Jumat, 02 September 2016

Ustadz-ustadz "Artis" Wahabi salafi takfiri hingga Hizbutahrir Indonesia di "Bubarkan" , Indonesia umumnya dan Kalimantan selatan khususnya "Bakal Damai"..!!!??!!!



MOUPOLRI-PBNU: Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Ketum PBNU Said Aqil Siradj menandatangani MoU tentang Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya Kamis (1/9) kemarin..|Ridho
MOUPOLRI-PBNU: Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Ketum PBNU Said Aqil Siradj menandatangani MoU tentang Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya Kamis (1/9) kemarin..|Ridho

PBNU: Semua Teroris di RI Wahabi


SURABAYA–Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siradj mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian MA PhD segera membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pasalnya, Ormas ini sudah jelas tidak mau menerima ideologi Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 karena mereka ingin mendirikan khilafah Islamiyah di Indonesia.
“HTI harus kita anggap musuh bersama. Mereka anti-nation (nasionalis), anti-negara kebangsaan. Ingin mendirikan khilafah seperti zaman Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mimpinya seperti itu. Kami mengusulkan kepada Kapolri mumpung ketemu di sini, HTI bubarkan,” tegas Kiai Said usai melakukan penandatanganan MoU antara PBNU dan Polri terkait Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (1/9) kemarin.
Hadir pada acara ini Ketua PWNU Jatim KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah yang juga menyampaikan sambutan. Juga digelar seminar sampai pukul 17.00 WIB, menghadirkan pemakalah Dr Suko Widodo (Fisip Unair), Ihsab Ali Fauzi (ketua PUSAD Paramadina), KH Anwar Iskandar (wakil syuriah PWNU Jatim), Irjen Pol Unggung Cahyono (Asopos Kapolri), dan perwakilan Mabes TNI.

 Undangan yang terdiri atas ulama dan pimpinan NU di daerah serta unsur Polri dan TNI.|Ridho
Undangan yang terdiri atas ulama dan pimpinan NU di daerah serta unsur Polri dan TNI.|Ridho

