad dan
menderita sakit selama 22 hari kemudian 10 hari setelah itu ia wafat.
sebagian meriwayatkan imam Malik wafat pada 14 Rabiul awwal 179 H.
sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi’:” imam malik wafat pada usia 87 tahun” ibn kinanah bin abi zubair, putranya yahya dan sekretarisnya hubaib yang memandikan jenazah imam Malik. imam Malik dimakamkan di Baqi’
sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi’:” imam malik wafat pada usia 87 tahun” ibn kinanah bin abi zubair, putranya yahya dan sekretarisnya hubaib yang memandikan jenazah imam Malik. imam Malik dimakamkan di Baqi’
Imam Syafi’i
Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs
al-Shafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (bahasa Arab: محمد بن
إدريس الشافعي) yang akrab dipanggil Imam Syafi’i (Gaza, Palestina, 150 H
/ 767 – Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah seorang mufti besar Sunni
Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam Syafi’i juga tergolong
kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu
keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek
Muhammad.
Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.
Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.
http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi’i
Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.
Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.
http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi’i
Tulisan di bawah terpaksa juga dihapus.
Bagaimana mungkin Imam Syafi’ie yang
lahir tahun 150 H dan wafat tahun 203 H disebut menolak paham
Asy’ariyyah yang memperkenalkan ajaran Sifat 20 sementara Imam Abu Hasan
Al Asy’ari sendiri baru lahir tahun 260 H atau 57 tahun setelah Imam
Syafi’ie meninggal?
Imam Syafi’ie adalah Imam Fiqih. Beda
dengan Imam Asy’ari yang merupakan Imam masalah Tauhid. Kalau seperti
itu, maka Imam Syafi’ie juga jauh dari paham Trinitas Tauhid yang dibawa
oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir tahun 1115 Hijriyah:
Imam Asy-Syafi`i termasuk Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, beliau jauh dari pemahaman Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yang menyimpang dalam aqidah, khususnya dalam masalah aqidah yang berkaitan dengan Asma dan Shifat Allah subahanahu wa Ta’ala.Sumber: Majalah As-Salaam
Imam Hambali
Sebetulnya ingin mengambil referensi dari Wikipedia di bawah:
Namun ada yang aneh yang menyatakan Murid Imam Hambali adalah Imam Syafi’i:
Imam Asy-Syafi’i. Imam Ahmad juga pernah berguru kepadanya.
Padahal berbagai literatur yang ada
menyebut bahwa guru Imam Syafi’i yang lahir tahun 150 H adalah Imam
Malik (lahir tahun 93 H). Sementara Imam Hambali yang lahir tahun 164 H
(14 tahun lebih muda dari Imam Syafi’i) adalah murid dari Imam Syafi’i.
Hubungan Guru dengan Murid tak akan
pernah berubah meski seorang guru bertanya beberapa hal kepada muridnya.
Aneh kan jika Imam Hambali berkata: “Imam Syafi’i itu dulu Guruku.
Namun setelah aku lebih pintar, sekarang Imam Syafi’i jadi muridku”
Insya Allah tidak begitu.
Meski Imam Hambali adalah seorang Imam
yang cerdas, namun pernyataan bahwa murid Imam Hambali adalah Imam
Syafi’i menunjukkan adanya perubahan seenaknya oleh kaum Salafi Wahabi
dalam rangka memuja Imam Hambali yang mereka jadi panutan secara
berlebihan/ghulluw.
===
Imam Hambali
Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal
bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin
‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli
asy-Syaibaniy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar
bin Ma‘d bin ‘Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula dengan nabi
Ibrahim.
Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau pindah dari
kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu
beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabi‘ul Awwal -menurut pendapat
yang paling masyhur- tahun 164 H.
Ayah beliau, Muhammad, meninggal dalam usia muda, 30 tahun, ketika
beliau baru berumur tiga tahun. Kakek beliau, Hanbal, berpindah ke
wilayah Kharasan dan menjadi wali kota Sarkhas pada masa pemeritahan
Bani Umawiyyah, kemudian bergabung ke dalam barisan pendukung Bani
‘Abbasiyah dan karenanya ikut merasakan penyiksaan dari Bani Umawiyyah.
Disebutkan bahwa dia dahulunya adalah seorang panglima.
Masa Menuntut Ilmu
Imam Ahmad tumbuh dewasa sebagai seorang anak yatim. Ibunya,
Shafiyyah binti Maimunah binti ‘Abdul Malik asy-Syaibaniy, berperan
penuh dalam mendidik dan membesarkan beliau. Untungnya, sang ayah
meninggalkan untuk mereka dua buah rumah di kota Baghdad. Yang sebuah
mereka tempati sendiri, sedangkan yang sebuah lagi mereka sewakan dengan
harga yang sangat murah. Dalam hal ini, keadaan beliau sama dengan
keadaan syaikhnya, Imam Syafi‘i, yang yatim dan miskin, tetapi tetap
mempunyai semangat yang tinggi. Keduanya juga memiliki ibu yang mampu
mengantar mereka kepada kemajuan dan kemuliaan.
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad. Saat
itu, kota Bagdad telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang penuh
dengan manusia yang berbeda asalnya dan beragam kebudayaannya, serta
penuh dengan beragam jenis ilmu pengetahuan. Di sana tinggal para qari’,
ahli hadits, para sufi, ahli bahasa, filosof, dan sebagainya.
Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab
di al-Kuttab saat berumur 14 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya ke
ad-Diwan. Beliau terus menuntut ilmu dengan penuh azzam yang tinggi dan
tidak mudah goyah. Sang ibu banyak membimbing dan memberi beliau
dorongan semangat. Tidak lupa dia mengingatkan beliau agar tetap
memperhatikan keadaan diri sendiri, terutama dalam masalah kesehatan.
Tentang hal itu beliau pernah bercerita, “Terkadang aku ingin segera
pergi pagi-pagi sekali mengambil (periwayatan) hadits, tetapi Ibu
segera mengambil pakaianku dan berkata, ‘Bersabarlah dulu. Tunggu sampai
adzan berkumandang atau setelah orang-orang selesai shalat subuh.’”
