banjarmasinpost.co.id/apunk
Zufadli Gazali menyalami pesaingnya, Ibnu Sina (kemeja putih) yang memenangkan kontestasi Pilkada Kota Banjarmasin 2015.
Pleno Penetapan Pilkada Kota Banjarmasin, 2Z dan Ibnu Sina Akrab Satu Meja
Senin, 21 Desember 2015 11:43
Pasangan pertama yang datang adalah Ibnu Sina dan Hermansyah yang merupakan pemenang Pilkada Kota Banjarmasin.
Tak lama kemudian giliran Zulfadli Gazali dan Ahmad Zainuddin Djahri atau biasa disapa pasangan 2Z yang datang. Menariknya, keduanya sempat bersalaman dan cipika cipiki sebelum masuk aula.
Ibnu Sina, Zufadli Gazali, Zainuddin Djahri, duduk bersama tampak akrab. (banjarmasinpost.co.id/murhan)
Mereka juga sempat berbincang dan menebar senyum kepada awak media yang mengabadikan momen tersebut.
Meski sempat bersaing dalam pilkada lalu, mereka tampak akrab duduk bersama di meja yang sama.
Hadir juga Pemimpin Redaksi BPost Group, Yusran Pare dalam acara yang berlangsung mulai pukul 11.00 Wita tersebut.
Rapat pleno Penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin di Hotel Aria Barito ini, dijaga ketat.
Penjagaannya masih seperti Rapat Pleno Penghitungan Suara akhir pekan tadi.
Para tamu, undangan hingga wartawan harus memiliki id card khusus. Mereka juga harus melewati metal detector.
Tas para tamu diperiksa, lalu tubuh pun diperiksa. "Ada bawa gunting, cutter atau lainnya pak," kata seorang petugas.
Rupanya pemeriksaan itu tak pandang bulu, komisioner KPU Kota Banjarmasin pun menjalani pemeriksaan tersebut. (http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/pleno-penetapan-pilkada-kota-banjarmasin-2z-dan-ibnu-sina-akrab-satu-meja?page=2)
BANJARMASIN - Setelah resmi ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin terpilih,Ibnu Sina dan Hermansyah, mengaku tanggung jawabnya semakin berat
Namun tanggung jawab besar itu diakuinya akan berat dijalankan jika dilakukan sendiri tanpa keterlibatan masyarakat dalam arti luas.
"Pemerintah kota hanya memfasilitasi, budaya dan partisipasi masyarakat lebih penting," ujar Ibnu Sina saat berkunjung ke Redaksi Banjarmasin Post Group, Senin (21/12/2015).
Pertama yang harus dilakukan menurutnya adalah merubah masyarakat agar lebih berbudaya.
"Siring itu bagus, tapi kalau tradisi masyarakatnya masih tidak bagus karena budaya membuang sampah ke sungai, tidak akan jadi indah," bebernya.
Ia mengharapkan agar walikota tidak hanya menjadi superman yang bisa merubah suatu wilayah menjadi lebih baik. Namun perlu superteam bersama masyarakat untuk meningkatkan budaya dan membangun kota Banjarmasin.(http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/ibnu-sina-banjarmasin-butuh-super-team)
BANJARMASIN - Masalah transportasi, sebut Ibnu Sina, menjadi salah satu fokus utama jika nantinya dia dan Hermansyah dilantik jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin.
Dia menyebut, salah satu penyebab utama 'kacau balaunya' transportasi di Banjarmasin adalah tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Seribu Sungai.
Hal ini terkait dengan moda transportasi massal yang masih harus perlu diperbaiki agar penggunaan kendaraan pribadi bisa ditekan.
Selain itu, masalah parkir liar juga jadi perhatiannya nantinya.
Pasca Pleno penetapan oleh KPU Kota Banjarmasin, pasangan Walikota Banjarmasin terpilih Ibnu Sina - Hermansyah tak bersantai.
Ibnu - Herman langsung sowan ke sejumlah kantor media massa.
Kantor Banjarmasin Post Group di Jalan AS Mussyafa jadi pertama yang disingahi Walikota Banjarmasin baru ini. (Rahmadhani)http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/target-ibnu-sina-hermansyah-benahi-masalah-transportasi-di-banjarmasin
BANJARMASIN - Wali Kota
Banjarmasin terpilih, Ibnu Sina, berharap media bisa mengawal jalannya
kepemimpinan dirinya selama lima tahun ke depan di Kota Seribu Sungai.
Rapat pleno Penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin di Hotel Aria Barito ini, dijaga ketat.
Penjagaannya masih seperti Rapat Pleno Penghitungan Suara akhir pekan tadi.
Para tamu, undangan hingga wartawan harus memiliki id card khusus. Mereka juga harus melewati metal detector.
Tas para tamu diperiksa, lalu tubuh pun diperiksa. "Ada bawa gunting, cutter atau lainnya pak," kata seorang petugas.
Rupanya pemeriksaan itu tak pandang bulu, komisioner KPU Kota Banjarmasin pun menjalani pemeriksaan tersebut. (http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/pleno-penetapan-pilkada-kota-banjarmasin-2z-dan-ibnu-sina-akrab-satu-meja?page=2)
Ibnu sina: Banjarmasin Butuh Super Team
Senin, 21 Desember 2015 15:23
Namun tanggung jawab besar itu diakuinya akan berat dijalankan jika dilakukan sendiri tanpa keterlibatan masyarakat dalam arti luas.
"Pemerintah kota hanya memfasilitasi, budaya dan partisipasi masyarakat lebih penting," ujar Ibnu Sina saat berkunjung ke Redaksi Banjarmasin Post Group, Senin (21/12/2015).
Pertama yang harus dilakukan menurutnya adalah merubah masyarakat agar lebih berbudaya.
"Siring itu bagus, tapi kalau tradisi masyarakatnya masih tidak bagus karena budaya membuang sampah ke sungai, tidak akan jadi indah," bebernya.
Ia mengharapkan agar walikota tidak hanya menjadi superman yang bisa merubah suatu wilayah menjadi lebih baik. Namun perlu superteam bersama masyarakat untuk meningkatkan budaya dan membangun kota Banjarmasin.(http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/ibnu-sina-banjarmasin-butuh-super-team)
Target Ibnu Sina-Hermansyah, Benahi Masalah Transportasi di Banjarmasin
Senin, 21 Desember 2015 15:08
banjarmasinpost.co.id/rahmadhani
Ibnu
Sina dan Hermansyah mengunjungi Banjarmasin Post Group usai ditetapkan
sebagai pemenang Pilkada Kota Banjarmasin, Senin (21/12/20150.BANJARMASIN - Masalah transportasi, sebut Ibnu Sina, menjadi salah satu fokus utama jika nantinya dia dan Hermansyah dilantik jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin.
Dia menyebut, salah satu penyebab utama 'kacau balaunya' transportasi di Banjarmasin adalah tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Seribu Sungai.
Hal ini terkait dengan moda transportasi massal yang masih harus perlu diperbaiki agar penggunaan kendaraan pribadi bisa ditekan.
Selain itu, masalah parkir liar juga jadi perhatiannya nantinya.
Pasca Pleno penetapan oleh KPU Kota Banjarmasin, pasangan Walikota Banjarmasin terpilih Ibnu Sina - Hermansyah tak bersantai.
Ibnu - Herman langsung sowan ke sejumlah kantor media massa.
Kantor Banjarmasin Post Group di Jalan AS Mussyafa jadi pertama yang disingahi Walikota Banjarmasin baru ini. (Rahmadhani)http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/target-ibnu-sina-hermansyah-benahi-masalah-transportasi-di-banjarmasin
Tak Alergi Dikritik, Ibnu Ingin Bangun Tradisi Online
Senin, 21 Desember 2015 14:29
banjarmasinpost.co.id/rahmadhani
Suasana
pertemuan jajaran Banjarmasin Post Group dengan Wali Kota dan Wakil
Walikota Banjarmasin terpilih Ibnu Sina-Hermansyah, Senin (21/12/2015).
"Tolong selama amanah lima tahun ke depan, bisa kerjasama termasuk beri masukan dan kritik sepahit apapun itu," katanya.
Saat itu, Ibnu Sina berbicara di hadapan jajaran Banjarmasin Post dan datang bersama pasangan Wakil Wakil Kota terpilih Hermansyah, Senin (21/12/2015).
Dia memandang, di era digital saat ini, semakin tidak ada lagi jarak antara masyarakat dengan pemimpinnya.
"Saya dengan Pak Hermansyah ingin membangun tradisi baru. Masyarakat bisa sampaikan informasi dan aspirasinya secara online," katanya.
Ditambahkan sang wakil Hermansyah jika dengan kecepatan informasi, maka membantu pihakya juga untuk merespon atau menanggapi masukan yang ada.(http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/21/tak-alergi-dikritik-ibnu-ingin-bangun-tradisi-online)
Jadi Gubernur Terpilih, Paman Birin Persembahkan Pantun Ajak Membangun Banua
Rabu, 23 Desember 2015 15:39
banjarmasinpost.co.id/rahmadhani
Penyerahan berkas berita acara dari ketua KPU ke Paman Birin
BANJARMASIN - "Sungai Jingah Kampung Melayu, di tengah ada Sungai Martapura. Marilah kita bersatu, membangun Banua".
Itulah pantun pertama yang disampaikan Sahbirin Noor setelah ditetapkan secara resmi sebagai Gubernur Kalsel terpilih dalam Kontestasi Pilkada 2015, Rabu (23/12/2015) siang.
Dalam sambutan pertamanya usai resmi ditetapkan KPU Kalsel, Paman Birin menyampaikan terimakasihnya kepada 'lawan-lawannya' selama Pilkada 2015, yakni pasangan Zairullah Azhar - M Syape'i, serta Muhidin - Gusti Farid Hasan Aman meski kedua pasangan ini tak hadir dalam rapat pleno tersebut.
"Salam persahabatan untuk Bapak Zairullah Azhar - M Syape'i, serta Muhidin - Gusti Farid Hasan Aman untuk bersama membangun Kalsel," katanya.
Paman Birin berharap, visi misi kedua pasangan lawannya tersebut bisa disinergikan dengan visi misi dia dan wakilnya Rudy Resnawan.
"Sehingga bisa jadi program pembangunan Kalsel ke depan," katanya.(http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/23/resmi-jadi-gubernur-paman-birin-persembahkan-pantun-ajak-membangun-banua)
PAN Girang Petinggi PKS Temui Jokowi
Dok. Petinggi PKS bertemu Presiden Jokowidi Istana Merdeka. Foto: Antara
Rimanews - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyambut baik langkah petinggi PKS bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12) kemarin."Ya bagus, justru negeri ini silaturrahmi antar parpol, silaturrahmi antar tokoh, silaturrahmi antara parpol dengan pemerintah. Itulah yang saya canangkan. Ada saatnya kita berkompetisi, ada saatnya kita membangun negeri. Sekarang ini bersama-sama kita mendukung pemerintah untuk mendukung rencana pembangunan ekonomi. Saya menyambut positif pertemuan PKS," kata Zulkifli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Meski demikian, Zul tak mau berkomentar lebih jauh tentang kabar bahwa PKS akan merapat ke pemerintah. Termasuk isu adanya kader partai bulan sabit kembari yang masuk jajaran kabinet kerja Jokowi pada resuffle kedua nanti.
"Saya hanya menyambut positif. Kita berikan kesan yang baik pada publik, tokohnya kompak, parpolnya dekat dengan pemerintah," tandasnya.
Seperti diketahui, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Imam bersama dengan beberapa pengurus DPP PKS mendadak menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, kemarin.
Sohibul datang dengan didampingi oleh Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurahman, Ketua DPP PKS Almuzzamil Yusuf dan Wakil Sekjen DPP Mardani Ali Sera. (http://nasional.rimanews.com/politik/read/20151222/251995/PAN-Girang-Petinggi-PKS-Temui-Jokowi)
Mengungkap Ideologi PKS
Awal mula berdirinya PKS atau yang sebelumnya bernama PK (Partai Keadilan), bibit-bibit PK muncul sekitar tahun 1970-an. Pada masa itu, bibit-bibit PK adalah para aktivis dakwah kampus. Para aktivis dakwah kampus tersebut mendirikan dan mengelola pengajian yang diwadahi dalam bentuk lembaga dakwah kampus (LDK). Lembaga ini kerap menyelenggarakan berbagai aktivitas keagamaan, seperti pengajian untuk mahasiswa. Aktivitas keagamaan lembaga tersebut, lebih bersifat rahasia atau lebih sering dilakukan secara diam-diam dan jika lembaga tersebut menyelenggarakan pengajian untuk banyak orang, mereka berkamuflase dengan mengatasnamakan kegiatan mahasiswa.
Hal ini
sengaja mereka lakukan karena pada masa itu, rezim yang berkuasa adalah
rezim Soeharto. Rezim ini dikenal sangat represif terhadap gerakan
keagamaan. Akan tetapi, situasi tersebut mulai berubah pada era 1990-an,
saat Soeharto mulai menempatkan para aktivis Islam sebagai sekutu.
Sejak saat itulah, gerakan yang semula bernama Usroh ini berganti nama
menjadi Ikhwan dan mereka menamai aktivitas mereka dengan sebutan Tarbiyah.
Secara
garis besar, gerakan ini terdiri dari lima elemen penting, yaitu
pertama, DDII (Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia) dengan tokoh utamanya
Mohammad Natsir. Kedua, aktivis LDK dan Rohis. Ketiga, alumnus perguruan
tinggi, khususnya perguruan tinggi Timur Tengah. Keempat, aktivis ormas
Islam. Kelima, dai lulusan pesantren. Lima elemen tersebut bergerak
bersama-sama, saling mendukung, dan saling menguatkan dengan fungsi dan
perannya masing-masing.