Kembali ke pernyataan KH Said Aqil, selain HTI dia juga mengusulkan Kapolri membubarkan organisasi yang membahayakan NKRI lainnya seperti Majelis Mujahidin, dan Jamaah Takfir Wal Hijrah. “Orang-orang yang suka menyebar kebencian, teroris dan radikalis adalah musuh kita bersama sehingga harus diusir dari Indonesia,” ungkap Kang Said, panggilan akrabnya.
Langkah seperti ini juga pernah dicontohkan Nabi Muhammad saw saat membuka Kota Madinah. Bahkan Allah sendiri dalam salah satu surat Alqurán memerintahkan kepada Rasulullah untuk memerangi kaum munafik dan orang yang suka membuat teror (zalim) mengatasnamakan agama di Madinah supaya diperangi dan jangan dianggap sebagai saudara atau tetangga. “Kita di sini juga harus demikian, usir orang-orang yang suka menebar teror mengatasnamakan agama dari Indonesia,” jelasnya.
Bagi NU, konsep bernegara itu jelas mengacu konsep pemikiran Hadratus syech KH Hasyim Asyári pendiri NU yang dicetuskan pada 1914 di mana Islam dan nasionalisme (kebangsaan) harus bersatu dan jangan dipertentangkan.
“Islam saja belum tentu bisa menyatukan umat dan nasionalisme saja tanpa agama bisa menjadikan nasionalisme yang liberal, abangan, kering dan tidak punya nilai (spirit) dalam nasionalisme itu sendiri,” beber Kang Said.
Karena itu, Mbah Hasyim Asyári kemudian membuat  jargon yang sangat terkenal yaitu “cinta tanah air itu sebagian dari iman” (Hubbul Wathon Minal Iman). Bahkan Kiai Hasyim Asy’ari memerintahkan Mbah Wahab Chasbullah menciptakan mars “Ya Ahlal Wathon” untuk membangkitkan perjuangan umat dalam melawan bangsa penjajah.
“Tidak ada ulama di dunia yang mengatakan Hubbul Wathon Minal Iman kecuali KH Hasyim Asyári. Makanya di negara-negara Timur Tengah seorang nasionalis tidak ulama dan yang ulama tidak nasionalis. Ini bedanya dengan di Indonesia karena sebagian besar tokoh nasionalis juga seorang ulama dan yang ulama juga nasionalis,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketum PBNU ini juga mengingatkan kepada Kapolri supaya memantau beberapa pondok pesantren di Indonesia yang menjadi penyebar paham radikalisme yang selangkah lagi menjadi gerakan terorisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
“Ada 20 pesantren, semuanya Wahabi. Wahabi memang bukan teroris tapi ajarannya ekstrem. Kita ini semuanya dianggap bid’ah dan musyrik karena menurut mereka Maulid Nabi itu bid’ah, Isra’ Miraj bid’ah, ziarah kubur musyrik, haul musyrik, dan semuanya masuk neraka. Kami khawatir murid mereka memahami kalau begitu boleh dibunuh dong orang ini karena kerjaannya musyrik semua,” terang Kang Said.
Teroris di RI Keluaran Wahabi
Ia juga berani memastikan bahwa pelaku teroris lokal adalah keluaran pesantren wahabi. Contohnya pelaku bom bunuh diri di Polresta Cirebon, Saifuddin, adalah alumni dari Pesantren As-Sunnah di Desa Kali Tanjung, Kecamatan Graksan, Cirebon Selatan.
Kemudian pelaku bom hotel Ritz Charton, Syarifufin, dari Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, juga keluaran As-Sunnah. Dan direktur pesantren itu bernama Salim Bajri Yusuf Ba’itsa.
Selain itu, Ahmadd Yusuf dari Cirebon Timur, pelaku bom Gereka Bethel di Solo, juga keluaran pesantren Wahabi. Kemudian yang mati di Jalan Thamrin Jakarta itu semua alumni dari pesantren beraliran Wahabi seperti Bahrun Naim, Afifi dari Subang, Dian Ali dari Tegal, Muazzam dari Desa Kedung Wungu, Kecamatan Karang Ampel, Indramayu.
“Abu Wardah, Santoso, Amrozi, Ali Gufron, Imam Samudra, Dul Matin dan Umar Patek yang mertuanya bernama H Shofi pemilik salah satu Pom bensin di Pemalang, Jawa Tengah juga alumni pesantren berpaham Wahabi,” jelas KH Said Agil Siradj.
Pesantren Wahabi lainnya yang perlu dipantau dan diwaspadai adalah Pesantren Al Faruq di Jalan Danau Toba, Jember, Jawa Timur yang Ketuanya bernama Amin Rojab, Pesantren Al Fitroh di Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya yang direkturnya bernama Ainul Harist. Kemudian Pesantren Umar bin Khottob di Mataram.
Pesantren As Soffah di Lenteng Agung Jakarta yang diketuai oleh Maman Abdurahman yang pernah terlibat dalam pengeboman Hotel Atrium, akibatnya pernah dipenjara 1 tahun. Kemudian ada lagi Pesantren Ulil Albab di Bandar Lampung ketuanya Yazid.
“Kami minta kepolisian mengawasi pesantren-pesantren itu karena menyebarkan paham Wahabi dan radikalisme yang dikhawatirkan menjadi bibit teroris di Indonesia,” jelas Kang Said.
Musuh bersama lainnya yang tengah berusaha mendapatkan pengakuan dan minta dilegalkan perkawinan sejenis adalah LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender). Bahkan organisasi trans nasional ini mendapat kucuran dana 150 miliar dari perusahaan internasional yaitu Starbuck.
“Ini termasuk kelompok yang suka membikin gaduh dan membuat tidak aman di madinah (negara) kita karena termasuk kategori  kelompok Murjifun sehingga tidak boleh dibiarkan berkembang bahkan kalau perlu kita perangi,” pungkasnya.
Memberi Manfaat ke NU
Dari Jakarta,  Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini menghimbau pengurus NU untuk selalu waspada dan hati-hati dengan gerakan Wahabi yang mengobrak abrik tradisi dan ajaran ahlussunnah wal jamaah (Aswaja). “Saya kira kita semuanya harus selalu waspada dan lebih berhati-hati terhadap gerakan Wahabi,” ujarnya kepada Duta di Jakarta, Kamis (1/9)
Meski demikian, Helmy enggan mempermasalahkan gerakan Wahabi yang memberi manfaat kepada warga NU, semisal masalah pendidikan, banyak kader NU yang sekolah dan lulus dari kampus milik Wahabi. “Asalkan jangan sampai ikut ajaran Wahabi sajalah,” ujarnya.
Karena itu, ke depan kata Helmy, pentingnya sebuah penyaringan atau seleksi dari kader-kader NU yang akan dan sudah telanjur masuk Wahabi. “Pokoknya kami berusaha dan terus membentengi mereka untuk tidak lagi masuk menjadi agen Wahabi,” terangnya.
Banyak Nahdliyin Tergiur Wahabi
Sementara itu, Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU KH Mansur Saerozy mengatakan, gerakan Wahabi di Indonesia sudah tahap akut atau mengkhawatirkan. Dengan berbagai pola dan cara mereka melakukan satu gerakan untuk menyiarkan agenda Wahabi. “Cara mereka terbukti berhasil, banyak orang kita yang ikut dan tergiur dengan rayuannya,” ujarnya
Dikatakannya, cara-cara licik gerakan Wahabi terus gencar dilakukan, baik melalui media maupun berbagai macam cara, dan tampaknya usaha mereka berhasil. Seperti, membuat buku pedoman ibadah, membuat pamflet tata cara ibadah yang baik dan benar, memasang juru dakwahnya untuk masuk ke masjid musala, dan yang lebih ngeri lagi, katanya Wahabi memanfaatkan media sosial sebagai alat dakwah dan menyebarkan ajarannya. “Tentu ini yang harus diwaspadai oleh semua umat muslim, terutama warga NU, jangan sampai tergiur dan mengikuti ajaran wahabi,” ungkapnya
Diakuinya, gerakan atau cara Wahabi mengajak umat muslim lainnya untuk mengikuti ajarannya memang tidak kentara, dan terkesan tidak bermasalah. Apalagi bagi orang awam yang sama sekali kurang paham tentang agama. Kesempatan emas itulah yang dimanfaatkan orang wahabi untuk leluasa merekrut dan mengajak orang awam bergabung ke wahabi. “Jadi banyak yang ikut mereka itu gara-gara tidak tahu dan kurang paham tentang agama,” ujarnya.
Menurut dia, gerakan Wahabi di Indonesia jauh lebih rapi gerakannya dibandingkan dengan Wahabi di luar negeri. Model gerakan yang tersistem,massif, dan terstrukur. Jiwa dan harta mereka keluarkan hanya agar bagaimana Wahabi berkembang dan besar. “Kalau soal duit, saya kira berapa miliaar yang sudah mereka keluarkan, belum lainnya, banyaklah,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Kiai Mansur, LTM sebagai salah satu lembaga PBNU, memiliki tanggung jawab dan tugas untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu caranya, LTM menerbitkan buku-buku panduan beribadah ala ahlussunah wal jamaah (NU) yang disebarkan ke seluruh masjid di Indonesia, melakukan plangisasi masjid dan musola NU, melakukan sertifikasi tanah masjid NU, dan sebagainya. “Intinya, NU harus lebih cerdas dan cepat daripada wahabi,” pungkasnya.
Kapolri: NU Pendiri NKRI
Kembali ke penandatangan MoU PBNU-Polri dalam penanganan konflik sosial dan ujaran kebencian (hate speech), Kapolri Jenderal Tito Karnavian dipilihnya NU sangat tepat. Sebab, NU merupakan salah satu elemen pendiri bangsa Indonesia sehingga menjaga keutuhan NKRI juga menjadi tanggung jawab besar warga nahdliyin.
Menurut Tito, sebelum Indonesia merdeka ada empat kelompok yang turut berjasa besar dalam pendirian NKRI. Tapi hanya tiga kelompok yang bersepakat negara Indonesia yang akan didirikan haruslah bisa mengakomodir kebhinekaan, toleransi dan nasionalis.
“Tiga elemen itu adalah kelompok nasionalis yang dimotori Soekarno-Hatta, kelompok laskar pemuda yang melahirkan TNI/Polri, dan kelompok Islam moderat yang diwakili NU. Sehingga NU adalah pendiri bangsa yang wajib menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.
Pertimbangan lainnya, kata Tito, organisasi keagamaan yang memiliki anggota sekitar 93 juta itu memiliki jaringan yang sangat besar dan memiliki ideologi yang moderat (toleran) sehingga bisa disinergikan dengan Polri dan TNI yang memiliki tugas menjaga keamanan dan pertahanan Indonesia.
“Aparat Polri dan TNI itu terbatas dan tak mungkin bisa menjaga keamanan dan pertahanan bangsa jika tak melibatkan seluruh komponen bangsa,”  jelasnya.
Secara kebetulan, PBNU juga memiliki singkatan yang sama dengan empat pilar kebangsaan. PBNU itu juga bisa disingkat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI. dan UUD 1945.
Sedangkan dipilihnya Kota Surabaya sebagai tempat MoU Polri dengan NU terkait penanganan konflik sosial dan hate speech, lanjut Tito. juga sangat tepat karena NU lahir di Kota Pahlawan Surabaya. “Mari kita pertahankan NKRI dari Kota Pahlawan. Sebenarnya Polri dengan NU itu kerja sama atau pacarannya sudah lama tapi baru sekarang nikah secara resmi,” ungkapnya.
Indonesia sebagai negara yang meniliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, mempunyai potensi besar konflik sosial yang bisa dipicu oleh persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, SARA, batas wilayah, sumber daya alam (SDA) maupun distribusi SDA.
“Karena itu persoalan konflik sosial menjadi salah satu prioritas Polri dalam menciptakan keamanan masyarakat setelah terorisme. Konflik sosial itu bisa berdampak luas sehingga harus bisa dicegah sedini mungkin dengan melibatkan seluruh elemen bangsa termasuk NU,” jelas mantan Kapolda Metrojaya ini.
Konflik sosial yang timbul biasanya dibagi dua kategori, yaitu by nature (alami) dan by desain. Sedangkan hate speech (ujaran kebencian) merupakan bagian dari proses (treager) konflik sosial lantaran ujaran kebencian bisa memprovokasi dan memobilisasi massa untuk terjadinya konflik.
“Kapolri telah mengeluarkan perangkat hukum berupa SE No.6/X/2015 tentang penanganan ujaran kebencian (hate speech). Sedangkan penegakan hukumnya bisa menggunakan Pasal 156, 157, 310 KUHP atau Pasal 28 jis, Pasal 45 ayat (2) UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, serta Pasal 16 UU No.40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis,” ujar Tito Karnavian.
Penanganan konflik sosial, lanjut Tito, juga menjadi tanggung jawab kepala daerah. Hal itu tertuang dalam Inpres No 2 Tahun 2013 yang diperbaharui menjadi Inpres No.1 tahun 2014 mengamanatkan kepala daerah membentuk tim terpadu penanganan konflik sosial. Ketuanya kepala daerah, wakilnya bisa dari Polri/TNI dan anggotanya dari tokoh masyarakat maupun Ormas. ud, hud / http://biangnews.com/2016/09/02/pbnu-semua-teroris-di-ri-wahabi/