Perhatian beliau saat itu memang tengah tertuju kepada keinginan
mengambil hadits dari para perawinya. Beliau mengatakan bahwa orang
pertama yang darinya beliau mengambil hadits adalah al-Qadhi Abu Yusuf,
murid/rekan Imam Abu Hanifah.
Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits pada tahun 179 saat
berumur 16 tahun. Beliau terus berada di kota Baghdad mengambil hadits
dari syaikh-syaikh hadits kota itu hingga tahun 186. Beliau melakukan
mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin Abu Hazim al-Wasithiy
hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183. Disebutkan oleh putra beliau
bahwa beliau mengambil hadits dari Hasyim sekitar tiga ratus ribu hadits
lebih.
Pada tahun 186, beliau mulai melakukan perjalanan (mencari hadits)
ke Bashrah lalu ke negeri Hijaz, Yaman, dan selainnya. Tokoh yang paling
menonjol yang beliau temui dan mengambil ilmu darinya selama
perjalanannya ke Hijaz dan selama tinggal di sana adalah Imam Syafi‘i.
Beliau banyak mengambil hadits dan faedah ilmu darinya. Imam Syafi‘i
sendiri amat memuliakan diri beliau dan terkadang menjadikan beliau
rujukan dalam mengenal keshahihan sebuah hadits. Ulama lain yang menjadi
sumber beliau mengambil ilmu adalah Sufyan bin ‘Uyainah, Ismail bin
‘Ulayyah, Waki‘ bin al-Jarrah, Yahya al-Qaththan, Yazid bin Harun, dan
lain-lain. Beliau berkata, “Saya tidak sempat bertemu dengan Imam
Malik, tetapi Allah menggantikannya untukku dengan Sufyan bin ‘Uyainah.
Dan saya tidak sempat pula bertemu dengan Hammad bin Zaid, tetapi Allah
menggantikannya dengan Ismail bin ‘Ulayyah.”
Demikianlah, beliau amat menekuni pencatatan hadits, dan
ketekunannya itu menyibukkannya dari hal-hal lain sampai-sampai dalam
hal berumah tangga. Beliau baru menikah setelah berumur 40 tahun. Ada
orang yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Abdillah, Anda telah mencapai semua ini. Anda telah menjadi imam kaum muslimin.” Beliau menjawab, “Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur). Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk liang kubur.” Dan
memang senantiasa seperti itulah keadaan beliau: menekuni hadits,
memberi fatwa, dan kegiatan-kegiatan lain yang memberi manfaat kepada
kaum muslimin. Sementara itu, murid-murid beliau berkumpul di
sekitarnya, mengambil darinya (ilmu) hadits, fiqih, dan lainnya. Ada
banyak ulama yang pernah mengambil ilmu dari beliau, di antaranya kedua
putra beliau, Abdullah dan Shalih, Abu Zur ‘ah, Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, al-Atsram, dan lain-lain.
Beliau menyusun kitabnya yang terkenal, al-Musnad,
dalam jangka waktu sekitar enam puluh tahun dan itu sudah dimulainya
sejak tahun tahun 180 saat pertama kali beliau mencari hadits. Beliau
juga menyusun kitab tentang tafsir, tentang an-nasikh dan al-mansukh,
tentang tarikh, tentang yang muqaddam dan muakhkhar dalam Alquran,
tentang jawaban-jawaban dalam Alquran. Beliau juga menyusun kitab al-manasik ash-shagir dan al-kabir, kitab az-Zuhud, kitab ar-radd ‘ala al-Jahmiyah wa az-zindiqah(Bantahan kepada Jahmiyah dan Zindiqah), kitab as-Shalah, kitab as-Sunnah, kitab al-Wara ‘ wa al-Iman, kitab al-‘Ilal wa ar-Rijal, kitab al-Asyribah, satu juz tentang Ushul as-Sittah, Fadha’il ash-Shahabah.
Pujian dan Penghormatan Ulama Lain Kepadanya
Imam Syafi‘i pernah mengusulkan kepada Khalifah Harun ar-Rasyid,
pada hari-hari akhir hidup khalifah tersebut, agar mengangkat Imam Ahmad
menjadi qadhi di Yaman, tetapi Imam Ahmad menolaknya dan berkata kepada
Imam Syafi‘i, “Saya datang kepada Anda untuk mengambil ilmu dari Anda,
tetapi Anda malah menyuruh saya menjadi qadhi untuk mereka.” Setelah itu
pada tahun 195, Imam Syafi‘i mengusulkan hal yang sama kepada Khalifah
al-Amin, tetapi lagi-lagi Imam Ahmad menolaknya.
Suatu hari, Imam Syafi‘i masuk menemui Imam Ahmad dan berkata, “Engkau
lebih tahu tentang hadits dan perawi-perawinya. Jika ada hadits shahih
(yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Allah, jika (perawinya)
dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang shahih.” Ini menunjukkan kesempurnaan agama dan akal Imam Syafi‘i karena mau mengembalikan ilmu kepada ahlinya.
Imam Syafi‘i juga berkata, “Aku keluar (meninggalkan) Bagdad,
sementara itu tidak aku tinggalkan di kota tersebut orang yang lebih
wara’, lebih faqih, dan lebih bertakwa daripada Ahmad bin Hanbal.”
Abdul Wahhab al-Warraq berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti Ahmad bin Hanbal”. Orang-orang bertanya kepadanya, “Dalam hal apakah dari ilmu dan keutamaannya yang engkau pandang dia melebihi yang lain?” Al-Warraq menjawab, “Dia
seorang yang jika ditanya tentang 60.000 masalah, dia akan menjawabnya
dengan berkata, ‘Telah dikabarkan kepada kami,’ atau, “Telah disampaikan
hadits kepada kami’.”Ahmad bin Syaiban berkata, “Aku tidak
pernah melihat Yazid bin Harun memberi penghormatan kepada seseorang
yang lebih besar daripada kepada Ahmad bin Hanbal. Dia akan mendudukkan
beliau di sisinya jika menyampaikan hadits kepada kami. Dia sangat
menghormati beliau, tidak mau berkelakar dengannya”. Demikianlah,
padahal seperti diketahui bahwa Harun bin Yazid adalah salah seorang
guru beliau dan terkenal sebagai salah seorang imam huffazh.