Dari lima
elemen tersebut, elemen yang paling berperan besar bagi lahirnya gerakan
ini adalah DDII. Para aktivis DDII yang merupakan mantan aktivis Partai
Masyumi yang dibubarkan pada awal masa pemerintahan Soeharto ini,
menjadi inisiator awal berdakwah melalui kampus dan sekaligus peletak
dasar-dasar strategi dakwah kampus. Selanjutnya, lahirlah LDK yang
kemudian banyak bergerilya di dalam kampus. Kehadiran LDK tersebut
terbukti telah menyumbangkan berbagai kemajuan umat Islam, misalnya
lembaga ini bekerjasama dengan DDII banyak mengusahakan pembangunan
masjid di sekitar kampus guna dipakai untuk berbagai aktivitas dakwah.
Selanjutnya,
gerakan Tarbiyah membangun banyak lembaga, seperti lembaga pendidikan
Nurul Fikri, lemaga dakwah Khoiru Ummah, kelompok kesenian nasyid, dan
majalah Sabili. Selain itu, gerakan Tarbiyah
juga menyebarkan berbagai gagasan dan pemikiran mereka melalui buku-buku
yang diterbitkan antara lain oleh penerbit Gema Insani Press (GIP),
Pustaka Al-Kautsar, Era Intermedia, dan Asy-Syamiil.
Pada
pertengahan tahun 1998, rezim Orde Baru pimpinan Soeharto tumbang.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para aktivis Tarbiyah. Setelah
berdiskusi cukup alot dan dalam waktu yang cukup lama, akhirnya mereka
memutuskan untuk berdakwah dan berjuang lewat jalur politik. Akhirnya,
pada agustus 1998, para aktivis Tarbiyah mendirikan Partai Keadilan
(PK), sebuah parpol yang berasaskan Islam.
Selang
setahun pasca-didirikan, parpol ini berasil mengikuti pemilu dan mampu
menjaring 1.436.565 suara atau sekitar 1,36% dari keseluruhan jumlah
suara dan menempatkan tujuh wakilnya di DPR.
Pada
Pemilu 2004, parpol yang semula bernama PK kemudian berganti nama
menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pada tahun 2002 ini, mampu
meningkatkan jumlah suara secara signifikan. Pada Pemilu 2004 tersebut,
PKS meraih 8.325.020 suara atau sekitar 7,34% dari total suara dan
berhasil mendudukkan 45 wakilnya di DPR. Bahkan mantan Presiden PKS,
Hidayat Nur Wahid, berhasil menduduki jabatan Ketua MPR.
Dalam
kancah politik, PKS memiliki peran yang signifikan bila dibandingkan
dengan parpol baru lainnya. Salah satu hal yang cukup bergema adalah
isu-isu parlemen bersih dan kepedulian terhadap kepentingan rakyat.
Selain itu, PKS juga kerap menyuarakan isu-isu moral.
PKS yang
merupakan kepanjangan tangan dari Partai Masyumi dan banyak terwarnai
oleh ideologi perjuangan Ikhwanul Muslimin—sebuah organisasi keagamaan
yang didirikan Hasan Al Bana di Mesir dan kemudian berkembang luas ke
pelbagai negara—memiliki hidden agenda, yakni mengganti ideologi
Pancasila menjadi ideologi Islam. Hal ini bisa diketahui setelah
mengamati dan meneliti berbagai agenda dakwah PKS, seperti aktivitas PKS
dalam upaya menegakkan sistem pemerintahan Islam dengan pelbagai
atributnya.
Upaya PKS
tersebut berpotensi melahirkan konflik dengan parpol-parpol lain yang
berhaluan nasionalis. Selain itu, syariat Islam tidak mungkin bisa
berdiri di Indonesia, karena Indonesia adalah negara majemuk dengan
berbagai adat-istiadat, pola pikir, dan kepercayaan (agama) masyarakat.
Secara umum, ideologi keagamaan PKS adalah Islam modernis yang memiliki afiliasi dengan gerakan Wahabi—sebuah
gerakan keagamaan yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari
Saudi Arabia. Ciri utama gerakan Wahabi ini adalah upaya menentang keras
segala bentuk peribadatan Islam yang dianggap tidak sesuai dengan yang
dicontohkan Nabi Muhammad. Sebenarnya, ideologi gerakan Wahabi ini telah
berkembang luas di Indonesia sejak awal abd 19, ditandai dengan
lahirnya organisasi Muhammadiyah. Organisasi Muhammadiyah ini adalah
sebuah organisasi keagamaan yang populer dengan penentangannya terhadap
hal-hal yang berbau TBC (tachayul, bid’ah, dan churofat—ejaan lama).
Meskipun demikian erakan dakwah PKS ini lebih berbahaya dari gerakan
dakwah Muhammadiyah, karena sesungguhnya ideologi keagamaan PKS lebih
memiliki keterkaitan yang erat dengan ideologi Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul
Muslimin merupakan sebuah organisasi keagamaan yang kontroversial. Kedua
tokoh penting Ikhwanul Muslimin, yaitu Hasan Al Bana dan Sayyid Quthb,
tewas dibunuh karena gerakan dakwahnya yang dianggap subversif dan
mengancam keutuhan negara Mesir. Organisasi ini memang terjun ke politik
praktis. Organisasi ini kerap mengkritik hebat kebijakan pemerintah
yang mereka anggap bertentangan dengan aturan Islam. Organisasi ini juga
dituduh ikut serta dalam upaya penggulingan pemerintahan Mesir dengan
cara melakukan penculikan tokoh-tokoh Mesir, pengeboman, dan
penggalangan massa untuk melawan pemerintah. Akibatnya, organisasi ini
ditekan habis-habisan oleh pemerintah Mesir, bahkan tokoh-tokohnya
ditangkap dan dihukum mati.
PKS itu berbahaya,
karena secara tegas PKS menyatakan bahwa dirinya adalah anak ideologis
Ikhwanul Muslimin (IM). Keberadaan PKS dianggap mampu mengganggu
stabilitas Indonesia sebagaimana IM yang mengganggu stabilitas Mesir.
Hambatan-hambatan
PKS dalam upayanya mendirikan negara Islam di Indonesia, di antaranya
semangat PKS untuk memperjuangkan Islam melalui gerakan politik, telah
menimbulkan ketegangan dan jarak dengan agama lain. Tumbuhnya kecurigaan
dan permusuhan dengan agama lain juga turut merenggangkan hubungan ini.
Selain itu, di kalangan PKS sendiri berkembang pesat klaim kebenaran
(truth claim) kelompok. Hal ini menyebabkan PKS cenderung intoleran
terhadap perbedaan keislaman dengan golongan lain. Menghadapi
hambatan-hambatan tersebut, pada akhirnya terjadi pergeseran agenda
politik PKS, dari semula untuk mendirikan negara Islam berubah menjadi
mewujudkan masyarakat yang Islami dalam wadah NKRI yang majemuk.
Sumber: Buku Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen,
Penulis: M. Imdadun Rahmat. Buku ini sangat layak baca dan dikoleksi.
Dapatkan di Toko buku terdekat dengan harga kisaran Rp. 58.000)
PKS (Memang) Bukan Wahabi < MAsa Sihhh...!!!! > ===> Pecinta PKS "Benci" PKS..???
Sengaja
saya tulis singkat artikel ini pasca ditentukannya cawapres oleh bapak
SBY agar tidak dianggap sebagai upaya penggembosan terhadap cawapres
yang diajukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“PKS Bukan Wahabi, PKS Toleran”, begitulah kira-kira judul tulisan di website resmi PKS beberapa waktu lalu (lihat : http://www.pk-sejahtera.org/v2/main.php?op=isi&id=7099). Andaikata tidak ada embel-embel
“Wahabi”, tidak ada hal istimewa yang membuat saya tertarik untuk
membaca dan memberi komentar. Jelasnya, inilah yang dikatakan bapak Dr.
Hidayat Nur Wahid (HNW) :
"Itu
pendapat klasik yang tidak benar yang selalu dimunculkan menjelang
pilkada maupun pemilu. Itu adalah fitnah belaka. Kalau saja kami Wahabi
tentu kami tidak akan mendirikan partai politik, sebab kaum Wahabi
mengharamkan dan membid'ahkan partai politik."
Memang
bisa dibenarkan bahwa “Wahabi” membid’ahkan dan mengharamkan partai
politik. Tidak lain karena partai politik secara hakekat hanya akan
memecah belah umat dan merupakan produk asli rezim demokrasi yang
diharamkan dalam Islam. Namun anehnya, ketika ada sebagian ulama
“Wahabi” berfatwa bolehnya mencoblos/mencontreng dalam Pemilu serta
duduk di kursi parlemen karena alasan memilih mafsadat terkecil di
antara dua mafsadat, salah satu yang sibuk menyebarkan fatwa ini ke
berbagai media adalah ikhwan PKS. Saya pribadi tidak tahu secara pasti
apa tujuannya. Apakah PKS sedang menjalankan politik muka dua ?
Entahlah,…. namun – kalau boleh sedikit beranalisa –, dua fenomena ini
nampaknya sedang menjelaskan kepada kita akan satu maksud tersembunyi
untuk mengeruk suara dan dukungan dari dua kutub yang berlainan. Kasus
pertama, ingin merebut simpati dari warga NU (atau yang semisalnya) yang
notabene anti-Wahabi, sedangkan kasus kedua ingin mengumpulkan dukungan
dari kalangan “Wahabi” yang ‘anti NU’[1] ….. Cukup ‘cerdik’ !
Di
sisi lain, saya bertanya-tanya apakah bapak HNW tidak tahu atau
pura-pura tidak tahu bahwasannya anggapan “Wahabi” itu tidaklah terkait
pada bahasan bid’ah dan haramnya partai secara khusus. Namun, istilah
“Wahabi” lebih mengarah pada istilah gerakan dakwah anti kesyirikan,
anti kebid’ahan, dan anti khurafat secara umum. Atau kalau boleh
menggunakan bahasa awam, orang-orang “Wahabi” ini adalah orang-orang
yang anti sama tawassulan[2], shalawatan[3], tahlilan, yasinan, haul-haul kuburan, thariqah (shufi), kultus individu pada kiyai, habib, dan semacamnya ?
Mari kita baca lebih lanjut :
Hidayat
menegaskan bahwa PKS berjuang untuk kejayaan NKRI. Karena itu, hal-hal
yang melekat dalam konteks ke Indonesiaan seperti masalah pluralitas dan
toleransi akan selalu dijunjung tinggi. "Prinsipnya kita memang
menjunjung pluralitas dan toleransi dalam kehidupan agama di Indonesia
tercinta ini," papar Hidayat.
Sebuah kalimat yang sumir (atau coba disumirkan ?). Apa makna pluralitas yang
diucapkan itu ? Jika kita coba kaitkan dengan isu “Wahabi”, nampaknya
bapak HNW ingin mengatakan bahwa PKS itu plural lagi toleran terhadap
apa yang di-anti-kan oleh “Wahabi”.
“Bersama PKS, aktifitas keagamaan Anda yang dibid’ahkan dan disyirikkan oleh “Wahabi” akan aman dan terlindungi”, begitulah mungkin sinyal halus yang hendak dikirimkan kepada masyarakat.
Jika memang benar demikian, maka banyak kritik yang sebelumnya banyak ditujukan kepada ikhwan PKS benar adanya. Ikhwan PKS itu mlempem dan loyo dalam dakwah kepada tauhid wa sunnah
(dan memerangi apa yang menjadi lawan keduanya yaitu syirik dan
bid’ah), khususnya jika sudah berhadapan dengan target raupan suara dan
jabatan. Oleh karena itu, jangan Anda terlalu berharap bahwa ikhwan PKS
akan memberantas berbagai kesyirikan dan kebid’ahan yang banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Beragam aktifitas kesyirikan di
kuburan para wali pun mungkin tetap akan lestari di bawah naungan PKS.
Biarlah bid’ah dan kesyirikan itu tetap ada asalkan bisa maju dan
menguasai Senayan. Hal ini mirip dengan prototype PKS yang ada di Sudan
ketika salah seorang tokohnya yang bernama Dr. Hasan At-Turabi
mengatakan :
إنـهم
يهتمون بالأمور العقائدية وشرك القبور ولا يهتمون بالشرك السياسي فلنترك
هؤلاء القبوريين يطوفون حول قبورهم حتى نصل إلى قبة البرلمان
”Sesungguhnya
mereka memperhatikan permasalahan ’aqidah dan syirik terhadap kuburan.
Akan tetapi mereka tidak memperhatikan syirik dalam perpolitikan (asy-syirkus-siyaasy). Hendaknya kita biarkan para quburiyyun itu thawaf di sekitar kuburan mereka sampai kita mencapai kubah parlemen.” [diambil dari Majalah Al-Istiqaamah, Rabi’ul-Awwal 1408 H].
Bedanya, kata-kata bapak HNW tidak sevulgar Dr. At-Turabi – walau nuansanya boleh dibilang sama.
Parah
memang jika demikian. Apalagi secara halus PKS telah menyatakan sikap
terbukanya (dan juga komprominya) terhadap lawan-lawan politiknya dari
kaum apapun ketika mengatakan :
"Sejak Pemilu 2004 lalu kehadiran PKS telah diterima dengan baik oleh kalangan sekuler maupun nonmuslim sekalipun," papar PKS.
"Terbukti PKS diajak berkoalisi oleh capres SBY-JK dan pemilih PKS ternyata sebagian adalah kalangan nonmuslim”.
Ditambah lagi dengan jargon-jargon kampanye legislatif yang lalu, seperti : “Memangnya PKS Bisa Hijau, Kuning, Biru, dan Merah; Jika untuk Indonesia yang Lebih Baik, Mengapa Tidak ?”[4].