Alhamdulillah.Kalimantan Selatan Bubarkan Pengajian Khalid Basalamah,Karena Pernah menghina Rakyah aceh

Alhamdulillah.Kalimantan Selatan Bubarkan Pengajian Khalid Basalamah,Karena Pernah menghina Rakyah aceh
Allahu akbar,. alhamdulillah ternyata umat islam sebagian besar warga di nusantara telah banyak yang menyadari siapa itu Salafi atau Wahabi dengan segala kesesatannya yang suka menamai dirinya sebagai pengikut Sunnah.

Berikut ini sebuah informasi yang layak untuk disimak dan diapresisasi, datang dari negeri Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Setelah daerah-daerah lain seperti Madura, Aceh, Samarinda, Batam yang rakyatnya secar tegas menolak Salafi Wahabi kini juga datang kabar dari negeri yang dulu cukup dikenal dengan islam dan ulama-ulama besarnya, seperti Syaikh Abdul Shamad Al-Banjari.

Seperti yang dilansir oleh sebuah situs islam fakhox.ga terbitan 17 Dzulqaidah 1437 H atau 21 Agustus 2016, mengabarkan bahwa sebuah pengajian akbar yang diasuh oleh narasumber dari Salafi Wahabi yaitu ustad Khalid Basalamah ternyata telah dibubarkan secara resmi.

Menyangkut alasan mengapa dibubarkan, menurut sebagian tokoh-tokoh masyarakat setempat menjelaskan bahwa mereka tokoh-tokoh masyarakat Kalimantan Selatan ketika hendak mengundang harus juga melihat rekam jejak orang dimaksud.
Menurut kabar mereka tidak menginginkan jika suatu saat terjadi hal-hal yang bisa merusak citra negerinya apalagi terjadinya kekisruhan yang mengatasnamakan agama.

Masih menurut sumber, mengenai sosok ustad Khalid Basalamah, beliau itu adalah orang yang pernah menghina rakyat Aceh dalam ceramahnya. Secara emosional Banjarmasin di Kalimantan Selatan adalah saudara dekat dengan Aceh sejak dulu yang terikat dengan hubungan batin, seiman dan seakidah.

Makanya rakyat Kalimantan Selatan tidak ingin menerima orang-orang yang telah merusak nama Aceh dengan penghinaan sebagaimana yang telah dilakukan ustad Khalid tersebut.
Apalagi jika dilihat dari ceramahnya yang sangat kontradiksi dan kontroversi, dikhawatirkan akibat kedatangan dan pengajiannya bisa mengundang konflik dan kekacauan di Kalimantan Selatan.

Kemudian dijelaskan lagi, pembubaran tersebut sifatnya umum dan berlaku selamanya di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
Masyarakat Kalimantan Selatan pecinta Ahlu Sunnah Wal Jamaah sudah sangat sadar bahwa Khalid Basalamah membawa misi ajaran kelompoknya yang dikenal sebagai intoleran bahkan takfiri.

Dan rakyat Kalimantan Selatan mengkahwatirkan terjadi kerusuhan bila sempat diterima, dan mereka juga tidak ingin dihina seperti rakyat Aceh.
Masyarakat Kalimantan Selatan bahkan segera mengumunkan secara langsung melalui mikrofon-mikrofon di mesjid Hasanuddin Madjedi jika kajian penuh misi pengkafiran (takfiri) oleh Khalid Basalamah harus dihentikan selama lamanya di Kalimantan Selatan.