Keteguhan di Masa Penuh Cobaan
Telah menjadi keniscayaan bahwa kehidupan seorang mukmin tidak akan
lepas dari ujian dan cobaan, terlebih lagi seorang alim yang berjalan
di atas jejak para nabi dan rasul. Dan Imam Ahmad termasuk di antaranya.
Beliau mendapatkan cobaan dari tiga orang khalifah Bani Abbasiyah
selama rentang waktu 16 tahun.
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, dengan jelas tampak
kecondongan khalifah yang berkuasa menjadikan unsur-unsur asing
(non-Arab) sebagai kekuatan penunjang kekuasaan mereka. Khalifah
al-Makmun menjadikan orang-orang Persia sebagai kekuatan pendukungnya,
sedangkan al-Mu‘tashim memilih orang-orang Turki. Akibatnya, justru
sedikit demi sedikit kelemahan menggerogoti kekuasaan mereka. Pada masa
itu dimulai penerjemahan ke dalam bahasa Arab buku-buku falsafah dari
Yunani, Rumania, Persia, dan India dengan sokongan dana dari penguasa.
Akibatnya, dengan cepat berbagai bentuk bid‘ah merasuk menyebar ke dalam
akidah dan ibadah kaum muslimin. Berbagai macam kelompok yang sesat
menyebar di tengah-tengah mereka, seperti Qadhariyah, Jahmyah,
Asy‘ariyah, Rafidhah, Mu‘tashilah, dan lain-lain.
Kelompok Mu‘tashilah, secara khusus, mendapat sokongan dari
penguasa, terutama dari Khalifah al-Makmun. Mereka, di bawah pimpinan
Ibnu Abi Duad, mampu mempengaruhi al-Makmun untuk membenarkan dan
menyebarkan pendapat-pendapat mereka, di antaranya pendapat yang
mengingkari sifat-sifat Allah, termasuk sifat kalam (berbicara).
Berangkat dari pengingkaran itulah, pada tahun 212, Khalifah al-Makmun
kemudian memaksa kaum muslimin, khususnya ulama mereka, untuk meyakini
kemakhlukan Alquran.
Sebenarnya Harun ar-Rasyid, khalifah sebelum al-Makmun, telah
menindak tegas pendapat tentang kemakhlukan Alquran. Selama hidupnya,
tidak ada seorang pun yang berani menyatakan pendapat itu sebagaimana
dikisahkan oleh Muhammad bin Nuh, “Aku pernah mendengar Harun
ar-Rasyid berkata, ‘Telah sampai berita kepadaku bahwa Bisyr al-Muraisiy
mengatakan bahwa Alquran itu makhluk. Merupakan kewajibanku, jika Allah
menguasakan orang itu kepadaku, niscaya akan aku hukum bunuh dia dengan
cara yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun’”. Tatkala
Khalifah ar-Rasyid wafat dan kekuasaan beralih ke tangan al-Amin,
kelompok Mu‘tazilah berusaha menggiring al-Amin ke dalam kelompok
mereka, tetapi al-Amin menolaknya. Baru kemudian ketika kekhalifahan
berpindah ke tangan al-Makmun, mereka mampu melakukannya.
Untuk memaksa kaum muslimin menerima pendapat kemakhlukan Alquran,
al-Makmun sampai mengadakan ujian kepada mereka. Selama masa pengujian
tersebut, tidak terhitung orang yang telah dipenjara, disiksa, dan
bahkan dibunuhnya. Ujian itu sendiri telah menyibukkan pemerintah dan
warganya baik yang umum maupun yang khusus. Ia telah menjadi bahan
pembicaraan mereka, baik di kota-kota maupun di desa-desa di negeri Irak
dan selainnya. Telah terjadi perdebatan yang sengit di kalangan ulama
tentang hal itu. Tidak terhitung dari mereka yang menolak pendapat
kemakhlukan Alquran, termasuk di antaranya Imam Ahmad. Beliau tetap
konsisten memegang pendapat yang hak, bahwa Alquran itu kalamullah,
bukan makhluk.
Al-Makmun bahkan sempat memerintahkan bawahannya agar membawa Imam
Ahmad dan Muhammad bin Nuh ke hadapannya di kota Thursus. Kedua ulama
itu pun akhirnya digiring ke Thursus dalam keadaan terbelenggu. Muhammad
bin Nuh meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Thursus, sedangkan
Imam Ahmad dibawa kembali ke Bagdad dan dipenjara di sana karena telah
sampai kabar tentang kematian al-Makmun (tahun 218). Disebutkan bahwa
Imam Ahmad tetap mendoakan al-Makmun.
Sepeninggal al-Makmun, kekhalifahan berpindah ke tangan putranya,
al-Mu‘tashim. Dia telah mendapat wasiat dari al-Makmun agar meneruskan
pendapat kemakhlukan Alquran dan menguji orang-orang dalam hal tersebut;
dan dia pun melaksanakannya. Imam Ahmad dikeluarkannya dari penjara
lalu dipertemukan dengan Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Mereka
mendebat beliau tentang kemakhlukan Alquran, tetapi beliau mampu
membantahnya dengan bantahan yang tidak dapat mereka bantah. Akhirnya
beliau dicambuk sampai tidak sadarkan diri lalu dimasukkan kembali ke
dalam penjara dan mendekam di sana selama sekitar 28 bulan –atau 30-an
bulan menurut yang lain-. Selama itu beliau shalat dan tidur dalam
keadaan kaki terbelenggu.
Selama itu pula, setiap harinya al-Mu‘tashim mengutus orang untuk
mendebat beliau, tetapi jawaban beliau tetap sama, tidak berubah.
Akibatnya, bertambah kemarahan al-Mu‘tashim kepada beliau. Dia mengancam
dan memaki-maki beliau, dan menyuruh bawahannya mencambuk lebih keras
dan menambah belenggu di kaki beliau. Semua itu, diterima Imam Ahmad
dengan penuh kesabaran dan keteguhan bak gunung yang menjulang dengan
kokohnya.
Sakit dan Wafatnya
Pada akhirnya, beliau dibebaskan dari penjara. Beliau dikembalikan
ke rumah dalam keadaan tidak mampu berjalan. Setelah luka-lukanya sembuh
dan badannya telah kuat, beliau kembali menyampaikan
pelajaran-pelajarannya di masjid sampai al-Mu‘tashim wafat.