Apa artinya ? Bukankah hijau itu maknanya partai Islam, kuning maknanya
partai Golkar, biru maknanya partai Demokrat, dan merah maknanya partai
nasionalis sekuler (PDIP dan sebangsanya) ? Orang awam yang membacanya
pun dengan cekatan akan menyimpulkan bahwa PKS adalah partai semua
golongan, partai semua aliran, partai semua pemahaman, dan yang lainnya.
Jika ada orang yang memplesetkan PKS saat ini adalah Partai Keranjang
Sampah (seperti banyak dikatakan oleh sebagian ikhwan eks laskar jihad),
secara substansi tidaklah terlalu keliru – walau dari segi bahasa
kurang nyaman untuk dibaca dan didengar.
Politik praktis yang ada di jaman sekarang telah memberangus al-wala’ wal-bara’ terhadap segala macam penyimpangan. Sebuah politik ngawur tanpa prinsip yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.
Inikah politik yang diajarkan oleh Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? Saya persilakan bagi para Pembaca untuk menjawabnya…..
Abu Al-Jauzaa’
[1] Anti
NU yang saya maksud bukan secara keorganisasian, namun lebih tertuju
pada fikrah pemahaman agama yang lazim ada di warga NU.
[2] Tawassul bid’ah dan mengandung kesyirikan.
[3] Shalawatan bid’ah dan mengandung kesyirikan.
CERAMAH MENGHINA JENGGOT
BERITABUANA.CO, JAKARTA - Heboh beredar rekaman
suara yang diduga milik Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU), KH.Said Aqil
Siradj menghina 'jenggot', tokoh NU, KH. Sholahudin Wahid atau Gus
Solah mengaku sudah mendengarkan ceramah yang kabarnya dilakukan Said
Aqil, namun dirinya tidak berani memastikan apakah suara ceramah yang
isinya menghujat orang berjenggot sebagai orang bodoh adalah benar suara
Said Aqil Siradj.Gus Solah Belum Yakin itu Suara Said Aqil
"Saya memang sudah mendengar itu di Youtube. Tapi apakah suara tersebut adalah suara Pak Said, saya tidak bisa memastikannya karena yang hanya terdengar suara rekaman saja dan tidak ada gambarnya. Itu harus dibuktikan dengan alat tertentu," ujar Gus Sholah ketika dihubungi, Senin (14/9/2015).
Cucu pendiri NU ini pun memastikan bahwa pertemuan yang di gelar di Pondok Pesantren, Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur bukan khusus membahas masalah ceramah tersebut.
"Kalau rapat itu membahas masalah dugaan penyimpangan ajaran NU. Ini panjang dan tidak mungkin saya ceritakan.Yang jelas bukan masalah video di Youtube," tegasnya.
Ditanyakan pandangannya terkait pidato tersebut, apakah memang benar ajaran Islam demikian, Gus Sholah enggan mengomentarinya. Menurutnya apa yang diungkapkan adalah pandangan dari orang tersebut.
"Itu kan pandangan pribadi, yah silahkan saja.Masalah bisa diterima apa tidak pendapatnya kan tergantung pandangan masing-masing," tandasnya.
Sebelumnya dalam sebuah video yang di posing di Youtube dengan judul Said Aqil Siradj:Jenggot Menggurangi Kecerdasan, Semain Panjang Semakin Goblok, ditampilkan foto Said Aqil Siradj dengan rekaman yang menghujat orang berjenggot.
Bertikut petikan suaranya. "Itulah Islam Nusantara. Kita bukan Islam Arab, bukan islam arab,kita punya tipologi sendiri, bukan Islamisasi tapi arabisasi mereka itu, tidak percaya diri kehialngan kepercayaandiri, sehingga jadi orang Islam pakaian harus seperti arab, segalanya haru kayak arab.jenggotnya lebat seperti orang arab, kalau kita seperti kesebelasan sepak bola. Yang paling penting orang berjenggot itu mengurangi kecerdesasaran, jadi saraf yang seharusnya untuk mendukung kecerasaran otak ketarik untuk panjangkan jenggot.Gus Dur, Nucholis Madjid, Quraish Shihab gak berjenggot, yang jelas gak berjenggot, yang berjenggot malah emosinya saja meledak-ledak jejer otaknya karena sarap yang mendukung otaka kita yang cerdas ketarik,semakin panjang semakin goblok" (Deny/http://beritabuana.co/view/kanal/?open=1&alias=nasional&id=10301)
Duet Ma’ruf Amin-Said Aqil Siradj Ibarat Rem dan Gas
Di tengah perseteruan ini, beberapa kalangan menganggap adanya sinyalemen perpecahan di tubuh NU. Tapi banyak warga NU yang mengademkan suasana dan mengingatkan tujuan utama organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari Muktamar NU itu.
KH Hasyim Muzadi mengingatkan pengurus wilayah dan cabang yang kecewa dengan panitia dan proses Muktamar NU agar tidak menggelar muktamar luar biasa atau pengurus NU tandingan.
“Kalau bikin NU tandingan atau muktamar luar biasa itu NU akan pecah,” katanya di depan ratusan pengurus wilayah dan cabang yang menginginkannya menjadi Rais Am di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur (5/8/15). “Kalau terbelah, akibat yang ditimbulkan sangat berat baik untuk NU maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.
Hal senada juga diungkapnya putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid. Ia memohon agar tak ada muktamar tandingan dan berharap agar kesatuan NU tetap terjaga.
“Dengan segenap kerendahan hati saya memohon agar tidak terjadi muktamar tandingan di Tebuireng,” kata wanita yang akrab disapa Yenny Wahid ini (5/8/15). “Segala perbedaan dan ketidakcocokan mohon dibicarakan secara baik-baik,” ujar Yenny.
Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, Muhammad Adnan, dengan tegas menyatakan tak akan membuat pengurus NU tandingan, meski ia dan kubunya sangat kecewa dengan proses muktamar yang ia anggap melanggar AD/ART.
“Saya tegaskan tidak ada NU tandingan,” kata Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah ini seperti dilansir Tempo (6/8/15). Ia juga menambahkan, NU Jawa Tengah bersama 27 pengurus wilayah yang kecewa akan melayangkan protes atas proses muktamar yang menyalahi aturan itu.
Dalam akun Facebook milik kader NU yang juga dosen Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Mahrus EL-Mawa, mengingatkan agar jangan sampai warga NU tertelan dengan isu-isu politis dan melupakan gagasan Islam Nusantara.
“Islam Nusantara sebagai gagasan besar seperti tertelan situasi politis. … Sekarang saatnya membenahi NU dengan paradigma baru Islam Nusantara,” tulisnya.
Akhlak NU
Banyak pelajaran dari proses berjalannya Muktamar NU ke-33. Salah satunya apa yang disebut peneliti The Wahid Institute, Ahmad Suaedy, sebagai ‘kembalinya akhlak NU.’ Hal ini dapat dilihat dari sikap Gus Mus yang rendah hati dan tak punya ambisi kekekuasaan.
Gus Mus mengundurkan diri sebagai Rais Am yang dipilih tim Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) yang terdiri dari sembilan kiai sepuh (khash). Setelah Gus Mus mundur, Kiai Ma’ruf yang menggantikan posisinya.
“Sudah lama tidak terdengar di masyarakat kita, termasuk di dalam NU, orang yang menolak diberi jabatan dan dirayu-rayu dan bahkan dibujuk-bujuk oleh ulama paling sepuh untuk menempati jabatan tertinggi di suatu organisasi berpengaruh dan gurih: Rais Am Nahdlatul Ulama. Semoga era ini benar-benar menjadi momen bagi kembalinya akhlak NU,” tulis Direktur Eksekutif Abdurrahman Wahid Centre Universitas Indonesia ini di akun Facebook miliknya.
Tak hanya Gus Mus, Kiai Ma’ruf juga mendapat apresiasi serupa dari kader NU yang juga Direktur Eksekutif International Center for Islam and Pluralism (ICIP), Syafiq Hasyim.
“Saya tahu Kiai Ma’ruf Amin rawoh ke muktamar bukan bertujuan menjadi Rais Am. Beliau adalah salah satu sesepuh dan fakih handal yang dimiliki NU. Kini Rais Am diamanahkan ke Kiai Maruf tanpa beliau minta. Dan Gus Mus adalah seorang Zahid terbesar abad ini yang dimiliki NU. Tradisi pemilihan Rais Am kembali lagi,” tulis Syafiq di akun Facebooknya .
Suaedy menambahkan, terlepas dari kritik yang sangat tajam dari Gus Sholah dan Kiai Hasyim Muzadi terkait pelaksanaan muktamar yang dianggap tak fair, kearifan dan akhlak NU muncul di situ.
“Yaitu, mengundurkan diri dari calon dan mencegah terjadinya tandingan,” ujarnya.
Kendati demikian, Suaedy mengingatkan bahwa berbagai masukan terkait pelaksanaan muktamar juga kritik kolektif atas kesenjangan pelayanan dari Jawa luar Jawa dan Indonesia barat dan timur harus menjadi pecut bagi pasangan KH Ma’ruf dan Kang Said.
“Pelaksanaan program nanti harus lebih adil dan merata. Jangan hanya terkonsentrasi di Jawa dan Indonesia barat,” tuturnya.
Duet Kiai Ma’ruf dan Kang Said cukup menarik. Yang pertama sebagai representasi pandangan keislaman model Majelis Ulama Indonesia (MUI). Adapun yang kedua dianggap mewakili kalangan ‘liberal.’
Kiai Ma’ruf memang dikenal sebagai wakil ketua umum MUI. Salah satu produknya adalah fatwa haram terhadap pluralisme, liberalisme, dan sekularisme. Kang Said sendiri beberapa kali diminta mundur mundur sebagai Ketum PBNU oleh beberapa kalangan karena pandangan liberalnya. Salah satunya Rhoma Irama (Baca: Partai Idaman dan Rekam Jejak Rhoma Irama).
Suaedy mengisahkan, dalam setiap rapat syuriah, Kang Said –waktu itu belum menjadi Ketum PBNU, masih Rais Syuriah– adalah orang yang selalu berdebat dengan Kiai Ma’ruf. Ia ingin agar NU selalu mengikuti fatwa-fatwa MUI. Dan usaha Kiai Ma’ruf selalu gagal.
“Pasangan ini semacam GAS dan REM sekaligus dalam arah yang berlawanan,” ujarnya.
Kendati berbeda pandangan, keduanya tetap menjalin hubungan baik dan kini keduanya berduet menakhodai NU secara bersama sebagai Rais Am dan Ketua Tanfidziyah.
“Itulah NU dan itulah Islam Nusantara yang selalu di tengah dan berdebat. Tidak bisa dipaksa minggir di kanan maupun di kiri,” kata Suaedy.
Di tangan keduanya harapan akan kemajuan NU juga Islam Nusantara, sebagaimana tema utama muktamar NU kali ini “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia.”[]
Mainsource : http://www.madinaonline.id/s5-review/berita/duet-maruf-amin-said-aqil-siradj-ibarat-rem-dan-gas/
KH Said Agil : Kalau Meresahkan Bubarkan Saja FPI
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj meminta
masyarakat Purwakarta, Jawa Barat, tidak menghiraukan tudingan Front
Pembela Islam (FPI) yang menyatakan Purwakarta berada dalam kondisi
darurat akidah.
"Jangan dihiraukan tudingan tak berdasar seperti itu agar tidak memicu konflik. Tetapi, kalau meresahkan dan memprovokasi, lebih baik ormas seperti itu (FPI) dibubarkan saja," Aqil menegaskan hal itu saat berceramah di hadapan ratusan umat Muslim di Purwakarta, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut Said Aqil, umat Islam di Purwakarta yang ia pantau sejauh ini tidak dalam kondisi seperti yang digambarkan FPI. Sebab, kegiatan keagamaan di Purwakarta tumbuh subur dan tak pernah ada keluhan apa pun.
Ihwal topik kebudayaan yang selalu diusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam berbagai kesempatan, sedikit pun tak ada yang bertentangan dengan masalah akidah Islam, apalagi sampai menimbulkan darurat akidah seperti ditudingkan FPI. Pria kelahiran Cirebon tersebut berujar, penyebaran dan dakwah Islam di Indonesia jangan sampai meninggalkan pendekatan budaya dan menimbulkan perang, apalagi pertumpahan darah. Mengingat Indonesia memiliki keberagamaan suku dan budaya.
“Islam adalah agama yang terbuka dengan budaya. Islam datang ke Indonesia sejak berdirinya Majapahit dan berkembang menggunakan pendekatan budaya tanpa adanya paksaan,” Aqil menjelaskan.
Menurut Aqil, Nabi Muhammad pada saat berdakwah dan menyebarkan Islam di Madinah, misalnya, tetap berupaya menghormati budaya yang tumbuh dan berkembang di sana dengan tetap menghormati peradaban dan membangun asimilasi budaya. Sebab, di sana banyak terdapat suku bangsa, baik yang Muslim maupun non-Muslim.
"Rasulullah selalu memperlakukan masyarakatnya sama. Tidak menghendaki permusuhan, kecuali yang melanggar hukum," Aqil menegaskan.
Ia mengimbau agar cara berdakwah selalu mengedepankan ketenangan dan kedamaian seperti yang dicontohkan Rasulullah ketika berdakwah di Mekah. "Selama 13 tahun berdakwah, Rasulullah tidak langsung menghancurkan berhala. Namun beliau selalu lebih mengedepankan ketenangan dalam berdakwahnya," ia menambahkan.
Adapun Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, budaya Sunda tidak pernah bertentangan dengan ajaran Islam. Ia mengharapkan tidak terjadi salah tafsir ketika budaya Sunda dipakai dalam beragama.