Mudah-mudahan saja daerah lain dapat mengambil sikap menolak Wahabi.
Mainsource : http://k4barmuslim.blogspot.co.id/2016/08/alhamdulillahkalimantan-selatan.html

Pagi Ini GP Ansor Lamongan Hadang Khalid Basalamah

Banser Lamongan yang siap hadang khalid Basalamah.  Banser Lamongan yang siap hadang khalid Basalamah.
LAMONGAN | duta.co - Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, bersikeras menolak kedatangan Dr Khalid Basalamah, MA yang rencananya pagi ini Sabtu (3/9/2016) memberikan ceramah di Lamongan. Alasannya, isi ceramah Khalid Basalamah sangat berbahaya, bukan saja merusak ukhuwah umat beragama, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

“Dia termasuk dalam daftar 81 penceramah yang berbahaya. Ini sudah dilakukan kajian oleh  Mejelis Ulama Indonesia. Ceramahnya provokatif, mengadu domba umat, bahkan merongrong NKRI. Karenanya, kami minta dengan hormat kepada polisi untuk tidak memberikan izin,” begitu disampaikan Mashur, Ketua GP Ansor Lamongan usai beraudensi dengan Wakapolres Lamongan Kompol Mukti, Jumat (2/9/2016).

Aspirasi GP Ansor ini, direspon langsung oleh Wakapolres. Pihaknya berjanji sesegera mungkin untuk melakukan dialog dengan pihak terkait seperti MUI, Kejaksaan, Bakesbang dll. “Kami sesegera mungkin membahas ini dengan pihak terkait,” kata Kompol Mukti kepada puluhan anggota GP Ansor dan Banser Lamongan yang turut hadir dalam audiensi tersebut.

Seperti diberitakan, penolakan dai-dai yang diduga kuat membawa ajaran wahabi ini, juga terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya di Lamongan, ribuan umat Islam di Pamekasan, Madura juga turun gunung menolak kedatangan Syafiq Riza Basalamah Lc MA. Alasannya sama, isi ceramah Syafiq sangat provokatif dan merongrong NKRI.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Pemerintah harus hadir. Menurut Dr Achmad Muhibbin Zuhri, Ketua Nahdlatul Ulama Kota Surabaya fenomena penolakan dai radikal sudah lama timbul di masyarakat, bahkan termasuk Surabaya. Oleh karena itu negara perlu mengantisipasi terhadap potensi disharmoni dan konflik sosial yang disebabkan oleh penyebaran faham ekstrem tersebut.

Menurut Cak Ibin, panggilan akrabnya, kondisi sekarang ini sudah sangat mengkhawatirkan. Ujungnya bisa terjadi konflik horisontal. Ini jangan sampai terjadi, karenanya, aparat harus melakukan tindakan menghentikan kegiatan dakwah atau bentuk propaganda lain yang menebar kebencian (hatespeech). Nota kesepamahan tentang tindakan menebar kebencian ini, sudah diteken antara NU dan Polri.

“Dakwah yang isinya mengolok-olok, mencibir, menyalahkan, mengkafirkan, membid’ah-bid’ah-kan sebuah amalan atau keyakinan yang dipedomani oleh masyarakat dan merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, jangan sampai terjadi. Ini berbahaya, apalagi sampai merongrong NKRI,”ujar Cak Ibin yang juga dosen di Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya, saat dikonfirmasi, Sabtu (27/8).

Lebih lanjut ia mengatakan penyebaran faham ekstrem, meskipun berdalih agama, dapat mengganggu ketertiban umum dan lebih dari itu mengancam keamanan nasional. Masalahnya adalah peraturan perundangan kita tidak cukup memadai untuk menindak penyebaran substansi ajaran atau faham ekstrem sebelum termanifestasi menjadi tindakan yang merugikan. ”Oleh karena itu, perlu segera didorong penyusunan undang-undang Keamanan Nasional untuk mengatasi problem tersebut,” ujarnya. (mky) / http://duta.co/nasional/item/4767-pagi-ini-gp-ansor-lamongan-hadang-khalid-basalamah

NU Kalsel Tak Ada Urusan dengan Khalid Basalamah

BANJARMASIN | duta.co - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimatan Selatan (Kalsel) perlu meluruskan berita soal  penolakan pengajian akbar yang diasuh oleh narasumber dari Salafi Wahabi Ustadz Khalid Basalamah, apalagi berita itu sudah menyebar di dunia maya.

“NU Kalsel secara lembaga tidak pernah mengurusi tokoh Wahabi, termasuk Dr Khalid Basalamah itu. Pekerjaan NU Kalsel masih terlalu banyak,” kata Dr HM Syarbaini Haira, MSi. menanggapi berita ramainya penolakan pengajian yang diasuh Khalid Basalamah.

Menurut KH Syarbaini, masih banyak pekerjaan NU yang jauh lebih penting untuk diurus ketimbang sibuk mengurusi orang lain. NU secara lembaga dan pribadi dirinya, tidak pernah berpikir menolak kehadiran Khalid Basalamah, walau pun dirinya paham selama ini, ketika dia ceramah selalu mencerca dan mencaci alaman (warga) NU.

“Saya sendiri lebih suka melakukan dakwah bil hikmah, di mana kekerasan tidak harus dilawan dengan kekerasan, caci maki tidak harus dilawan dengan hinaan,” jelasnya sambil menegaskan, bahwa, dirinya tidak setuju dengan aksi penolakan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Tetapi, diakui, sikap pribadi ini tidak serta merta diikuti generasi muda NU. Karenanya, jika kalangan generasi muda NU yang tergabung dalam Ansor dan Banser, serta generasi pencinta Guru Sekumpul, lantas membuat sikap menolak tokoh Wahabi itu, itu urusan mereka, hak mereka. NU tidak bisa melarangnya.

“Itu bagian dari eksperesi mereka, barangkali mereka gemas melihat gaya dakwah pasukan Wahabi yang pekerjaannya selalu mengobok-obak keyakinan umat beragama lain di daerah mereka. Tetapi, sekali lagi, itu bukan sikap NU secara lembaga, karena NU tetap dalam semangat tawasuth, tasamuh dan tawazun,” jelasnya.

Seperti dilansir situs islam fakhox.ga, 17 Dzulqaidah 1437 H atau 21 Agustus 2016, bahwa masyarakat Kalsel menolak pengajian Khalid Basalamah karena isinya gerakan wahabi dan menjelek-jelekkan kelompok lain.

Penolakan terhadap Khalid Basalamah ini sudah pernah terjadi di Madura, Aceh, Samarinda, Batam. Karenanya, masyarakat Kalsel menolak Salafi Wahabi ke daerah yang dikenal dengan ulama-ulama besarnya, seperti Syaikh Abdul Shamad Al-Banjari.