Selanjutnya, al-Watsiq diangkat menjadi khalifah. Tidak berbeda
dengan ayahnya, al-Mu‘tashim, al-Watsiq pun melanjutkan ujian yang
dilakukan ayah dan kakeknya. dia pun masih menjalin kedekatan dengan
Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Akibatnya, penduduk Bagdad merasakan
cobaan yang kian keras. Al-Watsiq melarang Imam Ahmad keluar berkumpul
bersama orang-orang. Akhirnya, Imam Ahmad bersembunyi di rumahnya, tidak
keluar darinya bahkan untuk keluar mengajar atau menghadiri shalat
jamaah. Dan itu dijalaninya selama kurang lebih lima tahun, yaitu sampai
al-Watsiq meninggal tahun 232.
Sesudah al-Watsiq wafat, al-Mutawakkil naik menggantikannya. Selama
dua tahun masa pemerintahannya, ujian tentang kemakhlukan Alquran masih
dilangsungkan. Kemudian pada tahun 234, dia menghentikan ujian
tersebut. Dia mengumumkan ke seluruh wilayah kerajaannya larangan atas
pendapat tentang kemakhlukan Alquran dan ancaman hukuman mati bagi yang
melibatkan diri dalam hal itu. Dia juga memerintahkan kepada para ahli
hadits untuk menyampaikan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah. Maka
demikianlah, orang-orang pun bergembira pun dengan adanya pengumuman
itu. Mereka memuji-muji khalifah atas keputusannya itu dan melupakan
kejelekan-kejelekannya. Di mana-mana terdengar doa untuknya dan namanya
disebut-sebut bersama nama Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Umar
bin Abdul Aziz.
Menjelang wafatnya, beliau jatuh sakit selama sembilan hari.
Mendengar sakitnya, orang-orang pun berdatangan ingin menjenguknya.
Mereka berdesak-desakan di depan pintu rumahnya, sampai-sampai sultan
menempatkan orang untuk berjaga di depan pintu. Akhirnya, pada permulaan
hari Jumat tanggal 12 Rabi‘ul Awwal tahun 241, beliau menghadap kepada
rabbnya menjemput ajal yang telah dientukan kepadanya. Kaum muslimin
bersedih dengan kepergian beliau. Tak sedikit mereka yang turut
mengantar jenazah beliau sampai beratusan ribu orang. Ada yang
mengatakan 700 ribu orang, ada pula yang mengatakan 800 ribu orang,
bahkan ada yang mengatakan sampai satu juta lebih orang yang
menghadirinya. Semuanya menunjukkan bahwa sangat banyaknya mereka yang
hadir pada saat itu demi menunjukkan penghormatan dan kecintaan mereka
kepada beliau. Beliau pernah berkata ketika masih sehat, “Katakan kepada ahlu bid‘ah bahwa perbedaan antara kami dan kalian adalah (tampak pada) hari kematian kami”.
Demikianlah gambaran ringkas ujian yang dilalui oleh Imam Ahmad.
Terlihat bagaimana sikap agung beliau yang tidak akan diambil kecuali
oleh orang-orang yang penuh keteguhan lagi ikhlas. Beliau bersikap
seperti itu justru ketika sebagian ulama lain berpaling dari kebenaran.
Dan dengan keteguhan di atas kebenaran yang Allah berikan kepadanya itu,
maka madzhab Ahlussunnah pun dinisbatkan kepada dirinya karena beliau
sabar dan teguh dalam membelanya. Ali bin al-Madiniy berkata
menggambarkan keteguhan Imam Ahmad, “Allah telah mengokohkan agama
ini lewat dua orang laki-laki, tidak ada yang ketiganya. Yaitu, Abu
Bakar as-Shiddiq pada Yaumur Riddah (saat orang-orang banyak yang murtad
pada awal-awal pemerintahannya), dan Ahmad bin Hanbal pada Yaumul
Mihnah”.
Perbedaan Antar Mazhab?
Di antara tonggak penegang ajaran Islam
di muka bumi adalah muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan
mazhab kecil lainnya. Keempat mazhab itu adalah Al-Hanabilah,
Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab
besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat mazhab itu memang
diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad ini.
Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan
dijalankan serta dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi.
Masing-masing punya basis kekuatan syariah serta masih mampu melahirkan
para ulama besar di masa sekarang ini.
Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit gambaran landasan manhaj mereka.
1. MazhabAl-Hanifiyah.
Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit atau
lebih dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari
keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan
Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut tabiin , sebagian ahli sejarah
menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabi’in.
Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok
oleh pendirinya, sangat dikenal sebagai terdepan dalam masalah
pemanfaatan akal/ logika dalam mengupas masalah fiqih. Oleh para
pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya adalah:
Karena beliau sangat berhati-hati dalam
menerima sebuah hadits. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah
suatu hadits, maka beliau lebih memlih untuk tidak menggunakannnya. Dan
sebagai gantinya, beliau menemukan begitu banyak formula seperti
mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yang punya dalil nash
syar’i.
Kurang tersedianya hadits yang sudah
diseleksi keshahihannya di tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya,
begitu banyak hadits palsu, lemah dan bermasalah yang beredar di masa
beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup di masa 100 tahun pertama
semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imam Al-Bukhari dan imam
Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits.
Di kemudian hari, metodologi yang beliau
perkenalkan memang sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi
mengingat Islam mengalami perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru
dunia. Memasuki wilayah yang jauh dari pusat sumber syariah Islam.
Metodologi mazhab ini menjadi sangat menentukan dalam dunia fiqih di
berbagai negeri.
2. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi .Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.
Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin
untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan
praktek penduduk Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20
dasar; Al-Quran, As-Sunnah , Ijma’, Qiyas, amal ahlul madinah ,
perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul khilaf, istishab,
maslahah mursalah, syar’u man qablana .
Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan
Al-Hanafiyah. Kalau Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan
logika, karena kurang tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab
Maliki justru ‘kebanjiran’ sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini
tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di mana penduduknya
adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa
praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah
SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits
yang shahih para umumnya.