“Contohnya, masyarakat Sunda yang membangun persenyawaan diri dengan alam, seperti tanah, air, udara, dan matahari. Itu budaya. Dari persenyawaan tersebut lahirlah bentuk kepasrahan kepada qadha dan qadar,” Dedi menjelaskan buah pikirnya.
Pentolan FPI Purwakarta Syahid Djoban menyatakan "Purwakarta Darurat Akidah" di dunia maya. FPI juga melaporkan Bupati Dedi ke Polda Jawa Barat dengan tuduhan telah melakukan penistaan terhadap Islam dalam bukunya Spirit Kebudayaan dan Kang Dedi Menyapa. Dia menilai isi buku tersebut banyak berisi penistaan terhadap Islam.
Namun pengurus Angkatan Muda Siliwangi bersama 32 ormas Sunda juga melaporkan pendiri FPI Rizieq Shihab ke Polda Jawa Barat dengan tudingan melecehkan salam Sunda "Sampurasun" yang ia plesetkan menjadi "Campur Racun".[Tempo/http://pskpiyunganonline.blogspot.co.id/2015/12/kh-said-agil-kalau-meresahkan-bubarkan.html]
"Jangan dihiraukan tudingan tak berdasar seperti itu agar tidak memicu konflik. Tetapi, kalau meresahkan dan memprovokasi, lebih baik ormas seperti itu (FPI) dibubarkan saja," Aqil menegaskan hal itu saat berceramah di hadapan ratusan umat Muslim di Purwakarta, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut Said Aqil, umat Islam di Purwakarta yang ia pantau sejauh ini tidak dalam kondisi seperti yang digambarkan FPI. Sebab, kegiatan keagamaan di Purwakarta tumbuh subur dan tak pernah ada keluhan apa pun.
Ihwal topik kebudayaan yang selalu diusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam berbagai kesempatan, sedikit pun tak ada yang bertentangan dengan masalah akidah Islam, apalagi sampai menimbulkan darurat akidah seperti ditudingkan FPI. Pria kelahiran Cirebon tersebut berujar, penyebaran dan dakwah Islam di Indonesia jangan sampai meninggalkan pendekatan budaya dan menimbulkan perang, apalagi pertumpahan darah. Mengingat Indonesia memiliki keberagamaan suku dan budaya.
“Islam adalah agama yang terbuka dengan budaya. Islam datang ke Indonesia sejak berdirinya Majapahit dan berkembang menggunakan pendekatan budaya tanpa adanya paksaan,” Aqil menjelaskan.
Menurut Aqil, Nabi Muhammad pada saat berdakwah dan menyebarkan Islam di Madinah, misalnya, tetap berupaya menghormati budaya yang tumbuh dan berkembang di sana dengan tetap menghormati peradaban dan membangun asimilasi budaya. Sebab, di sana banyak terdapat suku bangsa, baik yang Muslim maupun non-Muslim.
"Rasulullah selalu memperlakukan masyarakatnya sama. Tidak menghendaki permusuhan, kecuali yang melanggar hukum," Aqil menegaskan.
Ia mengimbau agar cara berdakwah selalu mengedepankan ketenangan dan kedamaian seperti yang dicontohkan Rasulullah ketika berdakwah di Mekah. "Selama 13 tahun berdakwah, Rasulullah tidak langsung menghancurkan berhala. Namun beliau selalu lebih mengedepankan ketenangan dalam berdakwahnya," ia menambahkan.
Adapun Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, budaya Sunda tidak pernah bertentangan dengan ajaran Islam. Ia mengharapkan tidak terjadi salah tafsir ketika budaya Sunda dipakai dalam beragama.
“Contohnya, masyarakat Sunda yang membangun persenyawaan diri dengan alam, seperti tanah, air, udara, dan matahari. Itu budaya. Dari persenyawaan tersebut lahirlah bentuk kepasrahan kepada qadha dan qadar,” Dedi menjelaskan buah pikirnya.
Pentolan FPI Purwakarta Syahid Djoban menyatakan "Purwakarta Darurat Akidah" di dunia maya. FPI juga melaporkan Bupati Dedi ke Polda Jawa Barat dengan tuduhan telah melakukan penistaan terhadap Islam dalam bukunya Spirit Kebudayaan dan Kang Dedi Menyapa. Dia menilai isi buku tersebut banyak berisi penistaan terhadap Islam.
Namun pengurus Angkatan Muda Siliwangi bersama 32 ormas Sunda juga melaporkan pendiri FPI Rizieq Shihab ke Polda Jawa Barat dengan tudingan melecehkan salam Sunda "Sampurasun" yang ia plesetkan menjadi "Campur Racun".[Tempo/http://pskpiyunganonline.blogspot.co.id/2015/12/kh-said-agil-kalau-meresahkan-bubarkan.html]
Oleh: Hasanudin Abdurakhman
Adhyaksa Dault mendatangi Ahok, memintanya masuk Islam. "Kalau Pak Ahok
masuk Islam, dijamin proses menjadi gubernur pada pilkada akan lancar,"
katanya memberi nasihat.
Adhyaksa dalam hal ini
berkata benar. Lihatlah Setya Novanto. Apa yang membedakan dia dari
Ahok? Dia mualaf, seorang muslim. Maka ketika ia hendak dipilih menjadi
ketua DPR, tak ada lagi hiruk pikuk penolakan dari kelompok-kelompok
Islam. Ia didukung oleh beberapa partai Islam. Lancar, aman.
Bandingkan dengan Ahok. Sejak kampanye pilkada ia sudah ditolak. Saat
mau dilantik jadi gubernur ia juga ditolak. Hingga kini Ahok tetap
ditolak. Keburukan apa yang pernah dilakukan Ahok? Kalau mau dicari-cari
mungkin ada. Tapi tidak ada yang significant. Dia tidak pernah
terindikasi korupsi.
Adapun Setya Novanto, sudah berkali-kali fotonya menjadi sampul majalah
nasional. Apa prestasinya? Ia punya sederet sejarah keculasan,
kecurangan, dan korupsi. Sayangnya, aparat belum sanggup melompati
temboh pertahanannya yang sangat kokoh.
Kenapa Ahok yang jauh lebih baik dari Setya ditolak, sedangkan Setya
lebih mudah diterima? Jawabnya sederhana: karena Ahok non muslim,
sedangkan Setya sudah menjadi muslim. Itu saja. Soal lain-lain seperti
Ahok suka bicara kasar dan vulgar, itu soal yang remeh-remeh belaka.
Kalaupun itu disebut sebagai alasan untuk menolak Ahok, itu dalih saja.
Alasan utamanya tetap, karena Ahok itu non muslim.
Apakah Setya Novanto itu muslim yang serius? Apakah dengan menjadi
muslim dia salat dan puasa? Atau, apakah dia berhenti makan babi dan
minum arak? Lebih penting lagi, apakah ia menjadi bersih dan berhenti
dari perilaku korup?
Itu semua tak penting. Yang penting dia muslim, artinya dia sudah
mengaku muslim. Titik. Kalau kita pilih dia, maka kita sudah bebas dari
ancaman azab Allah karena memilih Nasrani sebagai pemimpin. Memilih Ahok
memastikan keingkaran kita pada Allah, karena dia Nasrani.
Jadi, kalau Anda seorang politikus yang punya ambisi tapi kebetulan non-muslim, cobalah ikuti saran Adhyaksa tadi.
**Edisi Tuhan kena Tipu / http://pskpiyunganonline.blogspot.co.id/2015/12/tuhan-kena-tipu-mualaf-itu-bernama.html
Perkembangan Wahabi di Indonesia, kelompok yang berada di depan dalam
usaha takfir dan pemecahbelahan umat Islam, sudah sangat meresahkan.
Banyak orang yang merasa ber-Islam namun tanpa sengaja terjerembab ke
dalam tipuan dan manipulasi oleh kelompok ini. Untuk itu, NU, sebagai
organisasi ahlussunnah wal-jamaah di Indonesia, bersama-sama dengan
ormas lainnya, berada di depan untuk melawan gerakan Wahabi ini. Berikut
wawancara KH Said Agil Siradj tentang Wahabi. [lppimakassar.net]
Apa dan Bagaimana langkah Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren mencegah pergerakan Wahabi Salafi di Indonesia yang masuk ke kampung-kampung dan desa? Untuk menjawab kegelisahan ini, Majalah Risalah NU melakukan wawancara dengan Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj.
Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana sebenarnya Wahabi di Indonesia?
Itu sebenarnya sudah lama, tapi eksisnya sejak tahun 80-an setelah Arab Saudi membuka LIPIA (Lembaga llmu Pengetahuan Islam dan Arab). Ketika itu direkturnya masih bujangan yang kawin dengan orang Bogor. Kemudian menampakkan kekuatannya, bahkan mereka membuka yayasan-yayasan. Setahu saya ada 12 yayasan yang pertama kali dibentuk. Antara lain As-Shafwah, Assunnah, Annida, Al-Fitrah, Ulil Albab, yang semuanya didanai oleh masyarakat Saudi, bukan oleh negaranya. Contoh, Assunnah dibangun oleh Yusuf Ba’isa di Cirebon, di Kali Tanjung, Kraksan. Sekarang ketuanya Prof. Salim Badjri, muridnya adalah Syarifuddin yang ngebom Polresta Cirebon beberapa waktu lalu. Dan satu lagi yang ngebom gereja Bethel di Solo namanya Ahmad Yusuf. Jadi, sebenarnya, Wahabi ajarannya bukan teroris, tapi bisa mencetak orang jadi teroris karena menganggap ini- itu bid’ah, musyrik, lama-lama bagi orang yang diajari punya keyakinan, “Kalau begitu orang NU boleh dibunuh dong, kalau ada maulid nabi boleh dibom,” dan seterusnya.
Soal pemalsuan kitab-kitab Sunni, khususnya kitab yang jadi referensi NU, bagaimana?
Kita sudah berjuang sekuat tenaga untuk mengkounter pendapat mereka. Kita jangan minder dan merasa kalah. Kalau hanya dihujat maulid nabi gak ada dalilnya, atau ziarah kubur gak ada dalilnya, sudah banyak buku yang ditulis untuk membantahnya. Misalnya yang ditulis Pak Munawir-Yogya, Abdul Manan-Ketua PP LTM NU, Idrus santri Situbondo, Muhyiddin Abdus Somad dari Jember, dan lain sebagainya. Banyak yang menulis buku tentang dalil-dalil amaliah kita. Ziarah kubur dalilnya ini, maulid nabi dalilnya ini, tawassul dalilnya ini. Seperti saya sering mengatakan maulid nabi itu memuji-muji Nabi Muhammad, semua sahabat juga memuji Nabi Muhammad, setinggi langit bahkan. Nabi Muhammad diam saja tidak melarang. Tawassul, semua sahabat juga tawassul dengan Rasulullah. Tawassul dengan manusia, Rasulullah lho! Bukan Allahumma langsung, tapi saya minta tolong Rasullulah, sampai begitu! Litarhamna, rahmatilah kami. Labid bin Rabiah mengatakan, kami datang kepadamu wahai manusia yang paling mulia di atas bumi, agar engkau merahmati kami. Coba, minta rahmat kepada Rasulullah, kalau itu dilarang, kalau itu salah, Rasulullah pasti melarang, “Jangan minta ke saya, musyrik.” Tapi Enggak tuh!
Dalam Al-Quran juga ada dalil, walau annahum idz dzalamu anfusahum jauka fastaghfarullaha wastaghfara lahumurrasul lawajadullaha tawabarrahima (surat Ahzab). Seandainya mereka yang zalim datang kepada Muhammad, mereka istighfar, dan kamu pun (Muhammad) memintakan istighfar untuk mereka, pasti Allah mengampuni.
Bagaimana dengan kitab-kitab Wahabi?
Ya kan sudah banyak yang diterjemah, bahkan kalau ada orang pergi haji pulang dapat terjemahan. Itu dari kitab-kitab Wahabi semua.
Siapa pendiri Wahabi?
Begini, Muhammad bin Abd Wahab, pendiri Wahabi itu mengaku bermazhab Hambali, tapi Hambali versi Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah adalah pengikut Hambali yang ekstrim. Imam Hambali itu imam ahli sunnah yang empat yang selalu mendahulukan nash atau teks daripada akal, jadi banyak sekali menggunakan hadist ahad. Kalau Imam Hanafi kebalikannya, dekat dengan akal. Murid Imam Hambali lebih ekstrim, lahirlah Ibnu Taimiyah yang kemudian punya pengikut Muhammad bin Abd Wahab. Di sini menjadi luar biasa, malah dipraktekkan menjadi tindakan, bongkar kuburan. Sementara Ibnu Taimiyah masih teori dan wacana.
Asal usul Wahabi dari mana?
Bukan dari Mekkah, dari Najd, Riyadh. Orang Makkah asli, Madinah asli, Jeddah asli gak ada yang Wahabi, hanya tidak berani terang-terangan. Dulu hampir saja terjadi fitnah, ketika Mahkamah Syar’iyyah al ‘Ulya (Mahkamah Tinggi Syar’i) menghukumi Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki harus dibunuh karena melakukan kemusyrikan. Keputusannya sudah ditandatangani oleh Raja Khalid, tapi dimasukkan laci oleh Raja Fahd waktu itu putera mahkota, katakanlah dibekukan! Kalau terjadi, gempar itu!
Untuk membendung gerakan Wahabi, apa yang harus diiakukan NU?
Saya yakin kalau yang keluaran pesantren gak terpengaruh. Saya di sana 13 tahun, sedikitpun, malah berbalik benci. Semua yang keluaran dari NU ke sana, seperti pak Agil Munawar, Masyhuri Na’im, gak ada yang Wahabi. Semua keluaran sana gak ada yang Wahabi kalau dari sini bekalnya kuat. Atau bukan NU, seperti Muslim Nasution dari Wasliyah, pak Satria Efendi dari PERTI, gak Wahabi meskipun di sana belasan tahun sampai doktor. Pak Maghfur Usman, Muchit Abdul Fattah, pulang malah sangat anti, Wahabinya.