Menyangkut alasan mengapa pengajian wahabi dibubarkan, menurut sebagian tokoh masyarakat setempat, karena masyarakat Kalimantan Selatan tidak ingin suasana damai menjadi kacau balau. Karena itu, disepakati ketika hendak mengundang muballigh harus melihat rekam jejak orang dimaksud. Menurut kabar mereka tidak menginginkan jika suatu saat terjadi hal-hal yang bisa merusak citra daerah apalagi terjadinya kekisruhan yang mengatasnamakan agama.

Masih menurut sumber fakhox.ga, mengenai sosok Khalid Basalamah, dia itu dianggap pernah menghina rakyat Aceh dalam ceramahnya. Secara emosional Banjarmasin di Kalimantan Selatan adalah saudara dekat dengan Aceh sejak dulu yang terikat dengan hubungan batin, seiman dan seakidah.

Makanya rakyat Kalimantan Selatan tidak ingin menerima orang-orang yang telah merusak Aceh dengan penghinaan sebagaimana yang telah dilakukan Khalid tersebut. Apalagi jika dilihat dari ceramahnya yang kontradiksi dan kontroversi, dikhawatirkan akibat kedatangan dan pengajiannya bisa mengundang konflik dan kekacauan di Kalimantan Selatan. Kemudian dijelaskan lagi, pembubaran tersebut sifatnya umum dan berlaku selamanya di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.

Masyarakat Kalimantan Selatan pecinta Ahlu Sunnah Wal Jamaah sudah sangat sadar bahwa Khalid Basalamah membawa misi ajaran kelompoknya yang dikenal sebagai intoleran bahkan takfiri.
Sementara rakyat Kalimantan Selatan mengkhawatirkan terjadi kerusuhan. (mky) / http://duta.co/nasional/item/4305-nu-kalsel-tak-ada-urusan-dengan-khalid-basalamah

Alhamdulillah.. Kalimantan Selatan Bubarkan Pengajian Takfiri Berkedok Agama Oleh Ust. Khalid Basalamah

*Warga Kalsel simpati pada Aceh yang menolak Wahabi tapi dihina ustad Khalid Basalamah


Surat penolakan warga & tokoh-tokoh masyarakat terhadap Ustad Khalid
Mudhiatulfata.com, Banjarmasin - Allahu akbar,. alhamdulillah ternyata umat islam sebagian besar warga di nusantara telah banyak yang menydarai siapa itu Salafi atau Wahabi dengan segala kesesatannya yang suka menamai dirinya sebagai pengikut Sunnah.
Berikut ini sebuah informasi yang layak untuk disimak dan diapresisasi, datang dari negeri Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Setelah daerah-daerah lain seperti Madura, Aceh, Samarinda, Batam yang rakyatnya secar tegas menolak Salafi Wahabi kini juga datang kabar dari negeri yang dulu cukup dikenal dengan islam dan ulama-ulama besarnya, seperti Syaikh Abdul Shamad Al-Banjari.

Seperti yang dilansir oleh sebuah situs islam fakhox.ga terbitan 17 Dzulqaidah 1437 H atau 21 Agustus 2016, mengabarkan bahwa sebuah pengajian akbar yang diasuh oleh narasumber dari Salafi Wahabi yaitu ustad Khalid Basalamah ternyata telah dibubarkan secara resmi.
Menyangkut alasan mengapa dibubarkan, menurut sebagian tokoh-tokoh masyarakat setempat menjelaskan bahwa mereka tokoh-tokoh masyarakat Kalimantan Selatan ketika hendak mengundang harus juga melihat rekam jejak orang dimaksud.
Menurut kabar mereka tidak menginginkan jika suatu saat terjadi hal-hal yang bisa merusak citra negerinya apalagi terjadinya kekisruhan yang mengatasnamakan agama.
Masih menurut sumber, mengenai sosok ustad Khalid Basalamah, beliau itu adalah orang yang pernah menghina rakyat Aceh dalam ceramahnya. Secara emosional Banjarmasin di Kalimantan Selatan adalah saudara dekat dengan Aceh sejak dulu yang terikat dengan hubungan batin, seiman dan seakidah.
Makanya rakyat Kalimantan Selatan tidak ingin menerima orang-orang yang telah merusak nama Aceh dengan penghinaan sebagaimana yang telah dilakukan ustad Khalid tersebut.
Apalagi jika dilihat dari ceramahnya yang sangat kontradiksi dan kontroversi, dikhawatirkan akibat kedatangan dan pengajiannya bisa mengundang konflik dan kekacauan di Kalimantan Selatan.
Kemudian dijelaskan lagi, pembubaran tersebut sifatnya umum dan berlaku selamanya di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
Masyarakat Kalimantan Selatan pecinta Ahlu Sunnah Wal Jamaah sudah sangat sadar bahwa Khalid Basalamah membawa misi ajaran kelompoknya yang dikenal sebagai intoleran bahkan takfiri.
Dan rakyat Kalimantan Selatan mengkahwatirkan terjadi kerusuhan bila sempat diterima, dan mereka juga tidak ingin dihina seperti rakyat Aceh. 
Masyarakat Kalimantan Selatan bahkan segera mengumunkan secara langsung melalui mikrofon-mikrofon di mesjid Hasanuddin Madjedi jika kajian penuh misi pengkafiran (takfiri) oleh Khalid Basalamah harus dihentikan selama lamanya di Kalimantan Selatan. 

Mudah-mudahan saja daerah lain dapat mengambil sikap menolak Wahabi. (yma) / http://www.mudhiatulfata.com/2016/08/alhamdulillah-kalimantan-selatan.html
 

Umat Islam Samarinda Tolak Wahabi dan Ustadnya (Firanda Andirja)

Warga kota Samarinda di depan kantor Gubernur 
Mudhiatulfata.com, Samarinda - Mungkin masyarakat gerah dengan segala sikap dan tindakan Wahabi yang menamakan dirinya sebagai Salafi. Karena masyarakat tahu siapa kelompok yang mengaku-ngaku dirinya sebagai Salafi adalah palsu. Dan bahkan kehadiran Salafi di dunia justru membuat umat islam terpecah-belahkan persatuannya.

Atas kesadaran warga di Samarinda yang telah mengetahui siapa Wahabi terutama Firanda Adirja yang selama ini banyak membuat kontradiksi bagi umat islam. Maka seperti yang dilihat ini warga Samarinda melakukan penolakan yang dilakukan oleh warga pecinta Ahlussunah Waljamaah Samarinda, Kalimantan timur, kepada ustad Wahabi Firanda Andirja (pada Kamis, 28/07/16).