3. Mazhab As-Syafi’iyah
Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy
Syafi’i . Beliau dilahirkan di Gaza Palestina tahun 150 H, tahun
wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun 203 H.
Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab
lamanya . Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan
madzhab baru . Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ‘ilm di akhir
bulan Rajab 204 H.
Salah satu karangannya adalah
“Ar-Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang
berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid
mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli
ra’yi dan fiqh ahli hadits .
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’
dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap
sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan
sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah dan perbuatan
penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan
istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad
mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah ,”
Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab
lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur,
Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm”
sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir;
Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i
mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan
dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku
di belakang tembok,”
4. Mazhab Al-Hanabilah
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy
Syaibani . Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga
meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan
mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah,
Madinah, Yaman, Syam.
Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika
datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya
sangat banyak hingga mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan
menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru
kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari .
Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan
fiqh. Imam Syafi’i berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir,”Saya
keluar dari Baghdad dan tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang
paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal ,”
Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.
Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun
tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari
perkataan, perbuatan, jawaban atas pertanyaan dan lain-lain. Namun
beliau mengarang sebuah kitab hadis “Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih
hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yang kuat. Imam Ahmad
mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada
hasan bukan hadis batil atau munkar.
Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh
bin Ahmad bin Hanbal anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal . Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad
lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr
dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad , Abdul Malik bin Abdul Hamid bin
Mihran , Abu Bakr Al-Khallal , Abul Qasim yang terakhir ini memiliki
banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh
madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.
Wallahu a’lam bish-shawab, wassalamu ‘alaikm warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber Perbedaan Antar Mazhab? : http://assunnah.or.id
Referensi lain:
Mainsource: http://kabarislamia.com/2012/02/11/mengenal-imam-hanafi-imam-malik-imam-syafii-dan-imam-hambali/
Kenapa Iran Tidak Pernah Menyerang Israel?
“Kenapa Iran Tidak Pernah Menyerang Israel?”. Itu adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh awam.
Kalau kita lihat Peta, posisi Arab Saudi
dan Turki itu lebih dekat dibanding Iran. Pertanyaan yang sama bisa kita
ajukan ke Turki dan Arab Saudi..
Jawabnya ada beberapa macam.
Pertama jaraknya jauh. Silahkan lihat
peta di atas. Ini sama halnya dengan kita bertanya kenapa Turki, Yaman,
Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia tidak pernah menyerang Israel.
Karena jaraknya cukup jauh dan terhalang oleh beberapa negara. Untuk
menyerang dengan 100 ribu pasukan misalnya, paling tidak butuh 100 kapal
perang yang bisa memuat 1000 pasukan. Itu pun kapalnya harus
dipersenjatai canggih. Jika tidak bisa dirudal atau dibom oleh pesawat
tempur AS / Israel dengan mudah.
Kalau lewat Laut Merah, kemudian terusan
Suez yang sempit, mudahkan bagi AS untuk merudal kapal2 Iran yang
membawa 100.000 prajuritnya? begitu pula kalau pakai pesawat Herkules
mudah sekali di rudal. Sedang kalau dengan pesawat tempur, itu
kapasitasnya cuma 2 orang. Jumlah pesawat tempur Iran kurang dari 100.
Berapakali harus bolak-balik coba untuk membawa 100.000 pasukannya guna
menyerang Israel?
Yang biasa menyerang Israel adalah Mesir,
Suriah, Lebanon, Yordania yang memang berbatasan langsung dengan
Israel. Jalan kaki juga sampai ke Israel. Iraq juga ikut perang meski
terpisah sekitar 500 km dengan melalui Yordania. Ada pun Arab Saudi
tidak mengirim pasukan.
Negara-negara
Arab tersebut berperang melawan Israel tahun 1948, 1967, dan 1973.
Tahun 1974, Mesir di bawah presiden Anwar Sadat berdamai dgn Israel.
Tahun 1982, hanya Suriah sendiri yang berperang melawan Israel demi
membela PLO.
Ada pun Iran, hingga tahun 1978
diperintah oleh Shah Iran, Mohammad Reza Pahlevi, yang memang merupakan
sekutu dekat AS sebagaimana Raja Abdullah di Saudi sekarang. Jadi tidak
mungkin melawan Israel yang merupakan sekutu dekat AS.
Jika tidak percaya, silahkan lihat foto-foto Shah Iran Reza Pahlevi dengan Presiden AS Jimmy Carter:
Presiden AS Jimmy Carter dan Rosalynn Carter bersama Shah dan Shahbanu Iran
Baru
pada tahun 1978 saat Revolusi Islam Iran di bawah pimpinan Ayatullah
Khomeini, Shah Iran terguling. Tahun 1979, Khomeini yang berkuasa di
Iran dengan gelar Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) Iran.
Kenapa tahun 1982 Iran tidak membantu Suriah memerangi Israel?
Jawabnya: Tahun 1980, Presiden Iraq
Saddam Hussein menyerang Iran. Hingga tahun 1982, saat Iran masih lemah
akibat Revolusi, Iraq masih di atas angin. Iraq dibantu dengan dana dan
senjata oleh negara2 Arab, AS, dan Uni Soviet. AS tidak ingin Revolusi
Islam Iran menyebar ke seluruh dunia. Saat itu bertepatan pada tahun
1400 Hijriyah di mana sebagian ummat Islam percaya itu adalah Abad
kebangkitan Islam mengingat Islam berjaya selama 7 abad (0-700 H),
tenggelam selama 7 abad (700-1400 H), dan bangkit lagi selama 7 abad
berikutnya (1400-2100 H). Revolusi Islam Iran dikhawatirkan jadi
kebangkitan Islam di negara2 lain.
Ada pun Uni Soviet membantu Saddam karena
Saddam dgn partai Baathnya itu memang Sosialis yang sebelumnya sudah
jadi sekutu Uni Soviet. Perang Iran-Iraq berlangsung selama 8 tahun
(1980-1988). Itulah sebabnya hingga tahun 1988 Iran tidak bisa menyerang
Israel.
Lalu kenapa tahun 1989 tidak mau
menyerang Israel juga? Habis perang 8 tahun tentu loyo juga. Perlu waktu
untuk pemulihan di bidang ekonomi, pembangunan gedung-gedung yang
rusak, dsb.