Insya Allah selama pesantren NU masih eksis, Wahabi gak akan masuk. Wahabi pertama kali dibawa Tuanku Imam Bonjol yang tokoh Padri. Padri itu pasukan berjubah putih yang anti tahlil. Hanya waktu itu kekerasannya Imam Bonjol untuk menyerang Belanda. Padahal ke internal juga keras. Imam Bonjol itu anti ziarah kubur. Kuburannya di Manado. Waktu saya ke Menado ditawari, “Mau ziarah kubur gak?” Ya waktu hidupnya gak seneng ziarah kubur, masak saya ziarahin?
Tentang pengikut Wahabi yang banyak dari kalangan Eksekutif?
Orang kalau sudah punya status sosiai, direktur, sudah dapat kedudukan, terhormat, kaya, yang kurang satu, ingin mendapatkan legitimasi sebagai orang soleh dan orang baik-baik. Nah, mereka kemudian mencari guru agama. Guru agama yang paling gampang ya mereka, ngajarinya gampang. Kalau ngaji sama orang NU kan sulit, detil. Kalau sama mereka yang penting ini Islam, ini kafir, ini halal, ini haram, doktrin hitam-putih. Sehingga di antara orang-orang terdidik terbawa oleh aliran mereka. Karena masih instan pemahaman agamanya. Kalau kita kan gak, kita paham agamanya sejak kecil.
Inti gerakan Wahabi itu di semua lini ya?
Harus diingat bahwa berdirinya NU itu adalah karena perilaku Wahabi. Wahabi mau bongkar kuburan Nabi Muhammad, KH Hasyim bikin Komite Hijaz. Waktu itu yang berangkat Kiai Wahab, Haji Hasan Dipo (ketua PBNU pertama), KH Zainul Arifin membawa suratnya Kiai Hasyim ketemu Raja Abdul Azis mohon, mengharap, atas nama umat Islam Jawi, mohon jangan dibongkar kuburan Nabi Muhammad. Pulang dari sana baru mendirikan Nahdlatul Ulama. Jadi memang dari awal kita ini sudah bentrok dengan Wahabi. Lahirnya NU didorong oleh gerakan Wahabi yang bongkar-bongkar kuburan, situs sejarah, mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan perilaku kita, amaliah kita. Tadinya diam saja, begitu yang mau dibongkar makam Nabi Muhammad, baru KH Hasyim perintah bentuk komite tersebut.
Seberapa kuat Wahabi sekarang?
Sebetulnya tidak kuat, sedikit. Tapi dananya itu yang luar biasa. Dan belum tentu orang yang ikut karena percaya Iho! Artinya kan semata-mata karena dapat uang. Uangnya luar biasa. Si Arab-arab itu, kan kebanyakan Arab bukan Habib. Jadi pada dasarnya mereka juga cari uang.
Ancamannya seberapa besar?
Yah, Kalau kita biarkan ya terancam. Kalau setiap hari radio MTA, TV Rodja ngantemin maulid nabi, ziarah kubur, lama-lama orang terpengaruh juga.
Sumber: Majalah Risalah NU No. 38/Tahun VI/1434H/2013 / http://www.lppimakassar.net/takfiri/kh-said-agil-siradj-tentang-wahabi-di-indonesia
Sumber yang lain tentang PKS dan Wahabi silahkan klik di http://www.salafynews.com/?s=pks+dan+wahabi
Saksi Mata Ungkap Peran Kedutaan Saudi Dalam Pembantaian Muslim di Nigeria
NIGERIA, SALAFYNEWS.COM
– Kedutaan Arab Saudi di Abuja adalah yang memerintahkan langsung
militer Nigeria untuk menyerang komunitas muslim di wilayah Zaria, yang
merenggut ribuan nyawa warga sipil, kata seorang saksi mata dan
mahasiswa Pemimpin Gerakan Islam Nigeria.
“Sumber-sumber pemerintah Nigeria telah
menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi dalam koordinasi dengan kedutaan
Arab Saud. Tentara Nigeria langsung mendapatkan intruksi dari Kedubes
Saudi di Abuja,” kata Ismail Shoaib dalam sebuah wawancara dengan situs
berita al-Waqt pada hari Minggu (20/12).
“Kami juga melihat bahwa komando sedang
mengemudi sebuah kendaraan militer yang menyerang Hussainiyah (pusat
keagamaan) dan orang-orang kulit putih yang sedang memberondong peluru
ke jamaah yang berusaha mencegah penyerangan ke husainiyah tersebut”,
tambahnya.
Shoaib juga mengungkapkan bahwa
pemerintah Nigeria baru-baru ini, menerima bantuan keuangan dari Arab
Saudi dalam enam bulan terakhir.
Tentara Nigeria menyerang dua pusat
keagamaan di negara itu pada 12 Desember lalu, yang menewaskan ribuan
warga sipil tak berdaya di sana. Beberapa jam kemudian pada tanggal 13
Desember, militer menangkap Sheikh Ibrahim Zakzaky setelah merampok
rumahnya dan membunuh tiga putranya, asisten dan para pengikutnya.
Aktivis politik itu juga mengatakan
bahwa pasukan Nigeria pada Kamis (17/12) terlihat mengubur dan membakar
mayat-mayat muslim yang menjadi pembantaian mengerikan itu, selama
serangan di wilayah Zaria.
Mereka mengatakan bahwa tentara berusaha
untuk menghancurkan setiap bukti kejahatan terhadap komunitas muslim
itu, dan menambahkan jika memeng benar mereka punya alasan yang
meyakinkan untuk melakukan pembunuhan itu, tentu mereka tidak akan
menggunakan metode-metode tersebut dengan memusnahkan barang bukti
kejahatan mereka. [Sfa/ http://www.salafynews.com/saksi-mata-ungkap-peran-kedutaan-saudi-dalam-pembantaian-muslim-di-nigeria.html]
Yusuf Muhammad: Jokowi-Ahok Lambang ‘Keemasan’ Bangsa Indonesia
SUARA RAKYAT, JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM
– Ketika saya melihat dan membaca banyaknya pembangunan di segala
penjuru nusantara Indonesia, saya jadi sempat membanyangkan betapa
majunya bangsa ini kedepan nanti.
Bayangkan saja banyaknya pembangunan mulai dari jalur rel kereta api, komuter, MRT, pelabuhan, bandara, jalan tol, galangan kapal, waduk, pembangkit listrik 35.000 MW, pesawat terbang dan kilang minyak. Semua itu dikerjakan serentak oleh pemerintahan sekarang. (Baca juga: Denny Siregar: Langkah Si Kuda Troya “Jokowi”)
Berapa uang yang dibutuhkan? Tentu sangat
banyak nilainya, bisa ribuan triliun dana untuk membangun semua itu.
Dari mana sumber dana tersebut? Ya dari uang rakyat, dari APBN dan
Investor lokal maupun asing. Bukti keseriusan pemerintah saat ini secara
kasat mata ditandai banyaknya pembangunan yang dikerjakan. Jika masih
ada yg belum melek tentang ini maka perlu diperiksakan dulu matanya.
(Baca juga: Tiru Erdogan, PKS Khianati KMP dan Prabowo)
Selain pembangunan, para mafia juga
dibabat habis. Preman-preman yang bergaya ala kolonialisme pada
ketakutan seperti sedang melihat bayangan syetan yang selalu mengikuti.
Padahal yang selalu mengikuti adalah bayangannya sendiri.
Beruntung Indonesia memiliki Jokowi dan Ahok. Mereka berdua layaknya prototype bentuk dari kemajuan bangsa Indonesia kedepan. Karakter mereka dalam memimpin memiliki gaya yang saling melengkapi. Jika melihat jauh kebelakang, mungkin mereka berdua ibarat Abu Bakar ash-Shiddiq ra dan Umar bin Khatab ra. (Baca juga: Dua Pemimpin Fenomenal Anak Negri ‘JOKOWI-AHOK’ Beda Karakter)
Abu Bakar dikenal tenang namun tegas,
berbeda dengan Umar bin Khatab yang gayanya keras, suka meledak-ledak
dan tinggi besar. Jika dilihat dari sebelumnya, Umar juga seorang non
muslim. Sebenarnya Ahok itu tidak suka melihat ketidak benaran, makanya
dia suka marah. Khususnya di Jakarta, semua orang pasti sudah tahu
bagaimana kerasnya kehidupan di sana.
Tidak cuma butuh kerja keras untuk
membereakan Jakarta dan Indonesia, tapi juga harus berani mati. Ingat
BERANI MATI, dan Jokowi-Ahok berani melakukan itu. Sayangnya ada
beberapa warga Jakarta yang belum sadar hanya karena masalah Agama
sehingga mereka menentang Ahok.
Jika Ahok saja berani mewaqafkan nyawanya demi kebenaran, apakah mereka yang menentang Ahok berani mewaqafkan nyawanya demi menegakkan kebenaran? (Baca juga: Pawang Kritik Dumay Denny Siregar: Politik Sehat Ala Jokowi dan Ganteng-ganteng Minta Saham)
Jika dahulu saat Rosulullah wafat
digantikan oleh Abu Bakar, kemudian Abu Bakar wafat digantikan oleh
Umar. Maka di era saat ini, Jokowi belum bisa digantikan oleh siapapun
termasuk Ahok, karena Jokowi masih hidup menjabat sebagai Presiden RI.
Bagi saya Jokowi-Ahok adalah lambang keemasan bangsa Indonesia.
Lihatlah saat semua pembangunan yang
dikerjaan saat ini sudah selesai. Betapa indahnya melihat kemajuan
bangsa ini dan kami yang dari awal selalu mengawal pembangunan ini akan
terseyum bahagia melihat itu semua.
Mungkin mereka yang suka mencemooh cuma
bisa cengar-cengir sambil menutupi ‘kemaluanya’ yang mengkerut seperti
habis dilanda hantaman badai hujan salju saat melihat kemajuan bangsa
Indonesia. (ARN)
Sumber: Akun Facebook Yusuf Muhammad / http://arrahmahnews.com/2015/12/23/yusuf-muhammad-jokowi-ahok-lambang-keemasan-bangsa-indonesia/
Mufti Mesir Serukan Peringatan Maulid dan Abaikan Fatwa Wahabi
KAIRO, ARRAHMAHNEWS.COM –
Bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad dan minggu persatuan
Islam, kantor Dar al-Fatwa Mesir membolehkan kaum muslimin untuk
merayakan peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw, dan juga
meminta mereka untuk mengabaikan dan menolak fatwa Takfiri Wahabi yang
menganggap hal itu sebagai bid’ah dan sesat. [Baca juga; Sejarah Muludan dan Puisi Gus Mus Tentang Kanjeng Nabi]
Menurut situs berita “Middle East Online”, Dar al-Fatwa Mesir telah
mengeluarkan pernyataan resmi, pada Senin (21/12), yang menyebutkan
bahwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad “boleh secara hukum
syariat”. Bahkan dianggap “termasuk dari salah satu amalan terbaik dan
ibadah terbesar”, karena mencerminkan “sukacita dan kecintaan kepada
Nabi Saw”.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah
memantau Kantor Fatwa Salafi Wahabi yang mengharamkan perayaan
keagamaan, seperti Maulid. Dimana salah pemimpin Salafi, Said Abd Azim,
baru-baru ini mengharamkan perayaan kelahiran Nabi dengan dalih bahwa
itu merupakan bid’ah dan sesat. [Baca juga; Ciri Teroris: Ngaku ASWAJA Tapi Anti Maulid, Anti Kuburan dan Benci Kepada Wali]
Dalam menanggapi fatwa tersebut, Dar al-Ifta Mesir mengatakan bahwa
kecintaan kepada Nabi merupakan salah satu bagian dari tonggak keimanan,
dan menekankan bahwa perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad itu
diperbolehkan secara hukum syariat karena itu merupakan pilar pertama.Dar al-Ifta Mesir juga menjelaskan bahwa “mayoritas ulama, sejak abad keempat hijriah, telah bersepakat akan legalitas perayaan maulid Nabi Saw, dimana menghidupkan kembali malam-malam maulid dengan melakukan berbagai jenis ibadah, membagikan makanan, membaca Al-Quran dan doa serta melantunkan puisi dan pujian terhadap Rasulullah Saw”. [Baca juga; Bashar Assad Hadiri Peringatan Maulid Nabi Saw di Masjid Jami’, Damaskus]
Selain itu, para ulama senior di negara-negara Islam menyerukan untuk mengabaikan dan menolak Fatwa ekstrim Wahabi, yang dikeluarkan oleh beberapa tokoh garis keras Salafi rezim Saudi yang mengharamkan perayaan hari kelahiran Nabi. [ARN / http://arrahmahnews.com/2015/12/23/mufti-mesir-serukan-peringatan-maulid-dan-abaikan-fatwa-wahabi/]
Bashar Assad Hadiri Peringatan Maulid Nabi Saw di Masjid Jami’, Damaskus
DAMASKUS, ARRAHMAHNEWS.COM
– Presiden Suriah Bashar Assad, pada Selasa malam (22/12), menghadiri
acara peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad di masjid Jami’
“Al-Akram”, Damaskus, kantor berita SANA melaporkan. [Baca juga; Indahnya Kebersamaan, Umat Islam dan Kristen Rayakan Peringatan Maulid Nabi dan Natalan Bersama-sama]
Siaran televisi Suriah menayangkan secara
langsung jalannya acara maulid. Presiden Suriah Bashar Assad terihat
sedang duduk di lantai masjid bersebelahan dengan Menteri Perwakafan
Suriah Mohamed Abdul Sattar Sayyed dan Mufti Besar Suriah, Ahmad Badr
al-Din Hassoun. [Baca juga; Nenek Tua, Maulid Nabi dan Secuil Cerita Tentang Bid’ah]
Partisipasi Bashar Assad dalam perayaan
maulid Nabi Muhammad Saw, setelah tiga hari sebelumnya berpartisipasi
dalam kunjungannya bersama istrinya ke salah satu Gereja yang terletak
di sebelah timur ibukota dalam acara persiapan perayaan hari Natal. [Baca juga; Peduli Minoritas, Assad Hadiri Persiapan Natal di Gereja Damaskus]
Bashar Assad jarang muncul di publik
sejak awal konflik Suriah pada pertengahan Maret 2011, dan sering kali
ia muncul di keramaian hanya pada beberapa momen tertentu, seperti salat
ied atau peringatan hari nasional dan agama. [ARN/ http://arrahmahnews.com/2015/12/23/bashar-assad-hadiri-peringatan-maulid-nabi-saw-di-masjid-jami-damaskus/]
SUARA RAKYAT, JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM
– Jokowi ini memang menarik. Apa yang dilakukannya ini mau tidak mau
menjadikan lawan politiknya berfikir ulang untuk bertarung dengannya.