Aksi warga Ahlussunnah Waljamaah (Aswj) ini dipimpinan oleh Habib Abdullah Assegaf, menyuarakan sejumlah tuntutan, antara lain:
1. Menolak dengan tegas kehadiran Firanda karena ceramahnya memuat pesan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) serta profokasi.
2.   Meminta kepada Pemerintah Provinsi, Walikota dan Kabupaten khususnya pihak penyelenggara untuk membatalkan kegiatan tersebut.
3. Ahlussunnah Waljmaah Kaltim akan tetap menjadi yang terdepan dalam membela dan mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan menjaga tradisi Aswaja dan siap bergerak atas izin restu para habib dan ulama.
4.   Kepala instansi terkait yang memiliki wewenang penuh untuk menjaga tegaknya aturan hukum di negeri ini untuk melakukan upaya persuasif terhadap kegiatan tersebut.
Warga yang menolak kehadiran Firanda masuk Samarinda dengan berbagai alasan selain dapat memicu konflik dan ketentraman warga, juga karena Firanda telah mengatakan bahwa orang tua nabi Muhammad Saw sebagai kafir. Dan pernyataan Firanda tersebut telah melukai hati umat Islam Ahlussunah khususnya warga NU.

Aksi yang sempat dikhawatirkan akan anarkis ternyata dapat berjalan dengan tertib dan damai dengan dibantu oleh pihak aparat setempat. 
Telah Adanya Rapat Penolakan
Penolakan tersebut bukan murni dari segelintir orang tapi adalah murni warga masyarakat di Samarinda yang beberapa hari sebelum acara telah membuat rapat penolakannya.
Dengan hasil rapat tersebut sepakat dengan penolakan kepada para pendangkal akidah umat (missionaris Salafi Wahabi) terutama pendakwah (ustad Firanda).
 
Sebagian warga Samarinda yang sedang membuat rapat penolakan Wahabi
Pada rapat tersebut juga dihadiri oleh para habaib dan guru-guru besar di Samarinda, menghasilkan anjuran agar menghadiri atau meramaikan penolakan di depan kantor gubernur. Dan dianjurkan dapat berpakaian putih serta diutamakan akhlak. Demikian pesan para sesepuh jaga adab dan akhlak dalam rapat. (yma)

sumber : pkspuyenganonline & beberapa sumber lainnya / http://www.mudhiatulfata.com/2016/07/umat-islam-samarinda-tolak-wahabi-dan.html

Teuku Wisnu dan Khalid Basalamah Live Streaming di Tribun Timur

Teuku Wisnu dan Khalid Basalamah Live Streaming di Tribun Timur
Selasa, 8 Maret 2016 22:39
Ustad selebriti Teuku Wisnu dan DR Khalid Basalamah MA. live streaming di You Tube Channel Tribun Timur Makassar. 
TRIBUN-TIMUR.COM - Ustad selebriti Teuku Wisnu saat ini sedang berada di redaksi Tribun Timur Makassar. Teuku Wisnu hadir bersama ustad DR Khalid Basalamah MA.
Di Makassar, ustad Khalid akan membawakan ceramah gerhana matahari di Pantai Losari besok.
Sementara Teuku Wisnu hadir di Makassar untuk tablig akbar di masjid Al Markaz Al Islami pukul 09.00 wita besok.
Keduanya sempat live streaming di You Tube Channel Tribun Timur, membahas mengenai generasi emas Islam(*) http://makassar.tribunnews.com/2016/03/08/saksikan-live-streaming-teuku-wisnu-dan-khalid-basalamah-di-tribun-timur

Ibnu Sina Cerita Ayahnya Sering Lupa Anaknya

Ibnu Sina  Cerita Ayahnya Sering Lupa Anaknya
BANJARMASIN - Sebanyak 250 lanjut usia berkumpul di Aula Mesjid Hasanuddin Majedi. Mereka hadir memeringati hari lansia sedunia yang jatuh hari ini.
Dalam kegiatan itu, hadir juga Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina dan Kepala Dinsosnaker, Agus Surono. Ibnu juga sempat berbincang dengan para lansia.
Menariknya, ada lansia yang malah lupa jumlah cucu dan cicitnya. “Kebanyakan pak wali. Saya lupa,” kata lansia berusia 80 tahun lebih itu.
Dalam kesempatan itu Ibnu juga sempat menceritakan ayahnya yang masih hidup dan berusia 81 tahun. Meski masih sehat, namun agak pikun.
“Beliau cerita saat masih muda berjualan intan. Pas lagi asyik bercerita, beliau malah tanya ke saya, kamu siapa? Lantas saya bilang, saya Ibnu. Baru ayah saya ingat,” cerita Ibnu.
Meski begitu, Ibnu bangga dengan ayahnya. Dia pun berharap usia sang ayah bisa lebih panjang lagi. Dia pun minta doa para hadirin agar diberi kesehatan pada ayahnya.
Dalam kesempatan itu, para lansia diberi tali asih berupa sembako. Mereka sebagian dari 6000 lebih lansia yang ada di Banjarmasin.
Sumber : banjarmasinpost.co.id/ http://www.pks-kalsel.or.id/ibnu-sina-cerita-ayahnya-sering-lupa-anaknya/

Wali Kota Banjarmasin Jadi Pembicara Seminar di Masjid Ar-Rahim

Wali Kota Banjarmasin Jadi Pembicara Seminar di Masjid Ar-Rahim
BANJARMASIN – Dua hari menjelang lebaran Idulfitri, tepatnya 2 Juli 2016, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina akan akan menjadi pembicara di seminar sehari tentang Pendidikan Psikologis Karakter dan Kesehatan di Masjid Ar-Rahim Jalan Sultan Adam Banjarmasin.
“Pembicara seminar nanti Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Kegiatan ini bekerjasama dengan Majelis tablig daerah, Majelis Ar-Rahim dan Lazismu” papar Ketua Takmir Ramadhan Ar-Rahim, H Khairul Anam, SH, MKes, Selasa (28/6/2016).
Dijelaskan dia, tujuan kegiatan ini membentuk karakter remaja. “Sekarang ini banyak tindak kekerasan dengan sasaran remaja dan pelajar,” tandasnya.
Ditambahkan Khairul, yang diundang di acara ini anak-anak panti asuhan dan remaja di sekitar Jalan Sultan Adam terdiri 150 orang.
Dijelaskan dia, anak panti yang diundang sekitar 84 orang dan nantinya mereka akan mendapat santunan.
Sumber : banjarmasinpost.co.id / http://www.pks-kalsel.or.id/wali-kota-banjarmasin-jadi-pembicara-seminar-di-masjid-ar-rahim/


Judul ini bukanlah materi kajian maupun mentoing yang biasa saya hadiri, namun judul ini adalah judul dari sebuah buku oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah yang karena kami mendapatkan tugas mentoring setelah materi mengenai Rahasia Jodoh, kami ditugaskan untuk menonton video dari Rodja TV tersebut yang kemudian dipresentasikan.
Daripada kami tidak share mengenai tugas ini, jadi kami tulis dalam blog dan silahkan antum untuk menontonya langsung disini.