Dari gambar-gambar di atas, umumnya roket
Iran jangkauan terjauhnya seperti Fajr 5 adalah 75 kilometer saja.
Artinya kalau ditembakkan dari Iran, tidak akan bisa menjangkau Israel
yang jaraknya sekitar 1300 km.
Meski demikian, Iran mengirim roket-roket
tersebut ke Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza sehingga bisa
menjangkau Israel dengan mudah karena jarak mereka amat dekat. Dengan
cara ini, perang jadi lebih murah. Karena jika dekat, Israel juga sulit
menghindar karena roket yang kecepatannya sekitar 3500 km/jam itu bisa
menghantam Israel hanya dalam beberapa puluh detik saja. 60% roket Hamas
berhasil menembus sistem pertahanan Anti Rudal Israel, Iron Dome.
Lihat bagaimana Pemimpin PLO Yasser Arafat saling bantu dengan Imam Khomeini dari Iran:
Lihat bagaimana Syekh Asy Syahid Ahmad Yasin pendiri HAMAS (Sunni) bekerjasama dengan Imam Khamenei melawan Israel:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/16/beda-sunni-dgn-syiah-dan-wahabi-dgn-syiah/
Bagaimana dengan Rudal-rudal Iran yang katanya bisa menjangkau 2000 km? Bisa menjangkau Israel?
Dari berbagai berita, rudal tersebut ternyata baru dibuat Iran pada tahun 2003:
Rudal jarak jauh dengan panjang 20 meter
lebih itu mahal. Bisa lebih dari Rp 20 milyar per buahnya. Jumlahnya
paling tidak banyak. Kemudian untuk mencapai jarak 1300 km perlu waktu
sekitar 20 menit. Artinya bisa dengan mudah dicegat oleh Sistem Anti
Rudal seperti Iron Dome.
Lalu kenapa Iran tidak menembakkannya ke Israel?
Kita lihat Peta Geopolitik dulu:
Iran dikelilingi oleh negara2 Islam yang
berwarna “Ungu”. Warna “Ungu” artinya di situ ada PANGKALAN MILITER AS.
Amerika Serikat adalah sekutu Israel nomor 1. Jadi kalau Iran yang
penduduknya 75 juta jiwa menembakkan rudalnya ke Israel, maka AS dan
NATO tidak akan diam. Padahal AS penduduknya 330 juta jiwa dan NATO
sekitar 500 juta jiwa. Negara2 sekutu AS seperti Arab Saudi, Turki,
Pakistan, Mesir, dsb yang totalnya sekitar 300 juta jiwa bisa jadi
memihak AS dan ISRAEL dengan propaganda SUNNI vs SYI’AH. Jadi Iran
dengan penduduk 75 juta jiwa harus melawan negara AS, Israel, NATO,
serta Negara2 Timur Tengah yang jadi sekutu AS dengan total penduduk
sekitar 1.100 juta. Kira-kira masuk akal tidak?
Last but not Least, AS mempunyai 9000 bom Nuklir dan Israel 200 bom Nuklir:
Jepang yang dijatuhi 2 BOM ATOM saja 2
kotanya: Nagasaki dan Hiroshima langsung hancur sehingga Jepang langsung
menyerah. Terbayang tidak jika 200 bom Nuklir yang kekuatannya 20x
lipat lebih dahsyat dari BOM ATOM dijatuhkan di kota-kota Iran? Jadi
jika Perang masih bisa dihindari, ya dihindari. Toh Nabi saja tidak
pernah menyerang lawan. Nabi sekedar membela diri dari serangan kaum
kafir di Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq. Setelah itu baru
melakukan Futuh Mekkah tanpa pertumpahan darah sama sekali.
Jika negara2 Islam lain mau menentang AS
dan Israel yang jelas2 membunuh ummat Islam dan bersatu dengan Iran,
mungkin Iran berani menyerang Israel. Jika tidak, maka Iran bisa konyol
dikeroyok oleh AS, Israel, NATO, dan negara2 sekutunya.
Adakah Iran tidak pernah perang melawan Israel atau AS sama sekali?
Kalau Israel mungkin Iran perang melalui
Hizbullah di Lebanon, PLO di Palestina, dan Hamas di Gaza yang dibantu
Iran melalui dana dan senjata.
Ada pun dengan AS, sudah terjadi beberapa bentrokan.
Yang pertama adalah penyanderaan Kedubes AS di Teheran oleh mahasiswa Iran pada 4 November 1979 selama 444 hari.
Iran Akhiri Penyanderaan 52 Warga Amerika
Penyanderaan selama 444 hari ini menandai konflik antara Amerika Serikat dan Iran
Penyanderaan selama 444 hari ini menandai konflik antara Amerika Serikat dan Iran
Pada tanggal 25 April 1980, Amerika
Serikat melancarkan Operasi Eagle Claw dalam upaya untuk menyelamatkan
anggota staf kedutaan besar AS yang disandera di ibukota Iran setelah
Revolusi Islam tahun 1979. Namun, badai pasir melanda dan operasi gagal
total. 8 tentara AS tewas sementar helikopter dan pesawatnya hancur
bertabrakan akibat badai gurun. Kegagalan itu menyebabkan pamor presiden
AS, Jimmy Carter hancur dan kalah pilpres dari Ronald Reagan.
Tanggal 18 April 1988, Armada AS
dilengkapi dengan Kapal Induk menyerang Iran dalam Operasi Praying
Mantice. AS menyerang Iran karena Kapal Perang mereka, USS Samuel B
Roberts yang mengawal tanker Kuwait rusak terkena ranjau laut Iran
hingga nyaris tenggelam dan terpaksa diderek. Kapal Perang Frigat Iran
Sahand beserta beberapa kapal perang lainnya hancur dirudal AS:
U.S.S Vincennes menembak jatuh pesawat
Airbus A300 Iran itu segera setelah lepas landas dari kota Bandar Abbas,
Iran, tanggal 3 Juli tahun 1988. 290 orang Iran tewas! Washington
mengatakan Vincennes keliru mengira pesawat penumpang itu sebuah
pesawat tempur jet Iran yang bermusuhan.