Musuh politiknya harus mulai me-rekalkulasi strategi-straegi politiknya.
Apa yang dilakukan PKS dengan berkunjung
ke Jokowi adalah sebuah langkah maju dalam dunia perpolitikan. Jika
biasanya sebuah partai politik hanya mau loyal kepada penguasa yang
menawari mereka jabatan, maka dalam periode ini bahkan yang oposisi pun
menyatakan bahwa mereka loyal kepada pemerintahan.
Baru
kali ini PKS ragu dalam mengambil sikap menentukan angin mana yang
harus mereka ikuti. Satu kaki mereka masih di KMP, karena memang
termpatnya mereka disana dan tidak mungkin mereka mendapat tempat di
pemerintahan Jokowi. Tetapi mereka juga tidak ingin kehilangan angin,
sehingga mau tidak mau mereka harus merapat meski bahasanya disamarkan,
sebagai “oposisi loyal”. (Baca juga: Jonru Kader PKS Ancaman Kedaulatan NKRI Sebarkan Fitnah SARA)
Dan seperti biasanya oportunis, mereka-pun langsung mencari simpati masyarakat dengan melarang kadernya melakukan hate speech kepada Jokowi. Mereka ingin di mata pendukung Jokowi, nilai mereka naik. Dan salah satu kadernya yang terbalik – bukan terbaik – yaitu Fahri Hamzah kemungkinan besar akan ditarik untuk menunjukkan itikad mereka. (Baca juga: Jangan Suntikkan Racun “JONRU” Wahabi Ke Islam Nusantaraku)
Disinilah nampak kemenangan Jokowi dalam
memainkan caturnya. Ia tidak perlu berhadap2an langsung dengan musuh
politiknya. Ia cukup melakukan sesuatu untuk menarik simpat rakyat, dan
mau tidak mau musuh politiknya berpikir ulang untuk langsung berhadapan
dengan Jokowi. Bisa bahaya, bisa hancur suara mereka nanti.
Jadi “sekelas” PKS pun mau tidak mau
harus kompromi. Biasanya mereka kompromi kepada siapa yang bayar,
sekarang harus juga kompromi kepada pihak lawan. Lepas dari strategi PKS
yg ingin mencari keuntungan dari naiknya nama Jokowi, minimal mereka
sekarang tidak lagi menjadi batu sandungan yang berarti dalam kebijakan
pembangunan yang diprogramkan pemerintah selama 5 tahun ini.
Tinggal Jonru yang sakitnya tuh disini. Ia kadung sudah memposisikan diri sebagai “lawan abadi” karena mendapat banyak keuntungan dari penjualan sprei disana, sekarang harus menelan sprei-nya sendiri. Bayangkan, bagaimana dia harus bersikap? Satu sisi dia butuh kader PKS sebagai follower-nya, satu sisi lagi ia harus kehilangan bahan untuk menaikkan namanya. (Baca juga: Gara-Gara Jonru SE “Hate Speech” Dikeluarkan)
Mirip Smeagol dalam film Lord of the
Rings, jika dia ingin tetap eksis mau tidak mau ketika berhadapan dengan
Jokowi dia harus nyengir-nyengir kuda sambil meremas-remas tangannya
dan berkata geram, “My Precious….”. Habis itu dia permisi ke toilet dan
muntah-muntah sampai menggigil.. (ARN/ http://arrahmahnews.com/2015/12/23/sindiran-pedas-denny-siregar-pks-menelan-ludah-sendiri/)
Denny Siregar: AHOK, Hulk Si Pemarah dan Balada Metromini
ARRAHMAHNEWS.COM – Ahok itu sebenarnya orang yang sangat penyayang kepada sesama.
Kasus Kampung Pulo dan Metro mini adalah
gambaran siapa Ahok sesungguhnya. Dibalik kerasnya dan kasarnya ia
berbicara, hatinya sebenarnya trenyuh. Ia gabungan antara Hulk si
pemarah dan Sinterklas pemberi hadiah.
Ia trenyuh melihat betapa bertahun-tahun
warga Jakarta ketakutan dengan sikap ugal-ugalan supir metromini. Tetapi
ia tahu, bahwa supir metromini begitu karena mereka mengejar setoran
untuk makan. Disamping itu ia ingin menyelesaikan masalah kemacetan di
Jakarta, dan yang pasti ia ingin Jakarta ini seperti kota di negara maju
dimana semua tertata dengan rapih dan modern. (Baca juga: Dua Pemimpin Fenomenal Anak Negri ‘JOKOWI-AHOK’ Beda Karakter)
Bagaimana menyatukan itu semua?
Masalahnya ada di sistem transportasi. Ia
lalu menawarkan konsep integrasi dalam sistem transportasi.
Transportasi Jakarta harus nyaman, aman, murah dan tepat waktu. Dengan
kenyamanan yang ada, maka warga Jakarta akan lebih memilih transportasi
umum daripada naik kendaraan pribadi.
Maka
ia menawarkan kepada kopaja dan metromini untuk bergabung dengan
transJakarta, dengan syarat perbarui armadamu. Sudah lama ia menawarkan
konsep itu, tetapi selalu ditolak karena pengusaha angkutan umum sudah
terlalu nyaman dengan sistem yang ada.
Dengan bergabungnya angkutan umum dalam
satu moda yang terintergrasi, ia juga sekalian ingin mengangkat harkat
para supir yang selalu “kejar setoran”. Ia menawarkan sistem gaji
berdasarkan kilometer berjalan, bukan berdasarkan jumlah penumpang.
Dengan begitu, supir tidak lagi ugal-ugalan dan berlomba dengan
sesamanya utk rebutan penumpang. Supir bisa mendapat sampai 7 juta per
bulan, tanpa harus mempertaruhkan nyawanya dan nyawa penumpangnya hanya
karena “kejar setoran”.
Saya pernah lama tinggal di Jakarta,
memang sangat berbahaya sebagai penumpang. Baru kaki naik sebelah,
kernet sudah teriak kenceng, “Tarikkkkk…” Bus pun sudah lari kayak setan
dikejar naga, apalagi kalau dibelakang sudah terlihat moncong
rekannya.. Belum lagi di dalam bus desak-desakan campur keringat, parfum
murahan dan ketek yang jarang disiram. Dimana konsep manusiawinya?
(Baca juga: UNTUKMU Jonru dari seorang NASRANI)
Selain itu kekumuhan di moda transportasi
selama ini mengundang pengamen, pengemis, pemeras dan pencopet.
Memberantas itu harus mulai dari akarnya, maka perbaharui sistemnya.
Nah, ketika ia sudah menawarkan sistem
yang menguntungkan semua dan ditolak bahkan pake acara ngancam-ancam, ia
pun marah besar. Tidak ada yang bisa mengancam Ahok, bahkan dewa Zeus
sekalipun. Ia balik mengancam, kalau mau bertarung mereka akan habis.
Preman lawan dengan gaya preman. Kalau preman dilawan dengan gaya ratu
kecantikan, ya bisa diperkosa sekelurahan.
Itulah Ahok dan dia tidak habis pikir
kenapa orang yang mau diangkat harkat hidupnya malah melawan dirinya.
Ahok bukan sekedar menghancurkan sistem lama, ia juga sudah menyiapkan
solusinya sehingga tidak ada yang dirugikan. Apa kurangnya dia?
Jadi kalau ada orang-orang yang sok santun mengatakan Ahok itu sebagai pejabat tidak boleh kasar, dia tidak paham bagaimana susahnya melawan mental preman. Preman itu harus digertak bukan dihadapi dengan tangan melambai. Yang penting, lihat konsep besarnya maka akan mengerti arahnya.
Buat saya, Ahok adalah Gubernur terbaik
se-Indonesia. Belum tentu Gubernur dari daerah lain ditempatkan di
Jakarta bisa berlaku seperti dia. Mungkin sudah melambaikan tangan ke
kamera tanda menyerah. Bu Risma masih didukung warga Surabaya, lha Ahok
bahkan sebagian warganya ikut melawan dia. (Baca juga: Izin Tak Sesuai Peruntukan AHOK Semprot Pengusaha Hotel :Video)
Saya tidak bisa bayangkan, bagaimana
rumitnya mengurai benang kusut di Jakarta yang terpelihara sekian lama.
Mungkin secangkir kopi setiap pagi sudah tidak terasa lagi manisnya.
5-10 tahun lagi, ketika Jakarta sudah
tertata dengan rapih, modern dan nyaman untuk ditinggali, kita akan
berdecak kagum mengingat perjuangannya. Si Cina yang sering dimaki kafir
itu benar-benar malaikat yang diturunkan untuk warga Jakarta. Ahok, may
Allah bless you. Semoga natal ini, Tuhan memberkatimu. Tertanda, FBA –
Fans Berat Ahok. (ARN)
Sumber: DennySiregar.com / http://arrahmahnews.com/2015/12/23/denny-siregar-ahok-hulk-si-pemarah-dan-balada-metromini/
Jaksa Agung Australia; ISIS Incar Indonesia Jadi Basis “Khilafah”
ARRAHMAHNEWS.COM –
Australia memperingatkan bahwa ISIS telah mengincar Indonesia menjadi
lokasi untuk basis “khilafah”-nya. Peringatan itu disampaikan Jaksa
Agung Australia, George Brandis, Selasa (22/12/2015).
Menurutnya, kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dapat membentuk basis kekerasan di Indonesia yang dia sebut “depan pintu” Australia. Pernyataan Brandis itu juga mengacu pada penangkapan para terduga teroris di beberapa wilayah yang dituduh merencanakan pengeboman di Jakarta pada perayaan Tahun Baru 2016. Mereka yang ditangkap juga diduga sel kelompok teror yang terinspirasi ISIS. (Baca juga: 18 Kelompok Ekstrimis Islam Pro ISIS yang Wajib Diwaspadai Intellijen Indonesia)
Brandis mengatakan “tidak ada keraguan
sama sekali” bahwa Indonesia telah menjadi objek ambisi untuk ISIS yang
telah menyatakan kekhalifahan di Afghanistan, Libya dan negara-negara
lain di luar Suriah dan Irak utara.
”ISIS memiliki ambisi untuk meningkatkan
kehadirannya dan tingkat aktivitas di Indonesia, baik secara langsung
atau melalui pengganti,” kata Brandis kepada The Australian.
”Anda pernah mendengar ungkapan ‘khalifah jauh’? ISIS memiliki niat untuk mendirikan kekhalifahan di luar Timur Tengah, kekhalifahan provinsi berlaku. Telah mengidentifikasi Indonesia sebagai lokasi ambisinya,” katanya lagi. (Baca juga: Sydney Morning Herald; Masjid Al-Fataa Pusat Rekrutmen ISIS di Indonesia)
Australia telah mengatakan kepada pihak
berwenang kontra-terorisme, bahwa kasus teror mengerikan bisa terjadi di
Australia jika ISIS benar-benar menjadikan Indonesia sebagai basis.
Peringatan keras dari Brandis itu muncul
sehari setelah ada pembicaraan beberapa menteri Indonesia dan Australia,
kepala polisi dan petugas keamanan, di mana ancaman terorisme menjadi
fokus utama pembicaraan. (Baca juga: Tolak dan Lawan Kelompok Radikal yang Akan Jadikan Indonesia Seperti Suriah)
Di Jakarta, Menteri Kehakiman Australia,
Michael Keenan, mengatakan munculnya ISIS berisiko bagi keamanan kedua
negara. ”Munculnya ISIS di Timur Tengah adalah sesuatu yang telah
memdestabilisasi keamanan Australia, itu menggoyahkan keamanan teman dan
mitra kami, khususnya di sini di wilayah ini,” kata Keenan. (Baca juga:
Tuhan, Nabi, Khulafaurrosyidin Tak Perintahkan Buat Negara Khilafah)
Dalam pertemuan tahunan pertama dari
Dewan Menteri di Jakarta, Australia dan Indonesia menyepakati kerjasama
kontra-terorisme kedua negara. Kerjasama itu mencakup penanganan
kejahatan cyber, sharing intelijen, kerjasama teknis dan penanganan
pendanaan terorisme. (ARN/http://arrahmahnews.com/2015/12/22/jaksa-agung-australia-isis-incar-indonesia-jadi-basis-khilafah/)
Kepolisian Indonesia: Teroris Indonesia Dapatkan Dana dari ISIS di Suriah
ARRAHMAHNEWS.COM – Pihak kepolisian Indonesia, Senin (21/12), menyebutkan bahwa beberapa orang Indonesia yang ditangkap awal pekan ini, setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa mereka sedang merencanakan serangkaian serangan bom di Indonesia, telah menerima uang dari organisasi teroris yang berada di Suriah, hal itu merupakan bukti kuat akan adanya hubungan langsung antara mereka dengan organisasi teroris ISIS. (Baca juga: BNPT: Tujuan Radikalisme-Terorisme Ingin Ganti Pancasila dan Dirikan Khilafah)
Pihak berwenang mengatakan telah
melakukan razia di lima kota di seluruh pulau Jawa, di mana sembilan
orang akhirnya berhasil ditangkap dan beberapa peralatan yang digunakan
untuk merakit bom juga berhasil disita. Razia tersebut telah
menggagalkan beberapa rencana yang menargetkan perayaan Tahun Baru.