Jazakillah


Santri dan Pemuda Madura Tolak Kedatangan Ustadz Wahabi "Syafiq Riza Basalamah"

Santri dan Pemuda Madura Tolak Kedatangan Ustadz Wahabi "Syafiq Riza Basalamah"NetOopsblog protected imageNetOopsblog protected imageNetOopsblog protected image
MusliModerat.Com -- Rencana kedatangan salah satu tokoh wahhabi Ustad Syafiq Riza Basalamah pada hari sabtu 27 Agustus 2016 ditolak keras oleh Gerakan Santri dan Pemuda Rahmatan Lil Alamin (GASPER) dengan menggelar aksi demo besar-besaran di Jl. Diponogoro jumat (26/08/2016) siang.

Kedatangan Ustad Syafiq Riza Basalamah rencana akan mengisi kajian Ilmiah Islam di Masjid Ridwan Jl. Diponogoro No. 103 Pamekasan dan Masjid Al-Munawwaroh Jl. Segara Pamekasan. Namun kegiatan itu mendapatkan penolakan hingga  GASPER turun jalan.

Koordinator Aksi (KORLAP) saat menyampaikan orasinya di hadapan ratusan masa itu mengatakan tokoh yang akan didatangkan kedua masjid besar di kota yang edentik dengan Bumi Gerbang Salam ini merupakan tokoh kontroversial yang tidak sesuai dengan aqidah islam terutama di Madura.

"Kami mengingatkan kepada takmir kedua masjid ini jika kedatangan tokoh yang sangat kontroversial ini tetap didatangkan di kota yang sangat aman, rukun dan harmonis maka kami akan menggelar aksi lebih besar dari ini" ungkap Korlap.

Saat aksi sedang berlangsung Kapolres Pamekasan melakukan mediasi dengan pihak-pihak terkait diantaranya perwakilan kedua takmir masjid dan perwakilan GASPER. Namun seperti yang disampaikan korlap aksi mediasi itu tidak berhasil karena masjid Ridwan tidak mau menanda tangani surat tuntutan dan tetap mau mendatangkan Usatad Syafiq Riza. Hingga besok sabtu 27 agustus 2016 akan mengadakan aksi besar-besaran semadura.(sb/infomadura.com)
 

NetOopsblog protected imageNetOopsblog protected imageNetOopsblog protected image
Imam Besar al-Azhar Syeikh Ahmad al-Tayeb disambut oleh umat Islam Cechnya.
MusliModerat.Com –   Terselenggaranya muktamar Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) Sedunia dengan tema “Siapa Ahlussunnah Waljamaah?” di Grozny, ibu kota Cechnya, membangkitkan tekanan dari kalangan takfiri dan intoleran Wahhabi terhadap Syeikh Ahmad al-Tayeb, Imam Besar al-Azhar, Kairo, yang telah membuka muktamar yang diselenggarakan pada tanggal 25 – 27 Agustus 2016 tersebut. 
Tak kurang, penulis Tunisia Samir Hijawi menebar propaganda anti al-Tayeb melalui akun facebooknya berisikan seruan supaya Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mencopot al-Tayeb.
“Tak ada celah dan tak ada pilihan sama sekali bagi el-Sisi kecuali mencopot Imam Besar al-Azhar Dr. Al-Tayeb dan dewan pimpinan (al-Azhar), karena jika tidak maka dia bertaruh dengan sesuatu yang merugikan Saudi,” tulis Hijawi, sebagaimana dilansir Watan, Jumat ( 2/9/2016).
Dia menambahkan, “Mustahil dapat akur dengan lembaga keagamaaan Saudi setelah lembaga ini dikeluarkan dari Islam, yakni singkatnya, al-Tayeb melayang.”
Hijawi membuat status facebook demikian menyusul adanya serangan masif para penulis dan aktivis Wahabi Saudi terhadap Syeikh Ahmad al-Tayeb yang telah menyatakan berlepas diri dari kaum Salafi/Wahabi pada kata sambutannya dalam pembukaan Muktamar Grozny.
Sebagaimana dilansir Rai al-Youm, Dewan Ulama Senior Arab Saudi dalam statemennya menyebut muktamar itu bermotif politik serta menebar fitnah dan perpecahan. Kecaman serupa juga dilontarkan oleh Syeikh Yusuf Qaradawi karena muktamar yang dihadiri oleh 200-an ulama Aswaja dari berbagai penjuru dunia itu antara lain tidak mengecam tindakan Iran dan Rusia di Suriah.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi pemerintah Mesir terhadap al-Azhar, ataupun dukungannya kepada deklarasi muktamar tersebut.
Al-Alam melaporkan meskipun mendapatkan tekanan dari dan Saudi, pernyataan sikap pedas al-Tayeb terhadap kaum Wahabi mendapat dukungan dari banyak aktivis Mesir melalui medsos. Mereka menilai al-Tayeb telah membela Islam moderat. Mereka juga menyerukan penolakan terhadap tekanan yang biasa dilakukan oleh Saudi.
“Saudi adalah fondasi terorisme dan kerusakan di dunia,” tulis seorang aktivis.
Aktivis Mesir lainnya menyebutkan, “Saudi mengira bisa semaunya membeli orang dengan uangnya… Tak bisa dibenarkan kecuali yang benar.”
Menurut Al-Alam, lebih dari 100,000 penganut Wahabi kebakaran jenggot dan bergerak melalui medsos untuk menyerang muktamar tersebut.
NetOopsblog protected imageNetOopsblog protected imageNetOopsblog protected image
Presiden Cechnya Ramzan Kadyrov dalam sebuah acara TV CBC
Presiden Cechnya Ramzan Kadyrov yang memfasilitasi muktamar tersebut mengatakan bahwa pertemuan ratusan ulama itu ditujukan untuk melawan gerakan “kaum Khawarij masa kini.”
Dalam sebuah acara TV CBC, Kamis (1/8/2016) dia menyindir ekstrimis Salafi/Wahabi dengan mengingatkan bahwa generasi baru umat Islam di dunia sedang diacak-acak dan dikacaukan oleh kaum Khawarij tersebut.
“Muktamar Aswaja tak ada kaitannya dengan Presiden (Rusia) Vladimir Putin, dan kita adalah pelayan bagi Islam dan umat Islam,” katanya.
Dia kemudian menegaskan bahwa ISIS yang berhaluan Salafi/Wahabi telah membunuh ribuan orang, dan di Cechnya sudah ada tekad untuk membasmi Khawarij masa kini. (mm)
Sumber : http://www.muslimoderat.com/2016/09/pasca-muktamar-aswaja-sedunia-imam.html#ixzz4JAb72jEJ