AS dan Israel pada tahun 2010 dan 2011 membunuh ahli nuklir Iran untuk menghambat program nuklir Iran.
AS dan Israel menurut media massa Barat
sendiri melakukan sabotase yang mengakibatkan ledakan hebat di markas
Garda Revolusi Iran pada 12 November lalu yang meratakan sebagian besar
bangunannya dan menewaskan 17 orang, termasuk pendiri program misil
balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam.
Terakhir Iran membajak pesawat mata-mata
AS RQ-170 Sentinel yang menyusup sejauh 250 km ke Iran dari Afghanistan.
Presiden AS, Barack Obama, jadi bahan tertawaan publik saat meminta
Iran untuk mengembalikan pesawat mata-matanya. Ini ibarat maling yang
membawa tangga, ketika tangganya ketinggalan, dia meminta tangganya
dikembalikan oleh orang yang dia curi.
Ternyata Iran telah menahan 4 pesawat
mata-mata Israel dan 3 pesawat mata-mata AS yang memata-matai negerinya
lewat perang elektronik. Itulah alasan kenapa AS dan Israel tidak berani
menyerang Iran secara langsung. Sebab bisa jadi rudal-rudal AS dan
Israel bisa dihack Iran untuk menyerang mereka.
Jelas banyak pertentangan Iran dengan AS
dan Israel. Kalau pun ada Skandal Iran-Kontra di mana AS menjual senjata
lewat Israel ke Iran pada zaman Reagan dan uang hasil penjualannya
untuk membiayai pemberontakan Kontra di Nikaragua, ternyata itu adalah
salah-paham. AS mengira senjata itu akan diberikan kepada kelompok
moderat di Iran yang menentang Khomeini guna membebaskan 6 sandera AS.
Ternyata senjata itu justru jatuh pada kelompok Khomeini. Itulah tipu
daya dalam perang mengingat Iran saat itu butuh senjata untuk melawan
Iraq.
Menyandera Kedubes AS itu tidak gampang
lho. Demo saja dekat Kedubes AS, kita bisa ditembak mati oleh para
polisi yang jadi antek2 AS. Menghina AS dan Israel juga meski hanya
lewat kata-kata itu berat. Tidak semua orang berani. SBY dan Raja-raja
Arab saja tidak berani. Jadi kalau ada yang berani perang kata-kata
seperti Iran, itu bagus. Minimal dia sudah level tangan. Bukan level
hati lagi. Mencegah kemungkaran itu kan bisa dengan tangan, bisa dengan
lisan, dan paling lemah adalah membencinya dengan hati (diam).
Pernahkah Iran menyerang Israel?
Pertanyaan serupa bisa ditujukan ke
beberapa negara Islam lainnya di mana nama negara diganti dengan Arab
Saudi, Yaman, Afghanistan, Pakistan, Indonesia, Malaysia, dsb. Alangkah
baiknya jika semua negara2 Islam tsb bersatu melawan Israel ketimbang
ribut berkelahi sesama.
Referensi:
Mainsource : http://kabarislamia.com/2013/07/23/kenapa-iran-tidak-pernah-menyerang-israel/
Kenapa ISIS Tak Mau Jihad ke Gaza?
Nabi menguatkan Islam dgn menyatukan ummat Islam dan membela mereka dari serangan kaum kafir.
Sedang ISIS yg menurut Snowden dibentuk AS, Inggris, dan Israel justru “jihad” membunuhi ummat Islam di Suriah, Iraq, Lebanon, Yordania, Gaza, dsb. Jutaan Muslim sudah dibantai ISIS atas nama Jihad. Tapi tidak ada satu orang Israel pun yang mati diserang ISIS. Beda dgn Hamas dan Hizbullah yang telah membantai ratusan/ribuan tentara dan orang2 Israel.
Sedang ISIS yg menurut Snowden dibentuk AS, Inggris, dan Israel justru “jihad” membunuhi ummat Islam di Suriah, Iraq, Lebanon, Yordania, Gaza, dsb. Jutaan Muslim sudah dibantai ISIS atas nama Jihad. Tapi tidak ada satu orang Israel pun yang mati diserang ISIS. Beda dgn Hamas dan Hizbullah yang telah membantai ratusan/ribuan tentara dan orang2 Israel.
Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi
tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan
membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak
panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti
aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Inilah Ciri-ciri Muslim Sejati :
Ummat Islam itu berkasih sayang terhadap sesama, namun keras terhadap orang-orang kafir:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Fath 29]
“Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah
akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah
54]
Muslim sejati tak akan memerangi sesama muslim. Tapi memerangi Yahudi yg jelas2 zalim:
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum
Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka
sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon,
tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada
orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali
(pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” [HR Muslim no. 2922,
Imam Ahmad no. 27502 dan 10476, Bukhari no. 2926]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi
saw. bersabda: Kamu sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi,
lalu kamu akan membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini
orang Yahudi, kemari dan bunuhlah dia!. (Shahih Muslim No.5200) http://kabarislamia.com/2013/07/11/zionis-yahudi-musuh-ummat-islam-yang-asli/
ISIS dari kelompok Salafi Jihadi.
Sealiran dgn Arrahmah dsn Voa-islam. Oleh Salafi pro kerajaan Arab Saudi
mereka difitnah sebagai Syi’ah. Padahal pembenci Syi’ah. Pemimpinnya Al
Naghdadi pernah dipenjara AS namun dilepas. Kemudian dia bangun ISIS di
Iraq. Anehnya AS tidak menyerangnya. Juga tak membantu PM Irak Malik shg
Malik beli pesawat tempur dari Rusia. AS membiarkan Irak perang dan
lemah sehingga tak mampu memerangi Israel. Suriah, Iraq, Yordania, Gaza
adalah negara2 yg dulu gigih melawan Israel sekarang diperangi dan
dilemahkan oleh ISIS. http://en.m.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakr_al-Baghdadi.
ISIS diciptakan Zionis guna membuat
negara2 Arab di sekeliling Israel jadi kacau, perang, dan lemah. Slogan
Islam dan Jihad dipakai untuk menipu ummat Islam sehingga saling bunuh
sesama Muslim.