(Baca juga: Jerman Sebut Saudi Sebagai Bapak Radikalisme)
Polisi mengatakan bahwa mereka masih
terus siaga dan mengawasi kemungkinan adanya ancaman bahaya yang akan
dilakukan oleh beberapa militan Indonesia yang baru saja kembali dari
pertempuran bersama ISIS di Suriah.
Juru bicara kepolisian, Anton Charliyan
saat konferensi pers mengatakan “mereka telah menerima transferan uang
…mereka memiliki hubungan langsung dengan teroris ISIS di Suriah.
Informasi yang kami kumpulkan sejauh ini menyebutkan bahwa mereka
memiliki hubungan dengan ISIS. Mereka menerima uang dari salah satu
pembesar dalam organisasi itu yang bertugas sebagai koordinator untuk
menghubungkan ISIS dengan Indonesia”. (Baca juga: Pemilik “Arrahmah” Mantan Teroris dari Keluarga Pendukung Al-Qaeda Fitnah Media Aswaja ArrahmahNews.com)
Polisi menduga bahwa empat dari mereka
yang ditangkap termasuk dalam kelompok Radikal Islam yang bergabung
dengan ISIS. (ARN/Reuters/http://arrahmahnews.com/2015/12/22/kepolisian-indonesia-teroris-indonesia-dapatkan-dana-dari-isis-di-suriah/)
Tiru Erdogan, PKS Khianati KMP dan Prabowo
ARRAHMAHNEWS.COM –
Backstabbing alias pengkhianatan, disuarakan Putin saat sukhoi-nya
ditembak jatuh tentara Turki atas perintah Erdogan. Dalam bahasa Putin,
Turki Erdogan digambarkan sebagai simpatisan teroris yang menusuk dari
belakang saat Rusia menghajar ISIS dengan dengan serangan udara yang
masif. Dalam bahasa Putin inilah, presiden PKS yang baru saja datang ke
Istana dapat dikatakan telah menusuk dari belakang, Prabowo dan KMP,
rumah koalisi yang tidak lagi kokoh setelah kehilangan madu dan gulanya.
Dalam Pemilu setahun yang lalu, PKS dengan quick-count abal-abalnya berhasil mengelabuhi Prabowo, sekaligus mendapatkan durian runtuh uang kampanya, yang sebagian besar berasal dari Reza Chalid, Raja minyak yang sekarang sedang bersembunyi menutupi belangnya. Menang dalam quick-count abal-abal, akhirnya Prabowo merayakannya dengan doa syukur yang ternyata juga abal-abal karena kemudian terbukti, Jokowi-lah pemenangnya. Prabowo masgul, PKS ngotot meski akhirnya kompromi politik membuat mereka (KMP) menguasai DPR dan MPR. (Baca juga: HMI; Moral Politisi PKS Jorok, Bobrok dan Ngotot Berkuasa Demi Meraup Duit)
Situasi politik berubah. KMP dan Prabowo
yang pada masa Pemilu bisa memberikan pemasukan tidak sedikit ke
pundi-pundi PKS, sekarang sudah tidak bisa lagi memberikan harapan
banyak. Apalagi transparansi anggaran pemerintah didengungkan dan online
budgeting juga segera akan dilaksanakan mengikuti pemerintah DKI yang
dipimpin Ahok–yang telah membuat PKS DKI Jakarta berdarah-darah
kekurangan pemasukan. Selain itu, Golkar yang menjadi tulang punggung
KMP juga tidak solid ditambah lagi dedengkot mafia migas yang dulu bisa
menggelontor dana sesukanya sekarang terbirit-birit bersembunyi. Genap
sudah penderitaan PKS dan mereka mau tak mau harus berkompromi dengan
situasi. Bukankah ini yang mereka lakukan pada Demokrat? Ikut dalam
gerbong koalisi pemerintah sekaligus mengancam, menggertak, meski
akhirnya tunduk malu-malu supaya mendapat jatah? (Baca juga: Analis : Bisnis Sapi PKS Menggurita)
Deja vu! Inilah strategi lama PKS yang
sedang dipertontonkan saat presidennya datang ke Istana, tanpa
memberitahu teman-teman koalisi mereka di KMP. Tanpa malu-malu mereka
punya sejuta alasan untuk pengkhianatan ini. Ini adalah kegiatan partai
yang tidak perlu izin dari koalisi. Lha, apa makna koalisi saat partai
sendiri-sendiri datang ke pemerintah dengan tawaran dukungan politik?
Mungkin KMP sudah bubar atau mungkin PKS sudah tidak melihat urgensi KMP
karena nyatanya Golkar sudah pecah, Reza Chalid sudah bersembunyi, dan
Prabowo, seperti dulu bertapa entah di mana sambil menunggu waktu Pemilu
berikutnya. Dan lagi, PKS perlu dana untuk empat tahun ke depan dan KMP
sudah tidak bisa menjanjikan apa-apa. Bukankah ini langkah logis untuk
mendukung pemerintah dan siapa tahu Jokowi akan berbaik hati memberikan
posisi? (Baca juga: Abu Janda Al-Boliwudi Bongkar Media Teroris Berkedok Islam di Indonesia)
Kalau Anda kader PKS yang sudah dibaiat
untuk taat dengan pimpinan partai, tentu posisi Anda sangat sulit saat
ini. Bukankah sangat enak menjelek-jelekan pemerintah dan melontarkan
“jonru” ke Jokowi dari pada mendukung program-program pemerintah?
Sekarang presiden PKS menyerukan kader-kadernya untuk menghentikan
“hate-speech” mereka pada pemerintah dan Jokowi. Apakah kader PKS bisa
tahan dengan seruan ini? (ARN)
Sumber: Kompasiana / http://arrahmahnews.com/2015/12/22/tiru-erdogan-pks-khianati-kmp-dan-prabowo/
Dialog Gus Dur dan Santri
Santri : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."
Santri
: "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang,
kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita
anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal
di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi
orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."
Santri
: "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang
khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"
Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."
Santri : "Anti-aging gitu, Gus?"
Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."
Santri : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya."
Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."
Santri : "Maksudnya senior apa, Gus?"
Gusdur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."
Santri : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"
Gus
Dur : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga, terus di usir, lantas
untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan
berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa
membisik dan menggoda Nabi Adam."
Santri
: "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi
Adam yang salah. Gara – garanya, aku jadi miskin kayak gini."
Gus
Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk
menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum
Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman
ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah
(wakil Tuhan) di bumi."
Santri : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"
Gus
Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau
tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi
untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu
masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam
bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
Santri : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"
Gus
Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru
belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke
bumi."
Santri : "Aneh."
Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"
Santri
: "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam
gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok
jadi wakil Tuhan."
Gus
Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari
apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan
melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi
terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru
dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih
Nabi Adam, bukan malaikat."
Santri : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?"
Gus
Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk
tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha
tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang
enggak."
Santri : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?"
Gus Dur : "Dua-duanya."
Santri : "Kok dua-duanya?"
Gus
Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal.
Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau
mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari
surga), adalah keberhasilan."
Santri : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus."
Gus
Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi
Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah
(lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir
dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."
Santri : "Ooh…"
Gus
Dur : "Jadi intinya begitulah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang
tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau
mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga
menjadi sombong."
Santri : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan?"
Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu."
Santri : "Masa sih, Gus?"
Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok."
Santri : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"
Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran."
Santri : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh."
Gus Dur : "Siapa? Ente?
Santri
: "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang
paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain
berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah,
ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati
mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah
nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak,
mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka
pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."
Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."
Santri : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya."
Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."
Santri : "Bedanya apa, Gus?"
Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama."
Santri : "Lho, kok begitu?"
Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."
Santri : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?"
Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"
Santri : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."
Sumber : Perpustakaan Universitas Menyan Indonesia (UMI) / http://www.sarkub.com/2015/dialog-gus-dur-dan-santri/
Lembaga Fatwa Mesir: Jangan Hiraukan Fatwa Haram Wahhabi Untuk Perayaan Maulid
Kairo, LiputanIslam.com – Lembaga Fatwa Mesir (Darul Ifta’ al-Misriyyah) menyerukan kepada umat Islam supaya tetap merayakan peringatan kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad saw, dan tak usah menghiraukan fatwa takfiri Salafi/Wahhabi yang mengharamkan dan menganggapnya sebagai praktik bid’ah.Sebagaimana dilansir Middle East Online dan CNN Selasa (22/12), Lembaga Fatwa Mesir Senin (21/12) merilis statemen berisikan penegasan bahwa perayaan maulid Nabi saw “secara syar’i boleh”, dan bahkan “tergolong amalan terbaik dan upaya pendekatan (kepada Allah) yang paling agung” karena perayaan itu mencerminkan “kebahagiaan dan kecintaan kepada Nabi saw”.
Statemen ini dirilis menyusul keluarnya lagi fatwa ulama Salafi/Wahhabi yang mengharamkan tradisi perayaan-perayaan keagamaan.
Disebutkan bahwa Badan Pemantau Fatwa Aneh dan Takfiri yang bernaung di bawah Lembaga Fatwa Mesir belakangan ini telah memantau fatwa yang dikaitkan kepada salah seorang tokoh Wahhabi bernama Said Abdul Adhim yang mengharamkan perayaan maulid Nabi saw dan menganggapnya sebagai bid’ah nan sesat.
Menanggapi fatwa itu, Lembaga Fatwa Mesir menegaskan bahwa “kecintaan kepada Nabi saw merupakan bagian dari prinsip keimanan”, dan merupakan “perkara yang sudah pasti kesyar’iannya, karena merupakan prinsip bagi semua prinsip serta penunjangnya yang pertama.”
Darul Ifta’ Mesir menjelaskan bahwa
“mayoritas ulama sejak abad ke-4 Hijriah sepakat atas kesyar’ian
perayaan maulid nabawi,” dan perayaan malam maulid senantiasa dilakukan
dengan “berbagai bentuk pendekatan kepada Allah, termasuk berbagi
makanan, membaca al-Quran, berdzikir dan melantunkan syair dan pujian
kepada Rasulullah saw.”
Badan Pemantau Fatwa Aneh dan Takfiri menyatakan bahwa Rasulullah saw
sendiri juga telah mensunnahkan kebersyukuran kepada Allah atas
kelahiran beliau, dan dalam hal ini terdapat riwayat sahih bahwa beliau
berpuasa pada hari Senin dan bersabda, “Ini adalah hari kelahiranku”
sebagai isyarat bahwa kelahiran beliau ada anugerah Allah Swt bagi umat
Islam.Mufti Besar Arab Saudi, Syeikh Abdul Aziz Al-Asheikh, dalam kutbah Jumat di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadh, Arab Saudi, Januari 2015 juga mengeluarkan fatwa haram untuk perayaan maulid Nabi saw dan menyebutnya sebagai bentuk praktik tahayul yang diada-adakan dalam tradisi keagamaan.
“Ini merupakan bid’ah yang merayap ke Islam setelah tiga abad pertama ketika para sahabat dan penerus dari para sahabat hidup,” katanya.
Menyoal Keabsahan Piagam Perlindungan Nabi Kepada Biara St Catherine
Menjelang perayaan Natal, di media sosial tersebar info tentang adanya piagam yang berisi pernyataan Nabi Muhammad SAW untuk melindungi biara St. Catherine Monastery dan para biarawan di dalamnya. Piagam itu ditulis pada tahun 628 M. Pada saat itu, utusan dari Biara St. Catherine mengunjungi Nabi Muhammad untuk meminta perlindungan dan Nabi pun memberikan perlindungan dengan menuliskan sebuah piagam. Inilah terjemahan isinya,
Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapapun yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.Pada tahun 1517, piagam tersebut diambil oleh Sultan Selim I dari Turki dan saat ini berada di Museum Topkapi di Istanbul. Akan tetapi Sultan memberikan salinan atas piagam tersebut kepada para biarawan, dan melegalisir isi piagam tersebut. Dengan demikian, piagam asli saat ini disimpan di museum Topkapi di Turki, sementara salinannya disimpan di St. Catherine Monastery. (baca: Catatan Perjalanan ke St Catherine).
Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apapun yang tidak menyenangkan mereka.
Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka.
Sekalipun oleh para hakim-hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, maka akan dikeluarkan dari biara mereka.
Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apapun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
Jika ada yang mengambil hal-hal tersebut,maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apapun yang mereka benci.
Tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang.
Umat Islam wajib bertempur untuk mereka.
Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaikinya dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka.
Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir (akhir dunia).
Namun, apakah piagam tersebut benar-benar dirilis oleh Nabi Muhammad?
Ada beberapa argumen sanggahan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang menolak isi piagam ini, antara lain:
1. Stempel surat Nabi Muhammad adalah Khotam Nabi, dan bukan seperti ini gambar tangan.
2. Zaman Nabi belum ada kertas, yang dipakai untuk menulis adalah kulit hewan.
3. Semua surat Nabi SAW pasti ada yang meriwayatkan dengan jalur sanad dan perawi yang shahih.
4. Isi surat ini yang sangat bertentangan dengan Al Quran dalam masalah sikap Islam terhadap kaum kafir.
Benarkah demikian?