Kesaksian Presiden Chechnya Saat Masih Jadi Mujahidin Dulu Memerangi Tentara Russia

Mudhiatulfata.com - Mereka dahulu dikenal sebagai mujahidin, adalah orang-orang yang berjuang membela agama dan negerinya dari pada jajahan tentara-tentara kuffar Russia. Tapi itu dulu saat Russia masih dikuasai komunis dan suka memerangi orang-orang islam. 

Namun sekarang jaman telah berubah bahkan bisa dikatakan berbalik, kini Russia justru hampir menjadi negara yang penduduknya mayoritas sebagai muslim terbesar di Eropa. Masih ingatkah seperti kata Pastur Nasrani Ortodox Russia yang memprediksikan islam akan menjadi agama terbesar di Russia?
Berikut ini, tersebutlah kabar saat Presiden Chechnya, Ramzan Ahmadovic ditanya mengenai siapa teroris dan mujahidin. Namun ia menjawabnya dengan menanyakan kembali sembari mengingatkan riwayat sejarah terbentuknya negara Chechnya sebagaimana dalam petikan ini :

"Tahukah anda berapa orang tentera kami semasa kami menumpaskan Russia? Jumlah keseluruhan tentera Mujahidin tidak lebih dari 4,000 orang di seluruh Chechya. Hanya 837 Mujahidin sahaja berada di Grozny, ibu kota Chechya. Tentera Russia yang mengepung Grozny berjumlah 12,000 orang! Kami 837 Mujahidin telah berhasil menewaskan 12,000 orang tentera Russia!"

"Bagaimana ini boleh berlaku? Allah menyatakan dalam Al-Quran bahawa dengan bantuan Allah, SubhanalLah, sekecil manapun jumlah kamu, kamu boleh mengalahkan ribuan dan ribuan orang kuffar."

"Tahukah kamu kenapa kami begitu berjaya, mengalahkan tentera Russia hanya dengan sebagian kecil tentera? Ketahuilah, Islam yang awal datang kepada kami di Chechya, Daghestan, Russia dan Tataristan serta negara-negara tetangga di sini adalah melalui kaum Sufi. Dan sejak itu pula Islam telah terpelihara semasa zaman Komunis dari generasi ke generasi dalam masa yang panjang adalah kerana Tasawuf."

“Tahukah kamu bagaimana islam ini dipelihara? Melalui zikrullah dan selawat ke atas Nabi Saw. Kami ini adalah pengikutnya kaum Qadiri dan Naqshabandi di Chechya. Sebelum kami bertolak ke segala arah medan tempur, kami akan duduk dalam bulatan dan mengalunkan qasidah Burdah Al-Bushiri."

"Kami mengalunkannya dalam satu suara, sementara kamu akan mendengarnya sebagai suara keras yang kemudian kami akan berselawat kepada Nabi Saw, kemudian berzikir lalu kami pun keluar maju untuk berperang, itulah dengan berkat selawat-selawat yang kami baca ini ke atas Nabi Saw dan juga dengan zikir kepada Allah begini."

Masya Allah, ternyata sejak presiden pertama Chechnya Akhmadovic Kadyrov hingga presiden sekarang adalah pecinta Rasulillah Saw, pecinta Ahlul Bait Nabi dan juga pelaku Maulid. Ia juga orang yang suka bertabarukan pada benda-benda peninggalan Rasulullah yang sering disebut orang sebagai bid’ah. Dan ia pun juga selalu menangis saat memegang benda milik Rasulullah itu yang mengingatkannya betapa besar jasa kecintaan Rasulullah membawa keselamatan umatnya.

Presiden ini pun juga selalu memerintahkan rakyat dan pasukan /tentaranya tidak melupakan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, dan ia juga yang tiap tahunnya membagi-bagikan uang kepada anak-anak muslim yang memiliki nama seperti nama nabi Muhammad, Isteri Nabi, Sahabat Nabi dan Ulama-ulama besar.
Dan ia pula orang yang telah bersumpah demi Allah akan membunuh para teroris (Wahabi) atau kaum fundamentalis yang mengatasnamakan agama, juga telah membunuh alim ulama dan berkhianat kepada negerinya. Oleh sebab itulah para perusak akidah dan pemecah belah umat islam itu tidak bisa leluasa lagi untuk memasuki wilayahnya.
Subhanallah..sungguh besar perhatiannya Presiden Checnya ini pada agama islam ini, betapa makmurnya negeri yang kini sedang ia pimpin hingga ia dan negaranya disegani dan diperhitungkan oleh dunia internasional. (yma) / http://www.mudhiatulfata.com/2016/09/kesaksian-presiden-chechnya-saat-masih.html

4 komentar:

  1. Media kok kyk gini??
    Asal mengkafirkan??

    BalasHapus
  2. Astagfirullah, Admin Tahu Apa Wahabi ? Admin Tahu Salafy ? Kalau Mereka Ceramah Udah Bilang ALLAH Berfirman, Rasulullah Bersabda, Ente Masih Mau Nolak ??? Dalilnya Jelas, Al Quran Dan Hadits.

    BalasHapus
  3. Media Apaan ini?, mau-mau aja anda sebagai admin dibodohi untuk menghina dan menghujat 'Ulama. Mereka masih Pake Qur'an dan Hadist sebagai bahan Kajian Ilmu..

    BalasHapus