Ini Alasan ISIS tak Mau Jihad ke Gaza
Dia pun menambahkan, ISIS butuh untuk
memperluas batasnya untuk melingkupi Suriah yang lebih luas. Termasuk
Irak, Suriah, Libanon, Yordania, dan kemungkinan Gaza. Dengan menguasai
negara tersebut, baru ISIS akan berkonfrontasi melawan Israel.
ISIS yang dibentuk oleh bekas pimpinan
Alqaeda, Abubakar Albaghdadi, disebut-sebut merupakan ciptaan spionase
tiga negara, yakni Israel, Amerika Serikat, dan Inggris. Bekas pegawai
Badan Keamanan Nasional (NSA) AS, Edward Snowden, menyebut jika adanya
ISIS berguna untuk melindungi kepentingan Yahudi.
Snowden: ISIS Bentukan Israel, AS dan Inggris
REPUBLIKA.CO.ID,Mantan
pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden
menyatakan jika Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan
organisasi bentukan dari kerjasama intelijen dari tiga negara.
Dikutip dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, Snowden mengungkapkan jika satuan intelijen dari Inggris, AS dan Mossad Israel bekerjasama untuk menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/01/n9m0h7-snowden-isis-bentukan-israel-as-dan-inggris
Dikutip dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, Snowden mengungkapkan jika satuan intelijen dari Inggris, AS dan Mossad Israel bekerjasama untuk menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/01/n9m0h7-snowden-isis-bentukan-israel-as-dan-inggris
Sesama Sunni Al Qaidah saja disembelih
ISIS. Jadi bukan cuma ISIS Sunni vs Syi’ah: Inna lillah! Keji, ISIS
menyembelih Mujahid Jabhah Islamiyah – See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/05/17/inna-lillah-keji-isis-menyembelih-mujahid-jabhah-islamiyah.html#sthash.0GWStnDf.dpuf
Soal ISIS bukan sekedar masalah 30 ribu pasukan ISIS Sunni hendak mengalahkan 300.000 tentara Syi’ah di Suriah dan IraqTapi lebih kepada kekerasan yang berlebihan yang dilakukan ISIS bahkan thd Mujahidin Suriah seperti Jabhat Al Nusra sehingga memberi kesan Islam itu teror/mengerikan. Arrahmah yang jelas2 Sunni dan Anti Syi’ah dan HTI juga menentang ISIS karena itu
Hal Senada disampaikan Fahmi Salim, MA
(Komisi Pengkajian dan penelitian MUI) bahwa menyikapi ISIS jangan
sampai kontra produktif. “Kita harus hati-hati dalam menyikapi isu ISIS
agar tidak kontra produktif. Jangan sampai isu ISIS ini digunakan oleh
oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memojokkan gerakan islam yang
mengusung dakwah Islam dan gagasan islam yang umum seperti syariah islam
dan khilafah,” ujar Fahmi.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kita menolak ISIS bukan karena gagasan syariah Islamnya, bukan karena Daulah Islamiyah atau gagasan Khilafah Islamiyah. “Kita menolak ISIS bukan karena gagasan tapi kita menolak ISIS karena tindakan Radikal, membunuhi Ulama, menghancurkan masjid-masjid dan situs-situs bersejarah. Itu yang kita tolak,” tegas Fahmi.
Menyambung pernyataan Fahmi, KH. Ahmad satori (Ketua Umum IKADI), bahwa kita harus hati-hati dalam membuat pernyataan penolakan terhadap ISIS. “Kita setuju menolak kekerasan yang dilakukan oleh ISIS jangan sampai menolak ide Islam dan sesuatu yang sudah “Ma’lumun min Ad diin biddlaruroh.” tegas Ahmad Satori. http://hizbut-tahrir.or.id/2014/08/07/tolak-kekerasan-isis-bukan-khilafah/
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kita menolak ISIS bukan karena gagasan syariah Islamnya, bukan karena Daulah Islamiyah atau gagasan Khilafah Islamiyah. “Kita menolak ISIS bukan karena gagasan tapi kita menolak ISIS karena tindakan Radikal, membunuhi Ulama, menghancurkan masjid-masjid dan situs-situs bersejarah. Itu yang kita tolak,” tegas Fahmi.
Menyambung pernyataan Fahmi, KH. Ahmad satori (Ketua Umum IKADI), bahwa kita harus hati-hati dalam membuat pernyataan penolakan terhadap ISIS. “Kita setuju menolak kekerasan yang dilakukan oleh ISIS jangan sampai menolak ide Islam dan sesuatu yang sudah “Ma’lumun min Ad diin biddlaruroh.” tegas Ahmad Satori. http://hizbut-tahrir.or.id/2014/08/07/tolak-kekerasan-isis-bukan-khilafah/
Mainsource: http://kabarislamia.com/2014/08/02/kenapa-isis-tak-mau-jihad-ke-gaza/
propaganda syi`ah
BalasHapussemoga kita berhati hatilah dalam menanggapi suatu berita.
Catatan
BalasHapusHaji 2016 : Pendukung & Pecinta Wahabi Salafi Takfiri pendukung
"Teroris" Ulama & pemerintah Kerajaan Arab Saudi menuduh "KAFIR"
orang-tua Nabi Muhammad, orang-tua Nabi Ibrahim hingga Pembela Nabi
Muhammad Abu Thalib...!!??!! Benarkah...??? Ditulis ketika
mendengar "Ceramah Subuh di RRI Pro 1 Banjarmasin yang "Mengaku" Dosen
IAIN Antasari Banjarmasin hari Sabtu 10 September 2016 karena si
Penceramah "Terkesan" Tidak "Membela" Nabi Muhammad Saw?? Sumber ==>> http://buletinmajelispecintarasul.blogspot.co.id/2016/09/catatan-haji-2016-pendukung-pecinta.html
Di Republik Indonesia pendukung dan pecinta wahabi salafi takfiri kerajaan arab saudi pendukung teroris isis sang penebar kebencian sesama ummat manusia dan ummat islam berdemo ANTI Zionis Israel..!!!!! Tetapi tahukah Anda "Sekarang pada musim haji tahun 2016", kerajaan arab saudi "Bekerjasama" dengan Zionis Israel bikin Gelang GPS untuk memantau peserta haji ?????
BalasHapus