Berikut ini tanggapan dari Sofia Abdullah, seorang peneliti sejarah Islam dari Bandung, yang tersebar melalui grup WhatsApp.
1. Adanya stempel berupa gambar tangan dalam piagam tersebut adalah karena memang itulah tradisi surat perjanjian yang diterima masyarakat saat itu. Perlu diingat bahwa naskah piagam tersebut memang SALINAN, tapi bukan berarti naskah palsu. Naskah sepenting itu, memang pasti disalin jauh sebelum diambil pada era Ottoman, dan yang tidak bisa disalin tentunya stempe/khotam Nabi karena khotam itu hanya dipegang oleh Nabi dan Ahlulbaitnya. Sementara, lukisan tangan/cap tangan nabi sangat bisa dilukis, sebagaimana hiasan-hiasan pada kertas piagam tersebut. Rasulullah Muhammad saw adalah rahmatan lil alamin, sehingga dalam menyebarkan Islam, beliau akan mengikuti tradisi dan budaya setempat selama tidak bertentangan dengan ajaran tauhid.
2. Pada zaman nabi Muhammad, sudah ada kertas, nama ‘kertas’ pun berasal dari Bahasa Arab (qirthas), kertas bahkan sudah ada sejak nabi Musa dibuat dari bahan/daun Papirus, itulah mengapa orang Eropa menyebut kertas ‘paper’, dari kata papirus.
3. Bahkan sebenarnya banyak surat perjanjian Nabi saw yang tidak diketahui perawi. Jangankan surat, utusan nabi ke berbagai belahan dunia pun tidak semuanya tercatat dalam sejarah yang dirawikan oleh perawi hadits yang terkenal. Sejarah Rasul yang umum diketahui adalah bahwa orang yang diutus Nabi keluar jazirah Arabia cuma berjumlah 5-6 orang, padahal Rasul mengirim utusan sebanyak kaum yang ada pada masa itu (ada di Al Qur’an). Yang dirawikan oleh perawi shahih cuma 5-6 orang itu karena memang hanya itu yang tersisa di Arab setelah peristiwa pembakaran Ka’bah dua kali yang menghilangkan hampir seluruh artefak Nabi, dan yang tersisa hanya surat-surat yang dibawa 5-6 orang itu saja.
Banyak sejarah Nabi terutama mengenai utusan-utusan beliau yang harus kita telusuri dari catatan sejarah tiap-tiap negara, meski tidak tercantum di hadits. Yang jadi patokan adalah: selama ajarannya tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan hadits nabi jalur Ahlulbait dan berasal dari tahun yang sama dengan Nabi, selama cara penyebaran Islam adalah dengan damai melalui perdagangan dan perkawinan, bisa dipastikan itu adalah utusan Nabi. Kami sudah menelusuri utusan nabi ke Sumatera, Kalimantan, Cina, Indocina, India, semuanya tidak ada di hadits, cuma patokannya ya itu tadi. Utusan-utusan nabi juga bisa ditelusuri melalui tokoh-tokoh yang dekat dengan nabi, seperti istri atau sahabat beliau serta peristiwa yang terjadi pada zaman nabi yang terkait dengan dunia diluar Arab, dari penelusuran ini akan diketahui hubungan nabi dengan negara-negara di luar jazirah Arab. Hubungan baik ini, karena tidak dilakukan dengan invasi, diteruskan oleh para Imam as. Contoh penelusuran sejarah kerabat Rasul yg terkait dengan dunia di luar jazirah Arab misalnya waktu saya telusuri biografi salah satu istri Rasul yang bernama Sayyidah Zainab bt Jahsy, nah ayahanda Zainab bt Jahsy adalah utusan Rasul ke wilayah Indochina, antara lain: Champa (sekarang Vietnam), Siam (Thailand), Kamboja, dan sekitarnya, dan ini tidak ada di hadits. Rasul saw juga berhubungan baik dengan Mesir, dengan diutusnya Maria al Qibtiyyah dan saudaranya serta berbagai cenderamata sebagai tanda persahabatan dari Mesir dll, dan besar kemungkinan diutusnya Maria al Qibtiyyah dan saudaranya serta hadiah-hadiah lain, ada kaitannya dengan perjanjian di St Catherine ini, karena lokasinya pun sama yaitu Mesir.
4. Saya tidak melihat ada pertentangan isi piagam Nabi tersebut dengan isi Al Quran. Nabi juga memberikan perlindungan kepada Kristen dan Yahudi di Madinah dengan syarat mereka tidak memerangi Nabi. Jangankan kepada Kristen/Yahudi, kepada umat Islam pun Nabi tidak pernah memaksa perang/wamil. (dw/LiputanIslam.com / http://liputanislam.com/kajian-islam/menyoal-keabsahan-piagam-perlindungan-nabi-kepada-biara-st-catherine/)
Gawat! Indonesia Mau Dijadikan Provinsi ISIS
Jakarta, LiputanIslam.com
— Kelompok teroris transnasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)
berencana akan membentuk ‘distant chaliphate’ atau affiliasi
khilafah/khilafah jarak jauh di Indonesia. Menurut pihak berwenang
Australia, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam menjadi daya
tarik tersendiri bagi ekstremis ISIS.
“ISIS berambisi untuk memperluas keberadaan dan aktivitasnya di Indonesia, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan,” ujar pejabat tersebut, seperti dilansir oleh surat kabar The Australian, yang dikutip Alalam (23/22/2015).
Anda pernah mendengar ungkapan ‘distant caliphate’? ISIS berniat mendirikan kekhilafahan di luar Timur Tengah, memberlakukan aturan seperti provinsi khilafah. Dan mereka berambisi, lokasi ‘distant caliphate’ adalah Indonesia.”
Peringatan ini disampaikan setelah penggerebekan teroris di Indonesia baru-baru ini oleh Densus 88. Mereka hendak menebar teror, dengan menargetkan Muslim Syiah, pusat-pusat perbelanjaan, dan kantor polisi. Mereka memiliki bahan peledak, dan bendera yang menunjukkan keterkaitan dengan ISIS.
Baca juga: Mengapa Syiah Ditargetkan Kelompok Teroris di Indonesia?
Untuk itu, pihak berwenang Indonesia kini telah meningkatkan keamanan di bandara, kedutaan asing, istana presiden dan area publik lainnya, dengan menerjunkan 150.000 personil. Aparat keamanan juga diarahkan untuk menjaga gereja-gereja di seluruh Indonesia selama beberapa minggu mendatang.
“Kelompok ini (yang telah ditahan) berkolaborasi dengan para jihadis yang kembali dari Suriah. Mereka ingin melakukan ‘konser’ untuk menarik perhatian dari media internasional. Dulu, mereka menggunakan istilah ‘pengantin’ yang berarti melakukan bom bunuh diri. Sekarang mereka menggunakan istilah ‘konser’ untuk hal serupa.”
Sejarah mencatat, beberapa kali terjadi serangan mematikan di Indonesia. Misalnya bom Bali 1 dan bom Bali 2, serangan di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, juga serangan pada gereja.
Melawan Lupa, ISIS Gelar Baiat Khilafah
Pada tanggal 16 Maret 2014, LI meliput acara baiat yang dilakukan oleh pendukung ISIS di Bundaran HI. Mereka menggelar acara yang bertajuk “Tabligh Akbar:Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah; Support & Solidarity for ISIS.” Pada deklarasi, mereka menyatakan, “Kami para Muwahhidin di Indonesia di kawasan timur dunia Islam mendukung sepenuhnya Daulah Islamiyyah ini dan kami mengumumkan serta menampakkan dukungan dan pembelaan kami terhadapnya di hadapan public dalam rangka membuat geram musuh-musuh Islam yang senantiasa membuat tipu daya dalam rangka menghancurkan daulah ini. Bahkan seandainya Amirul Mu’minin Abu Bakar Al-Baghdadi al-Quraisyi meminta dari kami untuk berbaiat kepadanya, tentu kami tidak akan ragu-ragu di dalam hal itu dan tentu kami tergolong orang-orang yang bersegera menyambut ajakannya dalam rangka mencari ridho Allah dan membuat geram musuh-musuh-Nya.”
Baca juga: Deklarasi Baiat Organisasi Teroris Transnasional
Perhatikan salah seorang orator yang tertangkap oleh kamera LI berikut ini (yang memegang microfon):
Ternyata, sosok yang sama kemudian ditangkap oleh Densus 88, di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur, pada 6 Agustus 2015.
LI secara aktif telah memberitakan gerakan ISIS di Timur Tengah, maupun kegiatan pendukung ISIS di Indonesia sejak awal tahun 2014. Saat itu, ISIS belum dilarang di Indonesia dan masih ‘samar-samar’. Barulah, setelah kota Mosul di Irak jatuh ke tangan ISIS pada Juni 2014, pemerintah mulai memperingatkan tentang bahaya ISIS.
Berbagai propaganda ISIS yang dilakukan melalui situs berita ataupun media sosial juga telah disampaikan, termasuk upaya mereka merekrut para jihadis baru untuk berperang di Suriah. Mereka juga mengajak masyarakat Indonesia untuk berbaiat kepada Khalifah ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Lalu mengapa, perlu waktu lebih dari setahun bagi pihak berwenang Indonesia untuk menangkap jaringan/ pendukung ISIS di Indonesia? Apakah mereka harus mengebom dan menghancurkan Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian ditindak? (ba / http://liputanislam.com/terorisme/gawat-indonesia-mau-dijadikan-provinsi-isis/)
“ISIS berambisi untuk memperluas keberadaan dan aktivitasnya di Indonesia, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan,” ujar pejabat tersebut, seperti dilansir oleh surat kabar The Australian, yang dikutip Alalam (23/22/2015).
Anda pernah mendengar ungkapan ‘distant caliphate’? ISIS berniat mendirikan kekhilafahan di luar Timur Tengah, memberlakukan aturan seperti provinsi khilafah. Dan mereka berambisi, lokasi ‘distant caliphate’ adalah Indonesia.”
Peringatan ini disampaikan setelah penggerebekan teroris di Indonesia baru-baru ini oleh Densus 88. Mereka hendak menebar teror, dengan menargetkan Muslim Syiah, pusat-pusat perbelanjaan, dan kantor polisi. Mereka memiliki bahan peledak, dan bendera yang menunjukkan keterkaitan dengan ISIS.
Baca juga: Mengapa Syiah Ditargetkan Kelompok Teroris di Indonesia?
Untuk itu, pihak berwenang Indonesia kini telah meningkatkan keamanan di bandara, kedutaan asing, istana presiden dan area publik lainnya, dengan menerjunkan 150.000 personil. Aparat keamanan juga diarahkan untuk menjaga gereja-gereja di seluruh Indonesia selama beberapa minggu mendatang.
“Kelompok ini (yang telah ditahan) berkolaborasi dengan para jihadis yang kembali dari Suriah. Mereka ingin melakukan ‘konser’ untuk menarik perhatian dari media internasional. Dulu, mereka menggunakan istilah ‘pengantin’ yang berarti melakukan bom bunuh diri. Sekarang mereka menggunakan istilah ‘konser’ untuk hal serupa.”
Sejarah mencatat, beberapa kali terjadi serangan mematikan di Indonesia. Misalnya bom Bali 1 dan bom Bali 2, serangan di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, juga serangan pada gereja.
Melawan Lupa, ISIS Gelar Baiat Khilafah
Pada tanggal 16 Maret 2014, LI meliput acara baiat yang dilakukan oleh pendukung ISIS di Bundaran HI. Mereka menggelar acara yang bertajuk “Tabligh Akbar:Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah; Support & Solidarity for ISIS.” Pada deklarasi, mereka menyatakan, “Kami para Muwahhidin di Indonesia di kawasan timur dunia Islam mendukung sepenuhnya Daulah Islamiyyah ini dan kami mengumumkan serta menampakkan dukungan dan pembelaan kami terhadapnya di hadapan public dalam rangka membuat geram musuh-musuh Islam yang senantiasa membuat tipu daya dalam rangka menghancurkan daulah ini. Bahkan seandainya Amirul Mu’minin Abu Bakar Al-Baghdadi al-Quraisyi meminta dari kami untuk berbaiat kepadanya, tentu kami tidak akan ragu-ragu di dalam hal itu dan tentu kami tergolong orang-orang yang bersegera menyambut ajakannya dalam rangka mencari ridho Allah dan membuat geram musuh-musuh-Nya.”
Baca juga: Deklarasi Baiat Organisasi Teroris Transnasional
Perhatikan salah seorang orator yang tertangkap oleh kamera LI berikut ini (yang memegang microfon):
Ternyata, sosok yang sama kemudian ditangkap oleh Densus 88, di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur, pada 6 Agustus 2015.
LI secara aktif telah memberitakan gerakan ISIS di Timur Tengah, maupun kegiatan pendukung ISIS di Indonesia sejak awal tahun 2014. Saat itu, ISIS belum dilarang di Indonesia dan masih ‘samar-samar’. Barulah, setelah kota Mosul di Irak jatuh ke tangan ISIS pada Juni 2014, pemerintah mulai memperingatkan tentang bahaya ISIS.
Berbagai propaganda ISIS yang dilakukan melalui situs berita ataupun media sosial juga telah disampaikan, termasuk upaya mereka merekrut para jihadis baru untuk berperang di Suriah. Mereka juga mengajak masyarakat Indonesia untuk berbaiat kepada Khalifah ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Lalu mengapa, perlu waktu lebih dari setahun bagi pihak berwenang Indonesia untuk menangkap jaringan/ pendukung ISIS di Indonesia? Apakah mereka harus mengebom dan menghancurkan Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian ditindak? (ba / http://liputanislam.com/terorisme/gawat-indonesia-mau-dijadikan-provinsi-isis/)